Aidan menarik kembali tangannya lalu menjawab, "Maaf, gue jadi ngerepotin lo, Qi. Gue jadi ngerasa bersalah sudah membawa lo ke sini, padahal hari ini lo baru pulang, gue gak nyangka lo baik banget," tutur Aidan jujur dan merasa tidak enak menyusahkan adik sahabatnya itu.
Sekali lagi Qila tersenyum. "Gak apa-apa kok, aku senang bisa lihat bayi ini." Setelah itu, Qila pun keluar kamar, menuju ke arah dapur.
Aidan membuang nafas lega, memukul sedikit dadanya. "Astaga, kok gue deg-degan gini sih kalau dekat sama nih cewek," batin Aidan duduk di tepi ranjang dan melihat bayi itu. "Oh ya, gue belum memastikan isi kardusnya, lebih baik gue cek dulu, mumpung bayi ini lagi tidur."
Aidan pun meninggalkan bayi itu, keluar mencari kardus tadi. Untung kardus itu masih ada di atas meja, Aidan pun buru-buru mengecek isinya. Benar saja, ada satu jejak yang ditinggalkan di bawah selimut. Secarik kertas berisi tulisan untuknya.
23 Agustus 2021
Yth. Tuan Aidan Zaffanio.Maaf, aku sangat-sangat minta maaf telah menyerahkannya padamu, jujur sejujurnya aku takut tidak mampu merawatnya sendirian. Mungkin kamu syok saat ini mendapat kardus itu, tapi aku berharap kamu dengan baik hati mau menerima Aiko, anak itu tidak bersalah, akulah yang bersalah tidak jujur padamu saat itu sehingga terjadi kecelakaan cinta satu malam pada tahun lalu. Sebagai Ibu yang sudah mengandung dan melahirkannya, aku tidak tega membiarkan dia menangis ingin bersamamu. Kamu yang sebagai ayah kandungnya, aku berharap kamu mau menyayangi dan mencintai darah dagingmu sendiri.
Aku sangat berterima kasih bila kamu percaya dan menerima Aiko. Maaf sudah mengusik hidupmu, Tuan Aidan.
From AM.
….
Deg… deg…
Aidan menjatuhkan dirinya ke sofa, duduk terdiam dan sangat terkejut telah membaca surat itu.
"Ini maksudnya gue adalah ayah bayi itu?"
Aidan sekali lagi mengulangi surat itu. Dia masih tidak percaya tulisan itu, tapi jika dipikir-pikir, bayi itu memang mirip dengannya waktu masih bayi.
"Aghhh, siapa AM ini? Kenapa dia membuat hal konyol yang tidak lucu ini ke gue?!" racau Aidan meremas rambutnya. Bingung dan pusing mengartikan setiap kata-kata surat itu.
"Bayi itu darah daging gue? Tapi sejak kapan gue bercinta dengan AM?"
"Apa jangan-jangan ini jebakan?"
"Tapi kalau benar, gue gak perjaka lagi dong?"
Aidan lumayan frustasi mencerna tulisan itu. Sampai-sampai dia melihat pisang rajanya dan berpikir pisang raja di dalam celana sudah tidak berharga lagi.
"Ahhhh, ini namanya pelecahan dan pencemaran nama baik! Dia ini pasti gila sudah tulis dan kirim bayi itu padaku!"
"Aku ini masih perjaka, dan tidak pernah bercinta dengan orang gila ini!"
Aidan kembali mengoceh sendirian, memarahi surat di tangannya. Sorot matanya menyiratkan kebencian pada inisial AM.
Qila di dekat pintu dapur menunduk saja mendengarnya. Terlihat dia sedih melihat Aidan sepertinya marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pemilik Hati Tuan Aidan
Roman pour AdolescentsMohon bijak memilih🔥 bacaan ya bestie, Terima kasih. Facebook : Camellaa Mencintai adik kelas itu sudah biasa, tapi bagi Aidan (17 tahun) itu sangatlah luar biasa dapat merasakan pertama kalinya jatuh cinta pada gadis gaul dan cerdas seperti Hana (...