Chapter 11

2.2K 187 21
                                    

Warning : tidak cocok untuk anak dibawah umur, banyak adegan kekerasan, dll, mohon bijak dalam memilih bacaan









.











"Hanya tidak boleh membunuh bukan, bukannya tidak boleh melukai.."




🥀🥀🥀🥀🥀

.


Victor berjalan mendekati sosok gadis yang tengah duduk dengan seekor kelinci putih ditangan. Memberinya Strowberry? Aneh sekali. Pikir Victor.

Victor menatap kulit halus Ruby, Ck, pria itu berdecak, selama ini dia tak pernah menggores apapun dikulit putih itu, sangat disayangkan.

"Bagaimana Jika lengan polos itu tertancap kaca? Bagaimana jika betisnya terkena beling? Apa warna darahnya? " Victor mengigit bibir, merasakan dibegitu penasaran dan ingin dirinya. Bayangan kulit putih Ruby dia aliri darah yang menetes.

Victor menatap sekitar, dan melihat balkon. Terdapat pot kaca berisi mawar biru penuh duri disana.
Victor menyeringai. "mawar biru bertambah merah. Akan jadi ungu yang mengesankan. "

Victor menaiki tangga, tak sabar akan rencananya. Berdiri di atas balkon, dan memegang pot kaca berisi mawar biru ditangannya. Memegangnya dipinggir balkon.

Seringainya lagi lagi  terlihat, Victor melepas satu persatu jarinya, hanya perlu hitungan detik sampat itu jatuh. "Saatnya mewarnai"

Lepasan terakhir jarinya, membuat pot itu benar benar jatuh kebawah.

Oh jangan harapkan super hero yang akan menolong. Tak ada Jimi. Membuat Victor tersenyum senang.

"Aw..." Rintihan dari bawah terdengar di iringi ringisan pedih.

"Yosh! " Victor bersulang untuk dirinya sendiri. Astaga kewarasannya kembali!

Dirinya merasa sangat waras.

Victor melihat kebawah, tapi sayang. Itu malah membuat berdecak.

"Ash.. sakit" itu Ringisan Ruby, gadis itu memegang lengan bajunya yang robek, merembes darah dari sana.

"Sial, bagaimana cuman lengan! " Ucap Victor tidak puas, dan berlari kebawah. Untuk memulai acting idiotnya.

Victor tau pelakunya, ternyata Ruby sempat di tarik, oleh anjing kecil membuatnya segera menyingkir.

Victor menggeram. Ingatkan Victor untuk membunuh Anjing itu nanti.

"O-oh Astaga Ruby kenapa~" Victor memasang wajah sedih, dan berlutut dekat Ruby.

Ruby hanya tersenyum menahan perih.
"Aku tidak papa"

"Sini biar Victor lihat " bukan hanya melihat, Victor tanpa aba aba langsung mencengkram lengan Ruby, membuat darah merembes melalui jari jarinya. Membuat Ruby menjerit.

"Oh tidak sakit!"

"Oh maaf" Victor dengan sengaja mengusap lengan berdarah dengan tangannya yang kotor karna tanah, membuat beberapa batu  tajam makin tertancap didalamnya.

"Ash Victor hentikan" Ruby menahan tangan Victor, sungguh lukanya yang perih makin terasa perih, bahkan berdenyut menyakitkan.

"Sakit hiks.. hentikan" Ucap Ruby.

Tapi apa yang dilakukan Victor, pemuda itu malah memiringkan kepala dengan wajah polosnya. Bertanya"Memang kenapa?"

Ruby tak tahu harus berkata apa, diapun menggeleng.

My Idiot Psycho boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang