Karena idealnya, setiap pertanyaan
dalam hidup itu harus diujicobakan
terlebih dahulu sebelum akhirnya
ditujukan kepada yang bersangkutan.Dan barangkali kita hanya bagian
dari uji coba tersebut, bukan sebagai
penjawab pertanyaan itu sendiri.Ditambah lagi, belajarlah membuat
pertanyaan yang baik dulu sebelum
menjawab pertanyaan dengan baik.Itu baru kategori baik, bukan benar
apalagi tepat.***
Malam memang selalu redup. Sekalipun terang, namun sisi gelapnya tidak akan pernah hilang dalam pandangan mata. Terkadang malam mampu membuat hati menjadi rollercoaster, jika hujan bisa saja sedih, jatuhnya galau.
Malam juga sangat identik dengan makan. Kebanyakan orang merasa lapar jika sudah jam delapan ke atas. Pada saat itu, muncul ide-ide untuk jajan atau membuat sesuatu di dapur.
Sama halnya seperti saat ini, di bawah langit malam yang redup, lima orang duduk di sana dengan masing-masing tangannya mencomot kue serabi pemberian Kares. Beberapa diantaranya tertawa lepas, beberapa lainnya terdiam hanya menyaksikan.
"Gue nggak tau kalau ini enak," ucap Lando yang sudah habis tiga biji.
"Lo kan pinter masak, masa nggak pernah nyoba ini sih?" kata Liora heran, kemudian menatap Gevan di sampingnya dengan tanda tanya.
"Gue jarang nemu jajanan ini, Ra." Lando mengangguk-anggukan kepalanya, menikmati kue serabi itu.
Kares mendelik ketus, "norak banget sih, keliatannya lo emang jarang makan makanan tradisional."
"Nggak gitu, Mbak. Di daerah sini kan emang jarang yang jual, kalaupun ada juga buset antriannya kayak simulari gerbong kereta! Panjang bener!" seru Lando kembali heboh.
"Gue kan udah bilang, jangan panggil gue mbak! Dikira tukang jamu." Kares memutar bola matanya malas, lalu tangan bersihnya merobek sedikit kue serabi yang telah diambilnya. Memasukkan bagian kecil itu di ke dalam mulut.
Liora dan Gevan terlihat tenang sekali memperhatikan interaksi dua sejoli di hadapannya. Oh iya, ada Viola juga di sana. Cewek itu juga tenang sekali menyimak obrolan ringan mereka, tampak tak tertarik untuk ikut bersuara.
"Dimana-mana tuh makan mie ayam harus diaduk biar bumbunya rata, biar makannya juga adil dapet semua bagian, mulai dari ayam, sayur, mie..." ujar Kares yang masih berdebat dengan Lando.
"Gue nggak gitu, tuh. Yang diaduk mie sama sambel-sambelnya doang, biar ayam sama sayurnya misah."
Lihatlah, sampai mana perdebatan mereka?
Sejak tiba di kedai mie ayam dekat parkiran ini, Kares dan Lando mendebatkan banyak hal. Entahlah, seperti pendapat mereka selalu berbeda. Namun itu lucu sekali, marahnya Kares bukan marah betulan.
"Udah! Nih, mienya udah jadi. Jadi lo berdua berhenti ribut," ucap Gevan saat mie ayam pesanan mereka tiba.
"Gue lebih tua dari lo, sopan sedikit." Kares berucap sambil mengambil dua mangkuk, satu untuknya dan satu lagi dia berikan kepada lelaki di sebelahnya--Lando.
![](https://img.wattpad.com/cover/287314295-288-k68919.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MOUSE ; JaeMinju [TELAH TERBIT]
Teen Fiction❝ Maaf, aku telah salah memilih perahu dalam pencarian samudra bernama "kamu". ❞ Gara-gara kemalasan Viola yang bolos mengikuti simulasi ujian sekolah, Liora menjadi terseret untuk menggantikan posisinya. Dia harus memakai identitas palsu milik Viol...