"Rheasilvea Mons, gunung tertinggi
di tata surya. Lebih tinggi dari
Gunung Everest, dia ada di Asteroid
Vesta. Tapi ada yang lebih tinggi,
yaitu cinta saya ke kamu yang
nggak ada ujungnya."***
Sekolah Menengah Yudhistira mengadakan bazar besar-besaran pada pekan menjelang tahun baru. Sekolah mewah itu seketika ramai, dipenuhi oleh deretan tenda-tenda yang tertata rapi di sisi lapangan.
Tenda-tenda itu menjual aneka macam barang maupun makanan. Ada buku, pakaian, aksesoris, makanan, minuman, dan lain-lain. Tentu saja semua itu dijajakan dengan harga yang sangat murah.
Kelas XI MIPA 2 tak mau kalah, mereka menghias tenda yang menjadi bagian mereka secantik mungkin. Membuat kedai yang satu itu terlihat sangat bersinar dan menarik. Beberapa rak yang berisikan buku dan makanan sudah tertata rapi di depan meja tenda mereka.
Sebelahnya, XI MIPA 3 juga tidak mau terlihat jomplang dari kelas tetangga. Kelas yang berdominan laki-laki itu menggunakan tema gelap sebagai konsep utama. Sangat kontras dengan konsep segar dari kelas XI MIPA 2.
"Masa bazar tendanya item, mau ngelayat lo?" celutuk Jova, cewek cerewet dari XI MIPA 2.
Samsul yang tengah memaku sambil berdiri di atas tangga itu lalu menunduk untuk melihat perempuan tadi. "Sirik aja lo, iri ya? Masa tema kelas lo kayak taman kanak-kanak!" balas Samsul.
Jova mendelik tajam, "ini tuh namanya tema aesthetic. Lo mana tau begituan, lo kan ketinggalan jaman!"
Samsul berancang-ancang ingin turun, namun Gevan yang memegang tangga justru menepak pantat lelaki itu. "Nggak usah macem-macem, maku aja terus!" perintah Gevan yang terlihat sangat senang.
"Aduh, jangan pegang-pegang bokong gue, cok." Samsul mendengus malas, lalu kembali memaku dengan goyangan kepala ketika mendengar musik melantun dari speaker sekolah.
"Va, gimana dekorasinya? Ada yang kurang? Sebentar lagi pembukaan, nih." Liora datang dengan name tag yang mengalung di lehernya, sebagai panitia.
"Aman, lo tenang aja, serahin semuanya sama kita. Lagian Melody juga udah rapihin barang jualannya, jadi begitu nanti buka, semua udah beres," jelas Jova.
Liora tersenyum puas menatap tenda kelasnya. "Bagus, gitu dong kompak."
Di samping, Gevan tersenyum lebar. Lelaki yang masih memegang tangga itu lantas bersiul. "Kiw, cewek. Dari mana aja?"
Liora menoleh, tertawa kecil mendengar ucapan Gevan. "Kamu tuh dari mana, dicariin Pak Azraf suruh gelar karpet tadi."
"Iya nih, Samsul minta tolong saya buat megang tangga. Kan nggak sopan ya, Ra?"
"Emang nggak ada orang lain? Rui? Wizdan?"
"Nggak usah ditanya, kesempatan besar gini mana mungkin disia-siain. Ya pasti lagi bucin." Gevan berucap dengan wajah memelas.
"Uhh kasian banget sih, sini-sini. Kita kan sama-sama sibuk jadi panitia, jadi kita juga punya banyak waktu buat duaan dong," kata Liora antusias. Gadis itu kini sudah berdiri di hadapan Gevan.
"Gemes banget pacar saya, nanti saya kasih voucher dari kedai kelas." Gevan merogoh sakunya, mengeluarkan lima lembar voucher yang nantinya diberikan pada Liora.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOUSE ; JaeMinju [TELAH TERBIT]
Teen Fiction❝ Maaf, aku telah salah memilih perahu dalam pencarian samudra bernama "kamu". ❞ Gara-gara kemalasan Viola yang bolos mengikuti simulasi ujian sekolah, Liora menjadi terseret untuk menggantikan posisinya. Dia harus memakai identitas palsu milik Viol...