Chapter 12 - Hiraeth - Kucing Pengcut
Kuroo mengambil jalan pintas dengan cara melompat dari area tangga. Jarak yang tidak terlalu tinggi, membuatnya begitu yakin kalau ia bisa mendarat tanpa cidera.
Alasan Kuroo ingin meninggalkan area pabrik, tidak lain karena dirinya sudah tahu- bahwa Kenma tidak berada didalam bangunan itu. Selanjutnya, mungkin Kuroo akan kesulitan mencari letak keberadaan Kenma. Hanya saja, ia tetap yakin kalau tempat Kenma bersembunyi tidak jauh.
Misi yang Kuroo miliki disaat itu adalah, menemui Kenma dan merusak komunikasi milik mereka.
Langkah Kuroo terhenti, ia mendapati rembesan air hujan dimana-mana, begitupula di area luar. Dua puluh meter diarah jam Sembilan, ada Sakusa yang sepertinya kesulitan menghadapi Tsukisima. Dengan sangat jelas, Kuroo bisa mendapati bagian wajah Sakusa yang bersimbah darah.
Tanpa berteriak, Kuroo hanya memberikan isyarat. Kedua tangannya lakukan gerakan membentang beberapa kali- sebagai perintah bahwa Sakusa harus bisa memberi jarak agar tidak terlalu dekat dengan Tsukisima.
Kuroo mengambil salah satu senapannya dari dalam tas. Ia membidik dengan hati-hati, sembari memperkirakan kemana Tsukisima akan bergerak selanjutnya.
Dengan satu tarikan nafas, Kuroo membulatkan tekad dan langsung menekan pelatuknya sebanyak satu kali.
Atas tindakannya, Tsukisima segera berhenti- sebab pandangannya teralihkan kepada Kuroo yang masih sibuk membidik.
Sekali lagi, Kuroo menarik pelatuknya dua kali berturut-turut."Satidaknya, lo harus belajar cara membidik yang benar-!" Ejek Tsukisima yang sudah berancang-ancang untuk menghampiri Kuroo.
DUAARR-!
Dua ledakan muncul secara bersamaan, membuat Tsukisima refleks memundurkan langkahnya. Serangan kejutan dari Kuroo berhasil melukai betis kiri milik Tsukisima.
"Omi, muka lo kenapa?" Tanya Kuroo dengan suara kerasnya itu.
"gapapa, Cuma dirobek dikit bibir gue." Balas Sakusa. Ia melepaskan masker yang menutupi hidung serta bibirnya, kemudian meludah beberapa kali karena banyak darah yang masuk kedalam mulutnya.
"Oke, lo abisin deh si kacamata-!" Kuroo melambai, kemudian segera melangkah pergi.
"Ya... sekarang gue tau kenapa Oikawa bilang, rencananya Kuroo itu berbahaya." Sakusa melangkah, merampas pedang milik Tsukisima- lalu melemparnya jauh-jauh.
Tsukisima mendecik kesal. Luka yang ia dapatkan, membuatnya tidak memiliki tenaga untuk berdiri lagi.
Semua tidak berjalan sesuai dengan rencana. Tsukisima benar-benar mengutuk alam, karena hujan datang dengan begitu tiba-tiba. Sebagai informasi, orang yang menggunakan kacamata, akan kerepotan apabila beraktivitas dibawah air hujan.
"lo pintar, sayangnya takdir nggak membiarkan elo buat menang." Sakusa melepas kacamata yang Tsukisima kenakan. Detik kemudian, sudah ada jarum yang tertancap tepat pada kedua pelipis Tsukisima.
Pada dasarnya, setelah Tsukisima bernasib malang- ia baru menyadari trik yang digunakan oleh Kuroo sebagai cara untuk melumpuhkannya.
Tembakan Kuroo yang pertama menggunakan peluru asli, sayangnya- peluru tersebut digunakan sebagai sebuah umpan agar target, yaitu Tsukisima- berhenti bergerak utuk beberapa saat.
Selanjutnya, Kuroo juga tidak membidik kearah tubuh atau titik vital milik Tsukisima. Sebaliknya, Kuroo mengincar bagian tanah yang menampung genangan air yang cukup banyak.
Disana, Tsukisima terkecoh dan berpikir bahwa bidikan Kuroo meleset.
Padahal, Kuroo baru saja berhasil menciptakan bahan peledak- yang bahannya berasal dari logam natrium.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiraeth - Miya Twins [ END ] ✓
FanfictionSebuah rasa rindu pasti bisa terobati dengan sebuah pertemuan. Tapi tidak semua orang akan mendapatkan timbal balik atas kerinduan yang tertanam didalam hatinya. Kadang, yang ingin ditemui- belum tentu ingin bertemu juga. Untuk itulah, seutas kabar...