Hiraeth - Chapter 1 - WHO?
Atsumu menekan tombol off pada lampu belajarnya. Matanya bergulir pada jam digital yang menunjukkan pukul sepuluh.
Hari itu Atsumu baru sadar, kalau ia berada dihadapan meja belajar lebih lama dari hari-hari biasanya.
Bukan tanpa sebab Atsumu berbuat demikian. Tapi karena sekarang ia tidak perlu lagi mengemban pekerjaan sebagai salah satu anggota mafia.
Atsumu, sepenuhnya telah menjadi seorang mahasiswa seperti pada umumnya.
ditengah lamunannya, ponsel milik Atsumu berdering. Ada panggilan masuk dari salah satu temannya.
"Kenapa, Shin...?" Atsumu langsung bertanya tanpa menyapa terlebih dahulu. Suaranya yang sedikit lunta, menandakan bahwa Atsumu tidak ingin berlama-lama bicara di telepon.
"Nggak, cuma mau ngabarin aja." Jawab Shinsuke. Kita Shinsuke.
"Soal apa?" Tanya Atsumu lagi.
"Nggak jauh dari sini, ada kedai onigiri yang baru buka. Kayaknya bakal jadi saingan kita, deh." Shinsuke menjelaskan situasi yang terjadi sepanjang hari itu.
Atsumu memijit pelipisnya pelan. Ia sampai lupa menanyakan perkembangan restoran yang saat ini menjadi satu-satunya harapan Atsumu untuk hidup.
Semenjak Atsumu memutuskan hubungan dengan dunia pasar gelap, ia sempat kebingungan- darimana nantinya ia akan mendapatkan uang.
Mata Atsumu terbesit pada sebuah figura kecil diatas meja belajarnya.
"Besok gue ke resto. Thanks infonya, Shin." Kata Atsumu.
"Oke, ditunggu." Ucap Shinsuke lalu memutus teleponnya.
Ponsel itu langsung diletakkan diatas meja, lalu tangan Atsumu bergerak mengambil figura yang tak jauh dari hadapannya.
"Sam, gue nggak pandai ngelola restoran." Ungkap Atsumu sembari memandangi foto tersebut.
Didalam figura itu, terdapat potret Atsumu- juga saudara kembarnya yang sedang tertawa.
Samu. Nama yang selalu disebut-sebut oleh bibir Atsumu itu, adalah milik saudara kembarnya. Miya Osamu.
Semenjak Atsumu benar-benar seorang diri, hanya saudara kembarnya yang ada didalam otak Atsumu. Seolah-olah, Osamu adalah petunjuk- apa yang harus dilakukan Atsumu selanjutnya.
"Tapi kalo elo, pasti pinter ngatasin hal kayak gitu." Timpal Atsumu lagi.
Atsumu mengingatnya, kalau Osamu sangat pandai dalam memasak. Segala sesuatu yang dibuat dengan kedua tangan Osamu terasa sangat lezat, dan rasanya sama persis seperti masakan Mamah.
Tidak bisa disangkal kalau sekarang Atsumu bisa hidup berkat pemasukan dari restoran yang umurnya belum ada setengah tahun.
"Gue pengen punya restoran, biar mamah, papah, sama Tsumu bisa makan sepuasnya." Atsumu membayangkan saat Osamu mengatakan hal tersebut.
Sebuah keinginan sederhana yang sangat berharga bagi Osamu. Tapi sayangnya, cita-cita tersebut tidak akan pernah terwujud.
Meskipun Atsumu sudah memiliki apa yang Osamu inginkan, rasanya tidak akan pernah sama. Atsumu tidak memiliki siapapun yang bisa ia ajak makan sepuasnya disana.
Keluarganya.
"Elo pasti marah kan, Sam? Bahkan gue gabisa maafin diri gue sendiri sekarang." Ringis Atsumu. Merasa bahwa dirinya tidak pantas menjalani apa yang didamba-dambakan saudara kembarnya itu.
Atsumu tidak pernah memiliki ruang lagi untuk sekadar mengucapkan permintaan maaf kepada Osamu. Dari dalam lubuk hatinya terdapat sebuah penyesalan yang besar, dan Atsumu merasa bodoh karena baru memiliki kesadaran setelah dua tahun berlalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiraeth - Miya Twins [ END ] ✓
أدب الهواةSebuah rasa rindu pasti bisa terobati dengan sebuah pertemuan. Tapi tidak semua orang akan mendapatkan timbal balik atas kerinduan yang tertanam didalam hatinya. Kadang, yang ingin ditemui- belum tentu ingin bertemu juga. Untuk itulah, seutas kabar...