Chapter 9 – Hiraeth - Yang Mengetahui Segalanya
Deretan toko-toko besar membuat Suna terkagum-kagum.
Bukan hanya bahan makanan yang super lengkap, tapi disana Suna menemukan harga yang pas.
“Lo selalu belanja bahan makanan disini?” Tanya Suna. Tangannya sibuk memilih cabai yang masih elok.
“Iya…” Jawab Shinsuke.
Suna kembali sibuk mengecek bahan-bahan yang perlu ia beli, sementara Shinsuke hanya mengekorinya dari belakang. Sesekali, Suna meminta rekomendasi kepada Shinsuke- toko mana yang kualitas bahan makanannya bagus.
Meskipun pusat perbelanjaan itu letaknya agak jauh dari area perkotaan, Shinsuke tidak keberatan jika harus melakukan perjalanan jauh. Semenjak restoran berdiri, Shinsuke juga sudah meminta nomor telepon dari beberapa toko yang ia jadikan sebagai suplai bahan makanan.
Jadi, jika stok mulai menipis- Shinsuke bisa meminta karyawan-nya untuk memesan langsung dari toko tersebut. Karena jumlah bahan makanan yang dipesan cukup banyak, Shinsuke juga sekaligus meminta toko tersebut untuk langsung mengantarnya ke restoran.
Shinsuke tidak keberatan jika harus berbagi informasi kepada temannya. Ia juga memahami, mana yang informasi yang masih bisa dibagi, dan mana yang harus disimpan sendiri. Setidaknya, Shinsuke percaya kalau rezeki tidak akan tertukar.
“Shin… Sorry kalau pertanyaan gue agak nyinggung.” Kata Suna.
Shinsuke hanya berdehem kecil, kemudian melirik sejenak.
Usai berbelanja, mereka belum membicarakan apapun. Suna baru berani berbicara setelah mereka hampir sampai ke lokasi Kedai milik Suna berada.
“lo udah tau masa lalu Atsumu?” Tanya Suna.
Shinsuke mengangguk. Perlahan-lahan, ia menghentikan mobilnya dan kini mereka sudah sampai tepat didepan kedai milik Suna.
“O..oh…” Gumam Suna.
Ada rasa keraguan untuk bertanya lebih lanjut. Suna hanya khawatir jika pertanyaan-pertanyaannya membuat Shinsuke terganggu.
Sangat sulit bagi Suna untuk menyimpan apa yang ia tahu.
Mulai detik itu, Suna merasa sedikit gelisah- dan Shinsuke adalah sosok pria baik di matanya.
Suna berharap, bahwa memberitahu Shinsuke adalah pilihan yang benar.
“Tau nggak…? Bunga Hydrangea itu bisa dibilang sebagai lambang permintaan maaf.” Shinsuke mengisi salah satu kursi kosong, yang baru saja ia turunkan dari atas meja.
Usai mendengarnya, Suna baru ingat bahwa bunga yang dibeli Osamu- adalah bunga hydrangea.
Sedariawal Suna sudah tahu kalau sikap Osamu kian hari, menjadi semakin aneh.
Ada banyak hal yang Osamu sembunyikan darinya, meskipun mereka berdua sudah menjadi seorang teman terbilang cukup dekat.
Suna sadar kalau dirinya-pun tidak banyak bercerita perihal hidupnya kepada Osamu.
Lagipula, Suna merasa kalau tidak ada hal baik yang bisa ia banggakan selama hidupnya.
Orang baik, adalah sebuah julukan yang Suna rasa- tidak pantas disandang olehnya. Meskipun ia sudah berhenti menjalani profesinya sebagai mafia. Suna tidak bisa menghilangkan fakta bahwa kedua tangannya sudah kotor berlumuran darah dari kesekian orang yang telah ia bunuh.
“gue nggak tau problematika apa yang Osamu punya sama orangtuanya.” Suna mendekati Shinsuke setelah mengunci pintu gudang penyimpanan. Lalu mendekat, dan duduk berhadapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiraeth - Miya Twins [ END ] ✓
FanfictionSebuah rasa rindu pasti bisa terobati dengan sebuah pertemuan. Tapi tidak semua orang akan mendapatkan timbal balik atas kerinduan yang tertanam didalam hatinya. Kadang, yang ingin ditemui- belum tentu ingin bertemu juga. Untuk itulah, seutas kabar...