Chapter 8 – Hiraeth – Ancaman
Sebuah kode morse yang dikirim oleh Shinsuke, langsung diteruskan melalui grup chatting. Atsumu ingin teman-temannya segera mengetahui kabar bahwa Suna sudah terbunuh. Saksi satu-satunya hanyalah Shinsuke, dan ia berujar bahwa Osamu-lah yang melakukannya.
Disatu sisi, Atsumu lebih tidak mempercayai atas apa yang diucapkan oleh Shinsuke itu. Atsumu begitu yakin kalau tidak ada konflik apapun dalam hubungan Suna dan Osamu. Rasa kecurigaan muncul lebih besar terhadap Shinsuke. sebab ia tidak memberikan alasan, darimana dirinya mengetahui jikalau Osamu-lah yang melakukan perbuatan keji itu, telebih terhadap teman baiknya sendiri.
Kedengarannya mungkin sangatlah jahat, tapi Atsumu belum bisa mempercayai Shinsuke.
“Loh, Suna mana?” Tanya Oikawa, mencabut salah satu earphone yang ia kenakan. Tangannya menarik kursi kosong yang berada tepat disebelahnya- kemudian mempersilahkan Shinsuke untuk menempati kursi kosong tersebut.
“Nggak dibuka-buka pintunya.” Jawab Atsumu dengan wajah yang dibuat-buat seperti sedang kesal. “coba elo yang bangunin gih, Sam.” Pinta Atsumu, yang langsung disetujui oleh Osamu.
Sebuah respon yang begitu natural. Atsumu tidak dapat menerka apakah Osamu benarlah pelakunya ataupun bukan. Jika memang Osamu telah membunuh Suna, seharusnya ada respon penolakan dari Osamu- karena ia pasti sudah mengetahui kalau orang yang ada didalam kamar itu sudah tak bernyawa.
Namun, bisa saja Osamu bersandiwara seolah-olah dirinya tidak tahu.
Jika itu benar, maka dimata Atsumu, Osamu terlihat jauh lebih mirip dengan mendiang Papahnya.
Beliau tidak pernah ragu, dan merasa bersalah setelah membunuh siapapun.
Masih jelas teringat, pertama kali Atsumu mendapatkan tugas untuk menghabiskan nyawa seseorang. Disaat misi telah selesai, kedua tangan Atsumu benar-benar dipenuhi oleh darah dari korban yang ia renggut nyawa-nya.
Rasa ketakutan menghantui Atsumu hingga tubuhnya terasa gemetaran.
“Oy… Shinsuke. bangun-mu siang juga, ya?” Ledek Kuroo, atau lebih tepatnya membuka topik agar Shinsuke mau berbicara.
Shinsuke tersenyum getir, sampai menyadari bahwa Kuroo melakukan gerakan ke berbagai arah dengan kedua tangannya.
“lo ngapain, Kur?” Sugawara terkekeh melihat Kuroo yang sesekali menguap sembari merentangkan tubuhya.
“tidur gue nggak nyenyak, pegel-pegel jadinya.” Jawab Kuroo, dan masih mengulangi gerakan tersebut beberapa kali.
Shinsuke terus mengamati, sampai ia tersadar bahwa Kuroo baru saja memberikan pesan kepadanya melalui sebuah kode. Shinsuke berpikir keras, ia berusaha mengingat gerakan kode-kode semaphore itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiraeth - Miya Twins [ END ] ✓
FanfictionSebuah rasa rindu pasti bisa terobati dengan sebuah pertemuan. Tapi tidak semua orang akan mendapatkan timbal balik atas kerinduan yang tertanam didalam hatinya. Kadang, yang ingin ditemui- belum tentu ingin bertemu juga. Untuk itulah, seutas kabar...