[1] Panitia

34 2 0
                                    

Auryn keluar dari mobil yang dikemudikan ayahnya. Wajahnya masih cemberut karena pagi-pagi sudah mendapat omelan dari mamanya agar tidak terlambat berangkat sekolah. Adi yang melihat raut wajah putri semata wayangnya itu hanya tersenyum kecil.

"Sudah sudah, wajahnya jangan cemberut kayak gitu, entar gak cantik lagi." ucap Adi dengan maksud menghibur putrinya.

Auryn hanya mengangguk sekilas. Ia kemudian melambaikan tangan dan dibalas anggukan kecil oleh Adi. Adi kemudian mengemudikan mobilnya meninggalkan SMA Taraksa.

Auryn melangkah malas memasuki gerbang utama. Moodnya di pagi hari hancur setelah mamanya merobek sketsa dress yang ia gambar bermalam-malam. Ia ketahuan begadang hanya untuk menyelesaikan sketsa itu sehingga menimbulkan kemarahan mamanya karena bangun terlambat pagi ini. Padahal bel masuk masih tinggal 30 menit lagi.

Begitu sampai di depan lobby, langkah Auryn terhenti kala melihat kerumunan siswa-siswi di depan monitor informasi. Auryn baru melihat pemandangan seperti ini lagi setelah peringkat Midterm Exam ditampilkan di monitor informasi seminggu yang lalu. Karena sifat penasarannya yang mendarah daging, akhirnya ia bergabung di kerumunan itu.

Auryn terdiam memandang monitor informasi di depannya. Pikirannya membaca dengan teliti informasi yang tertera disana.

A N N O U N C E M E N T!

Sehubungan akan diadakannya pemilihan Leader Oster untuk angkatan selanjutnya, dan dibukanya kembali beasiswa Institut Bisnis Magdala (IBM) untuk Leader Oster yang terpilih pada tahun ini. Maka dari hasil rapat Kepala Sekolah dengan para guru telah menetapkan siswa-siswi yang akan menjadi panitia pemilihan Leader Oster untuk tahun ini.

Nama siswa-siswi yang terpilih adalah sebagai berikut:
1. Arjuna Dikhi Nugraha (XI IPA 1)
2. Kavito Arfian (XI IPS 2)
3. Hadyan Hugo Sambara (XI IPS 1)
4. Yasmin Samira (XI BAHASA 1)
5. Theresa Kireina (X IPA 3)
6. Nicholas Algara (X IPS 1)
7. Auryn Khansa Adinata (X BAHASA 1)

Bagi siswa-siswi yang namanya tertera di atas agar berkumpul di aula rapat saat jam istirahat.

Tertanda
Pembina Leader Oster

Robin Wigianto


Auryn sangat terkejut mendapati namanya ada di layar monitor. Dia tidak mengerti apa maksud dari pengumuman ini. Auryn hanya tahu bahwa pemilihan Leader Oster ini sangat viral dibicarakan dari dua hari yang lalu sehingga membuatnya penasaran.

Berbagai rumor yang ia dengar dari pemilihan Leader Oster untuk IBM ini semakin membuatnya penasaran, dan sekarang ia tergabung menjadi panitia pemilihan itu. Sungguh hal yang tidak terduga. Namun Auryn mengakui bahwa ia sangat senang akan hal itu.

"Eh dia Auryn kan yang bakalan jadi salah satu panitianya?"

Auryn menoleh ke samping kanannya. Ia mendapati beberapa siswi sedang membicarakannya. Ketika Auryn memergoki mereka, mereka langsung bubar.

Auryn kembali menatap layar monitor di depannya. Teringat akan suatu hal, ia segera berlari menuju lantai dua, melewati kelasnya yang berada di lantai satu.

Auryn menghentikan larinya tepat di depan kelas yang bertuliskan X IPA 3 di atas pintu kelas. Ia mengedarkan pandangan ke dalam kelas yang sudah ramai diisi oleh siswa-siswi di kelas itu. Namun orang yang Auryn cari tidak ada di dalam sana.

Merasa teringat sesuatu lagi, Auryn kembali berlari menuju lantai satu hingga tiba di depan lobby. Ia hapal kebiasaan temannya itu yang akan tiba di sekolah lima menit sebelum bel masuk berbunyi.

Dan benar saja, tidak lama kemudian Auryn mendapati orang yang ia cari sedang berlari memasuki gerbang khusus siswa. Auryn yang melihat orang itu sangat antusias memanggilnya.

"Re! Re! Theresa!"

Siswi bernama Theresa itu menoleh. Ia mengurungkan langkahnya yang akan menaiki tangga.

Auryn melambaikan tangan ke arah Theresa bermaksud menyuruh gadis itu menghampirinya. Namun Theresa hanya berdiri mematung di bawah tangga sambil menatap Auryn datar.

"Sini cepat! Ada informasi penting di monitor," ucap Auryn sedikit berteriak membuat siswa-siswi lain menoleh ke arahnya. Auryn hanya menyengir kemudian sekali lagi melambaikan tangan ke arah Theresa.

Theresa akhirnya berlari ke arah Auryn dengan nafas yang belum stabil.

"Ada apa?" tanya Theresa ketika tiba di dekat Auryn.

Tanpa menjawab pertanyaan Theresa, Auryn segera menarik tangan gadis itu menuju monitor informasi.

"Itu!" tunjuk Auryn ke arah monitor informasi.

Theresa membaca informasi yang tertera di sana. Raut wajahnya terlihat bingung, berbeda dengan Auryn yang senyum-senyum sendiri membaca kembali informasi itu.

"Ini maksudnya apa?" tanya Theresa tanpa mengalihkan tatapannya dari monitor itu.

"Mana gue tau. Tapi kayaknya bakalan seru deh. Kita jadi panitianya," ucap Auryn pelan dengan nada antusias di akhir ucapannya.

"Kalau lo penasaran, nanti istirahat kita harus hadir ya, gue tunggu lo di bawah tangga," tambah Auryn.

"Hmm,"

Auryn mendengus sebal mendengar respon dari Theresa. Ia heran dengan dirinya sendiri. Bagaimana dia bisa berteman dengan manusia aneh seperti Theresa.

Bunyi bel masuk membuat Auryn kaget. Ia melihat kerumunan siswa siswi sudah bubar. Theresa juga melangkahkan kakinya menjauhi monitor informasi itu. Auryn berlari kecil mengimbangi langkahnya dengan Theresa. Namun langkah keduanya terhenti ketika seorang siswa dengan langkah tegap berjalan melewati mereka.

"Itu Kak Devin pasti mau protes deh ke kantor guru,"

"Ya jelas lah, orang gak ada satu pun anggota Oster yang jadi panitia,"

"Eh ada wakilnya tau, nama Kak Arjuna kan ada,"

"Iya sih, tapi cuma satu,"

"Kasian banget Kak Devin gak dapat keuntungan di masa jabatannya. Dia pasti harus belajar lebih keras lagi deh buat masuk IBM,"

Begitulah percakapan yang Auryn dengar dari sekitarnya setelah Leader Oster demisioner bernama Devin itu melangkah menuju kantor guru dengan raut wajah tegang.

"Menurut lo Kak Devin bakalan protes apa?" tanya Auryn kepada Theresa yang masih berdirinya disampingnya.

Theresa hanya mengidikkan bahu sebagai jawaban sehingga membuat Auryn kesal lagi.

"Gak asik lo Re!" teriak Auryn kepada Theresa yang sudah berjalan lebih dulu meninggalkannya.

******

To be continued...

THE LEADERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang