Auryn dan Theresa memasuki aula rapat yang tampak sepi. Mereka saling bertukar pandang. Tidak mungkin belum ada satu pun panitia yang datang.
Pandangan Auryn tertuju pada pintu ruang perlengkapan yang terbuka. Ia kemudian menarik tangan Theresa menuju ke ruang perlengkapan itu.
Ruang perlengkapan berada di dalam aula rapat. Ruangan ini merupakan tempat menampung segala perlengkapan yang dibutuhkan ketika rapat.
Auryn sedikit mengintip ke dalam ruangan. Ternyata ruang perlengkapan itu sangat rapi, bukan seperti ruang perlengkapan pada biasanya.
"Ayo sini kenapa ngintip-ngintip disana?"
Auryn dibuat terkejut oleh suara itu. Ia tidak menyadari sudah ada lima orang di dalam ruangan yang kompak menatap ke arahnya dan Theresa. Auryn hanya menyengir kemudian menarik kembali Theresa yang pasrah ia bawa ke mana-mana.
Auryn mengedarkan pandangannya. Ruangan ini seperti sengaja di setting menjadi ruang panitia. Ada delapan kursi dan meja panjang disana. Tiga kursi masing-masing di samping kiri dan kanan serta satu kursi masing-masing di bagian lebar meja.
Auryn dan Theresa mengisi dua kursi kosong di samping seorang siswi yang satu-satunya berada di sana sebelum mereka datang. Auryn yang duduk di samping siswi tersebut yakin bahwa siswi itu adalah kakak kelas mereka, Yasmin.
Yasmin merupakan ketua cheerleader SMA Taraksa. Gadis yang selalu berpenampilan modis itu duduk sambil menyilangkan kedua kakinya. Ia juga sedang memainkan tangannya memperhatikan jari-jarinya yang seperti baru dipakaikan kuteks.
Auryn sedikit meringis melihat tingkah Yasmin yang tampak bossy. Menurutnya Yasmin adalah tipe gadis yang sebelas dua belas dengan Lila. Gadis itu bahkan menghiraukan kedatangan Auryn dan Theresa.
Selain Yasmin, ada empat siswa yang merupakan panitia Leader Oster. Auryn hanya tahu Arjuna, siswa yang menyuruhnya masuk tadi, dan Nicholas, siswa satu angkatan dengannya.
Arjuna sedang duduk santai sambil memainkan ponselnya. Sementara Nicholas duduk sejajar di hadapan Auryn dengan dua siswa lain di samping kanan dan kirinya. Auryn tidak terlalu mengenal mereka, yang jelas mereka adalah Hugo dan Vito.
Pandangan Auryn bertemu dengan Nicholas yang entah mengapa selalu menatap Auryn dengan tidak bersahabat. Auryn kemudian menunduk menghindari tatapan siswa berkacamata itu.
Auryn sesekali melirik Nicholas dan mendapatinya sedang menatap tajam Theresa. Dari sudut pandang Auryn, Nicholas seperti akan membunuh Theresa dengan tatapannya.
Sementara itu Theresa duduk diam di samping Auryn. Pandangannya fokus pada whiteboard yang terlihat baru di depan.
Auryn menghembuskan nafas kasar. Rasanya tidak ada yang menarik dari panitia-panitia Leader Oster ini. Lihat saja tidak ada percakapan di antara mereka. Arjuna yang merupakan Wakil Leader Oster saja sibuk dengan handphonenya.
Auryn tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya dengan mereka. Bagaimana nantinya mereka akan bekerja sama jika mereka diam-diam seperti ini. Namun Auryn memaklumi hal itu karena ini merupakan pertemuan pertama mereka.
******
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LEADER
Mystery / ThrillerThe Leader menceritakan bagaimana persaingan siswa siswi SMA Taraksa untuk menjadi Leader Oster angkatan ke-2. Selama pemilihan hal-hal yang tidak diketahui siswa siswi dan para guru mulai terungkap. Beberapa siswa siswi yang berkaitan dengan Leader...