Pintu ditutup dengan bunyi ' brak ' yang keras.
Kapan semua ini berakhir? Dia lelah.
Sambil bersandar pada pintu, Cale menutup matanya, tangannya masih bergetar hebat tidak sedikit pun terlihat akan berhenti.
Cale tidak dapat mengingat wajah ibunya, (Dia ingat) Seperti apa senyumnya, dan cara bicaranya.
"Yah, sepertinya aku bukan hanya berpura-pura menjadi sampah, melainkan benar-benar sampah"
ada sebuah senyuman di bibirnya, yang entah kenapa membawa perasaan tidak menyenangkan.
Semuanya akan lebih baik jika......
Kehadirannya hanya mengganggu.Langkah Cale menuntutnya ke kasur, Cale membaringkan dirinya dan memejamkan matanya. Sungguh, hari ini hari yang sangat melelahkan, Cale hanya ingin beristirahat.
Selamat tidur Cale, selamat mimpi indah.
0o0o0o0o0
Satu hari berlalu dan hari lainnya datang, dengan rutinitas yang biasa.
"Tuan muda, Count meminta anda untuk sarapan bersama"
Cale yang sedang menggunakan pakaiannya berhenti sejenak.
"Aku tidak mau, aku akan makan di kamar"
Waktu makan keluarga yang harmonis akan canggung dengan dirinya di dalam.
Kapan ayahnya akan mengerti?
"Baik tuan muda, akan saya sampaikan kepada Count" Ron, kepala pelayan itu membungkuk.
Cale mengabaikan kepala pelayannya yang diam-diam keluar dari kamar.
Dan Cale hanya menatap pantulan dirinya dicermin. Rambut merah menyala, mata merah kecoklatan dan kulit putih pucat.
Tidak cocok.
Tidak dalam keluarga ini.
Hari ini Cale tidak berencana pergi ke kota, bukan berarti dia ingin dirumah (rumah tidak pernah menjadi pilihannya untuk singgah) Ada tempat yang ingin dia kunjungi.
Cale keluar dari kamarnya, dia keluar lebih pagi dari pada biasanya, bahkan sebelum Ron kembali dengan sarapannya.
Ini tidak seolah-oleh pertama kalinya Cale tidak sarapan.
Selama berjalan keluar Cale dapat dengan jelas melihat mereka pelayan tersentak atau gemetar ketakutan.
"Tu...tuan muda"
"A..aa...tu....TUAN MUDA CALE"
Ck, jika tergagap saat memanggilnya lebih baik tidak perlu memanggilnya dan mengapa berteriak begitu.
Yaa....bukan berarti ini hal baru untuknya, Cale sudah terbiasa.
Terbiasa menerima tatapan tidak suka.
Terbiasa di salah pahami.
Terbiasa, terlalu terbiasa sampai-sampai rasanya memuakan.
Seorang pria dengan rambut merah darahnya berdiri diatas padang rumput, bunga Camelia merah muda berada di tangannya.
Angin bertiup berirama seolah menyambut kedatangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
the first young master of a noble family
FanficJika kamu bertanya siapa itu Cale Henituse? Orang-orang akan menjawab. "Putra sulung keluarga Henituse" "Sampah dari dari timur laut" "Pembawa masalah Sungguh, count terlalu baik membiarkan anak seperti itu tinggal" "Aib keluarga count" "Anak bangsa...