"Jadi kapan kamu sama Suho lanjut ke jenjang pernikahan?"
Irene yang sedang menyantap makan malamnya seketika berhenti sembari menatap ayahnya yang baru saja melontarkan pertanyaan padanya.
"Tunggu sampai Suho selesai tugas di China."
"Hmm begitu ya... Berapa lama dia disana?"
Dengan mood yang sudah rusak, Irene lanjut memakan makanannya dan tetap menjawab pertanyaan ayahnya.
Selesai makan malam, Irene tengah menikmati pemandangan langit malam di balkon kamarnya.
"Kak?"
"Kenapa?"
Yerim duduk di kursi satunya.
"Kakak beneran bakal nikah sama kak Suho?"
"Emang kenapa?"
"Aku tau kakak gak benar-benar terima kak Suho, kakak masih terjebak sama masa lalu kakak, tiga tahun lalu dimana kakak kehilangan cinta pertama kakak."
"Anak kecil gak usah sok tau."
Yerim tertawa bermaksud mensarkas perkataan saudarinya.
"Kak, umur aku udah dua puluh dua tahun jadi bisa dibilang aku bukan anak kecil lagi."
"Terus apa bedanya sama kamu?"
"Maksud kakak?"
"Kamu juga masih terjebak masa lalu, sejak kamu putus sama Saeron kakak gak pernah tuh liat ataupun dengar kamu jadian sama cewek manapun."
Irene menatap Yerim yang telah menundukkan kepalanya.
"Ngelupain cinta pertama bukan hal mudah dan entah sampai kapan waktunya untuk melupakannya." Ujar Irene.
"Halo Rene, kamu hari ini sibuk di kantor gak?"
"Gak terlalu karna tapi aku ada acara penting diluar." Jawabnya dan masih menyibukkan dirinya dengan berkutat dengan laptopnya.
"Gitu ya, aku cuman mau ngasih tau kalau hari ini aku berangkat ke China."
Irene berhenti mengetik.
"Kamu udah nyampe bandara?"
"Belum. Emangnya kenapa?"
"Boleh aku ikut nganterin?"
"Boleh, tapi bukannya kamu ada acara penting ya?"
"Sekalian aja, soalnya acara penting yang aku maksud itu jemput teman aku di bandara, hari ini dia pulang kesini."
"Yaudah aku tunggu di rumah atau aku yang jemput?"
"Kita ketemu di bandara aja."
Selesai bertelfonan, setelah menutup laptopnya segera Irene memakai coat hitam lalu meraih ponselnya.
"Halo Joy, gue duluan ke bandara ya."
Wanita karir itu mengendarai mobilnya menuju bandara.
Saat berhenti di depan lampu merah, Irene menoleh kearah kiri dimana terdapat halte bus yang menjadi tempat aksi kaburnya dengan Egi sebelum diintrogasi oleh Taeyeon, ayahnya.
"Sesulit ini lupain kamu, Gi?"
Lamunannya buyar kala mobil dibelakangnya mengklason.
Setibanya di bandara, Irene kembali menghubungi Suho untuk menanyakan keberadaannya.
"Nak Irene, apa kabar nak?" Sapa Siwon.
"Baik om." Balas Irene dengan tersenyum manis, lalu berdiri didekat Suho.