"Kamu dimana?"
"Adek lagi pengen sendiri, kak."
"Kakak nanya kamu dimana bukan alasan kamu pergi."
Irene nelfon Yerim setelah dirasa adiknya itu pergi sudah tiga hari lamanya membuat Irene tidak tenang, dia bertanya pada orangtuanya tapi tidak mendapat jawaban apapun alasan Yerim pergi.
"Pokoknya besok pagi kakak gak mau tau kamu udah harus ada di rumah."
"Kak, aku bukan anak kecil lagi jadi tolong ngerti kemauan aku."
"Oh ya? Jadi sekarang adek udah gak sayang sama kakak lagi? Yaudah lain kali kakak gak maksa kamu lagi."
"Kak gak gitu maksudnya, maafin adek kak. Besok pagi adek pulang, kakak jangan marah ya?"
"Kakak gak marah kalau kamu baik-baik aja."
"Adek baik-baik aja kak, kak Wendy sama kak Joy rawat adek dengan baik."
"Ooh jadi kamu dirumahnya Wendy sama Joy. Kenapa baru ngomong sekarang huh?"
"Hehe udahan dulu ya kak, adek ngantuk, bye bye kak iyin."
Irene menggeleng kecil setelah sambungan telfon terputus.
"Kalau aja dari kemarin gue tau Yerim disana, langsung gue seret tuh bocah, bisa-bisanya bikin kakaknya uring-uringan selama tiga hari."
Tatapan Irene menangkap sesuatu yang kembali membuatnya teringat akan masa lalu.
"Nomornya Egi masih aktif gak ya?"
Irene menekan ikon kontak Egi lalu mencoba menelfon nomor Egi.
"Bodoh banget sih Rene, jelas udah gak aktif lah orangnya aja ngilang."
"Tapi gue kangen sama beruang polos gue."
Irene memeluk kedua kakinya dia benar-benar merasa agak frustasi dengan dirinya sendiri, di satu sisi dia merindukan Egi dan disisi lain dia meyakinkan dirinya kalau dia udah sama Suho.
"Seulgi juga ngilang setelah pulang dari rumah sakit, tapi itu salah gue juga karna minta ke dia supaya jauhin gue."
"Yakali gue secantik ini malah jadi perawan tua."
"Joohyun."
"Iya dad?"
"Daddy gak denger omongan gue tadi kan? Semoga aja enggak." Batin Irene.
"Mommy sama daddy, siang ini mau pergi."
"Aku? Jadinya aku sendirian dong?"
"Adek belum mau pulang ya?"
"Besok adek pulang, emang daddy sama mommy mau kemana? Urusan bisnis lagi? Kapan sih kalian tinggal di rumah agak lamaan? Heran aja gitu, belum cukup sebulan tinggal di rumah udah pergi lagi. Segitu pentingnya ya bisnis kalian?"
"Joohyun-"
"Daddy sama mommy awalnya doang baik ke aku maupun adek, tapi lama kelamaan kalian berdua mulai nampakin sifat lama kalian yaitu gak peduli sama anak."
"Sayang, daddy sama mommy kerja buat kamu sama adek."
"Dad, yang aku butuhin sama adek kasih sayang kalian. Oke kalau kalian kerja demi kami, tapi apa pantas seorang anak hidup dengan kemewahan tapi tidak dengan kasih sayang?"
"Taeyeon, kamu- loh Joohyun kok kamu nangis? Tae, kamu apain Joohyun?"
"Mommy juga sama aja kayak daddy."
Tiffany terdiam di tempatnya.
"Kalian berdua bisanya kerja-kerja sampai aku sama adek dilupain!!!"
Puas meluapkan amarahnya, Irene memaksa orangtuanya keluar dari kamarnya.