"Yer, kakak lo mana?"
"Abis makan siang di rumah, kak Irene pamit ke bandara, kak."
"Hah? Ngapain dia kesana? Irene mau pergi?"
"Enggak kok kak, kak Irene kesana cuma mau jemput kak Suho."
Barulah Seulgi bernafas lega, dia pikir Irene ke bandara agar bisa pergi darinya.
Selepas urusannya dengan ayahnya selesai, Seulgi langsung datang ke rumah orangtuanya Irene untuk menemuinya, Seulgi memutuskan untuk membuat Irene terbiasa dengan keberadaannya.
"Kenapa gak ditelfon aja sih kak?"
"Gue diblok sama kakak lo."
"Ckckck parah banget kakak gue itu, sabar ya kak Seul. Kakak gue emang kulkas 100 pintu, gue pernah ngalamin juga sewaktu baru kenal kak Irene. Buat luluhin-nya agak susah-susah gampang, karna kita kudu banyakin sabar ngadepin sifat cueknya kak Irene,"
"By the way ada apa nih siang-siang gini nyariin kakak gue?"
"Mau ngasih tau sesuatu."
"Apaan?"
"Dih kepo... Ini urusan orang dewasa, anak kecil gak boleh tau."
"Lo mah gitu kak, gak kak Irene gak lo, kalian berdua sama-sama nganggap gue anak kecil padahal gue udah termasuk dewasa."
"Masa?"
"Serah lo deh kak."
"Yeee... Malah ngambek, gue boleh pinjam hp lo gak?"
"Boleh kak, nih."
"Nih bocah main kasih hpnya aja, gimana kalau sampai yang minjam itu copet? Terlalu baik nih si Yerim."
Seulgi menggeleng kecil, kemudian mengetik pesan untuk dia kirimkan ke Irene.
"Gila lo kak?! Lo ngechat kak Irene kok begitu sih?"
"Cuman dengan cara ini kakak lo mau ninggalin tunangannya itu."
"Tapi kenapa harus gue sih yang jadi tumbalnya? Mana alasannya ngawur banget lagi, ya kali gue sehandsome ini diculik banci."
Handphone Yerim berdering, Seulgi langsung memberikannya ke Yerim.
"Jangan diangkat, sebelum gue nelfon lo."
"I-iya kak, hati-hati dijalan."
Yerim sedikit takut mendengar deringan handphonenya, karena sudah dipastikan dia bakal kena amuk Irene kalau sampai Irene tau bahwa itu semua hanyalah jebakan Seulgi agar menemuinya di tempat yang sudah Seulgi berikan.
"Tuhan tolong selamatkan aku dari kemarahan seorang Bae Joohyun."
Yerim berlari masuk kedalam rumahnya untuk memberitahu orangtuanya agar tidak menjawab telfon Irene demi keselamatannya.
Sedangkan di sisi lain dimana Irene dalam perjalanan menuju tempat tersebut, Irene terus berusaha menelfon Yerim bisa dilihat dari raut wajahnya yang cemas.
"Saeron kamu lagi sama Yerim gak?"
"Enggak kak, emang Yerim kenapa? Dia ngerusuh lagi kak?"
"Yerim bilang dia diculik banci, Sae. Ini kakak lagi coba telfon dia buat mastiin tapi gak diangkat-angkat, tolong kamu tanyain ke temannya Yerim siapa tau mereka ketemu Yerim."
"Iya kak, aku juga bakal ikut bantu cari si ku- maksudnya Yerim."
Setelah bertelfonan dengan Saeron, ya selama sering bertemu hubungan Yerim dan Saeron mulai membaik tapi sesekali masih sering berdebat.