-Sebelum Pulang

35 7 27
                                    

Danuar Adinata, saat ia meninggalkan Namira bersama kue ape di malam gerimis.

Jalanan sangat sepi kala Danuar melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Barusan, saat di angkringan bersama Namira, Jeslyn mengiriminya pesan singkat mengenai Danuar yang tidak datang untuk menemaninya kontrol ke rumah sakit. Memang salahnya, Danuar seperti sengaja melupakannya. Terlebih, kakaknya mengatakan bahwa ia sudah menunggu di sana, sendirian.

Di tengah lampu merah, Danuar berhenti lama walau lampunya sudah berubah hijau. Di bawah pohon beringin dan ada kuburan yang matanya tangkap jauh di dalam gang, Danuar menenggelamkan dirinya sendiri dalam lamunan. Jika memang sudah jalannya, ia harus apa lagi? Tekadnya sudah kuat, putusannya sudah mutlak. Nanti saat semuanya selesai, Danuar akan ke sana sendiri, datang ke rumahnya dengan upayanya sendiri.

Danuar tidak pernah menyalahkan siapa pun atas kehancurannya, tidak sama sekali. Baginya, ini murni salahnya, ini murni dari apa yang dipilihnya. Maka saat hatinya patah, itu juga karenanya sendiri. Danuar yang selalu menciptakan kekosongan dalam hatinya semakin berlubang.

Kepalanya ia sandarkan pada kemudi, ia mengumpat banyak-banyak. Umpatan tentang raganya, umpatan tentang sakitnya Namira, juga umpatan untuk beban yang Jeslyn bawa selama ia hidup. Jadi terus kepalanya katakan bahwa; lebih baik pergi.

Di dalam dashboard mobilnya, Danuar menyimpan sesuatu di sana. Tangannya lemah membuka, menatap nanar pada puluhan kapsul dalam toples yang ia katakan sebagai obat sembelit pada Jeslyn. Lelaki itu menyugar rambutnya lalu beralih menyandar. Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak akan menggunakan hal seperti itu lagi. Namun, jika hidupnya kembali dibuat hancur, apalagi pilihannya?

Jeslyn punya sesuatu yang salah pada tubuhnya—yang entah apa karena kakaknya tidak pernah mengatakannya secara nyata. Maka dari itu, Danuar yang berperan sebagai walinya, menggantikan orang tuanya yang mengurus bisnis di luar kota. Dan jika ada sesuatu yang terjadi pada Jeslyn karena kesalahannya malam ini, Danuar jelas tidak akan memaafkan dirinya sendiri.

Dan untuk Namira, entahlah, Danuar juga menyesal banyak-banyak. Danuar juga tidak tahu mengapa selalu ada yang ia tinggalkan untuk dirinya yang mengejar hal lain. Seperti yang sudah-sudah, hasilnya adalah kehancurannya sendiri. Juga Danuar tahu apa yang akan terjadi setelah ini; Namira yang tidak akan pernah bisa ia gapai lagi.

Jadi sebelum Danuar kehabisan waktu dan kembali menyesal, ia berusaha mengatakan sebanyak mungkin kata cinta untuk Namira.

[I'm sorry and i love you, always.]

Setelah lampu merah kedua, Danuar baru kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan yang lagi-lagi tidak disarankan. Ada banyak kendaraan lain yang mengumpat kala mobil Danuar melewatinya dengan cara yang berbahaya. Bukan hanya untuk mereka, tetapi juga dirinya sendiri.

┈ ┈ ⋞ 〈 ⏣ 〉 ⋟ ┈ ┈

Danuar Adinata, satu jam sebelum pulang.

Semalam, Danuar melanggar janjinya sendiri. Ia menyentuhnya lagi, ia mengkonsumsinya lagi. Dalam pikirnya, semuanya sudah selesai, Danuar sudah menyelesaikan semuanya. Namun, entah mengapa, rasa sesalnya belum menghilang.

Danuar punya puluhan kapsul yang ia beli online itu dan semalam, ia baru meminumnya satu. Efek sampingnya langsung ia rasakan, ia tidak bisa tidur sama sekali. Dan kini, kakinya melangkah lemas di koridor rumah sakit lalu duduk di kursi tunggu di dekatnya. Ia punya janji dengan dokter yang selalu menangani jika saja dirinya atau Jeslyn sakit. Masih sepuluh antrian lagi, Danuar masih punya banyak waktu untuk sendiri.

PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang