[ 2 ] BBS • Ketua OSIS

3.2K 233 11
                                    

Saat ini jam pelajaran sedang diistirahatkan untuk sementara, siswa siswi yang tadinya frustasi akan pelajaran mulai mengeluarkan tawa riang saat bel istirahat berbunyi.

Disudut ruangan kantin, Keano, Kevin dan Keenan sedang melahap makanannya masing-masing, sambil mengeluarkan beberapa patah kalimat secara bergantian.

"Cok, masa pas gua perkenalan tadi guanya diketawain" Kevin berucap, dengan nadanya yang kesal dan raut wajahnya yang masam.

Keenan yang mendengar itu tampak menahan tawa, ia sekelas dengan Kevin, tak tau mengapa Keano beda sendiri.

Tidak ada yang tau, hanya Author dan Tuhan yang tau.

"Lo ngapain emang? Kayang?" Keano terkekeh pelan mendengar ucapannya sendiri, Kevin menjadi bertambah kesal.

"Lo tau ga Yan, tadi pas perkenalannya si Kepin kaya lagi nahan berak, coy."

"Soalnya dia emang lagi nahan berak" Sambungnya, lalu Keenan tertawa lepas, ia teringat kejadian pagi tadi, satu tangan Kevin sudah mendarat memukul pelan kepala belakang Keenan.

"Wajarlah kalo diketawain. Bahkan sekarang gua pengen ketawa kenceng didepan wajah lo" Keano ikut tertawa.

Saat dimana Kevin memperkenalkan dirinya sendiri dengan wajah yang memerah padam, itu membuat seisi kelas tertawa dengan wajah bak kepiting rebusnya.

Ia tidak memiliki kemampuan public speaking. Beda lagi kalau lagi ngumpul, suara dia yang paling lantang.

"Gausah diingetin lagi, bangsatt!"

"Lah, kan lo yang mulai duluan. Lagian itu hal yang harus dikenang sepanjang sejarah hidup lo, kapan lagi coba?" Keenan membalas, kini hanya kekehan biasa yang keluar dari mulutnya.

"Makanya, kalo ke sekolah itu berak dulu, jangan malah godain cewe orang" Keano ikut menyahut.

"Yee, emangnya lo sebelum sekolah kudu berak dulu?"

"Ngga sih, soalnya gue bukan lo"

"Buset."

Disaat mereka melahap kembali makanannya dengan khitmad seorang anak lelaki tiba tiba datang menghampiri meja mereka.

"Permisi"

"Ya?"

"Kenalin, gue Ketua OSIS disini. Na-"

"Trus kenapa?" Tiba-tiba Keano memotong perkataan si Ketua OSIS.

Keenan menahan tawa, bisa bisa Keano masuk BK di hari pertama ia sekolah disini. Kevin segera menyikut Keenan menggunakan sikunya, agar ia berhenti tertawa.

Si Ketua OSIS terdiam sebentar, lalu kembali melanjutkan perkataannya.

"Gua belum selesai ngomong."

"Gua Ketua OSIS disini. Nama gue, Alfa. Alfarezi Kavinandra. Kalian bertiga anak baru kan?" Ia bertanya, sambil menahan rasa kesal.

Keano meliriknya lalu mulai berucap sembari menunjuk Alfa menggunakan sendok yang dipegangnya.

"Lo ga liat tadi perkenalan gua as a new student ya?"

"Tudep, boy." Sambungnya.

Alfa menarik nafasnya perlahan, 'Anak baru, wajarin aja, Al.'

"Oke, jadi sejak lo nginjakin kaki di sini, gua udah merhatiin lo, mulai dari atas sampai bawah."

"Ah, pantes tadi lo ngeliatin gue pas perkenalan, gua tau gua seganteng itu, ah." Jawabnya dengan cengiran kecil yang terlukis di ranum tipisnya.

Alfa hanya diam, tidak menanggapi.

Tidak sampai 5 detik, Alfa kembali berbicara. "Rambut lo, baju lo, sepatu lo. Sebelum masuk kesini udah baca aturan sekolah ini, belum?" Alfa berucap, raut kesal mulai tergambar diwajahnya.

"Let's break all the rules!" Keenan tiba tiba bersenandung.

[ Cravity - Break All The Rules' ]

"Lo, diem." Alfa sedikit menaikkan nada suaranya.

Penduduk di kantin tertarik untuk menonton mereka, jarang sekali Si Ketua OSIS yang terkenal akan kegalakan dan mulut pedasnya pergi merazia siswa di kantin.

"Widi, galak brou" Bisik Kelvin kepada Keenan yang tiba-tiba langsung diam.

Kevin menyalakan layar ponselnya, lalu ia membuka kamera.

"Gua udah rapi, ganteng, bersih, glowing. Lantas, kenapa gua ikut dibacotin ya." Kevin memperhatikan dirinya sendiri, lalu mengomel dan kembali melirik kearah Alfa.

"Bukan lo, tapi temen lo yang satu itu" Balasnya, Ia menunjuk kearah Keano dengan dagunya, sebelum Ia melipat tangannya di dada.

"Lo kesini buat belajar, bukan tawuran." Sambungnya.

Keano menahan nafasnya sejenak, lalu menghembuskanya kembali. Ia menaruh sendok yang tadi dipegangnya ke atas piringnya, lalu mengalihkan seluruh atensinya ke arah anak lelaki bernama Alfa itu.

"Lalu? Mau lo apa?"

"Pake nanya." Alfa melotot ke arahnya.

"Intropeksi diri, ngaca dulu. Liat diri lo, kancing baju dilepas, rambut ga dipotong, dikira kece apa. Nah, sepatu alasnya juga putih, disini wajib pake sepatu hitam polos. Tolong kerjasamanya"

"Dia cosplay kak mawar, ken? emosian tai" Kevin berbisik tepat di telinga Keenan.

"Telinga gua masih berfungsi."

Kevin menelan ludahnya. Alfa mendengar bisikannya, sudah seperti dukun saja.

"Bahkan Emak gua aja ga peduli mau penampilan gua kaya gimana. Kenapa malah lo yang banyak bacot?" Keano berkata malas.

"Liat muka gua." Alfa berucap.

Keano sedikit meliriknya dengan alis kiri yang diangkat keatas, ia bingung.

"Apa tampang gua kaya wajah emak lo?"

Keano mengalihkan pandangannya, ia jadi ikut kesal karna anak itu.

Beberapa detik memperhatikan wajah Alfa, Keano menyadari hidung Alfa mirip seperti hidung Ibundanya.

Namun, Ia tidak terlalu memikirkan hal itu. Yang punya hidung seperti itu kan bukan mereka saja.

"Gua gamau tau, kalo besok gua masih liat perawakan lo compang camping kaya gini setiap harinya, gua jamin belum sampe seminggu lo pindah lagi. Paham lo?" Alfa berucap tegas, lalu beranjak pergi dari sana tanpa menunggu balasan dari Keano.

Muak sekali rasanya berlama-lama didekat mereka, pikirnya.

"Wow.. Setrong bro"

"Btw, Kak Mawar siapa Pin?" Keenan tiba-tiba bertanya kepada Kevin, sedangkan Keano masih memikirkan sesuatu, yang jelas ia sedang melamun.

"Ituloh di film si kembar Pipin dan Pupun. Mawar itu jadi kakaknya mereka." Jawabnya, dan hanya dibalas anggukan dan mulut yang berbentuk 'O' oleh Keenan.

- 16 April 2022 • 18.11 PM -
cey

Brother but Stranger [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang