[ 8 ] BBS • Fight

1.2K 113 7
                                    

Sekarang jam pelajaran matematika telah dimulai, semua murid sibuk berkutat dengan lembaran kertas ulangan mereka masing-masing.

Terlihat Keano sibuk mencoret-coret sebuah kertas untuk mencari jawaban yang tepat. 'Bajingan' gitu, dia pernah beberapa kali juara umum.

Sesekali tangannya mengusak rambutnya, kesal karna tidak mendapat jawaban yang diinginkan.

Ia melirik kearah Zero, Zero yang merasa diperhatikan pun langsung menoleh, belum 5 detik Ia langsung menutupi lembar jawabannya.

Keano berdecak, Ia melirik kearah Alfa yang duduk diseberangnya.

Mengambil selembar kertas, lalu menulis sesuatu diatasnya, dan melambungkannya keatas meja Alfa.

Alfa melirik kertas itu, terdiam ragu sebentar, Ia melirik Keano dengan perlahan, diseberang Keano mengangguk seakan menyuruhnya mengambil kertas tersebut. Alfa melirik perlahan gurunya yang terlihat hampir tertidur, setelahnya Ia mengambil kertas tersebut dengan cepat dan hati-hati. Ia membuka dan membaca tulisan yang tertulis didalamnya.

Jawaban 12-16.

Alfa melirik Keano, yang dilirik hanya memberi senyuman anehnya."Pak! Keano minta contekan ke saya." Alfa berseru setelah membaca isi kertas itu, membuat gurunya terlonjak dari duduknya karna terkejut.

Guru tersebut termasuk top 10 guru killer menurut mereka, namanya Pak Toto, mengajar matematika dan dengar dengarnya mereka memberi julukan oleh Bapak Jambul karna rambutnya yang dibuat berdiri tegak.

Pak Toto itu terpaksa mengangkat kepalanya, menoleh kearah sumber suara, lalu berdiri dari tempatnya dan berjalan kearah Alfa.

Atensi murid-murid lain teralihkan kepada Alfa dan Keano. Diseberang, Keano tampak menggeram kesal.

Alfa menyerahkan selembaran dari Keano tadi kearah Pak Toto, Pak Toto membacanya, lalu bertanya.

"Yang namanya Keano, yang mana?"

Beberapa murid menunjuk kearah Keano. Sedangkan si pusat perhatian mulai bersandiwara dengan mencoret-coreti kertasnya.

Pak Toto berbalik, menghadap Keano yang sedang menggaruk-garuk kepalanya. Dahinya yang terlipat seakan-akan membuat dia terlihat sedang berpikir keras mencari jawaban yang tepat.

Tiba-tiba Pak Toto menarik telinga kanannya, yang disambut teriakan mengaduh kesakitan dari sang empu.

"Aduduh, Pak tolong lepas pak! saya khilaf pak." Matanya terpejam, dahinya yang tadinya sudah terlipat sekarang terlihat semakin berlipat-lipat.

"Siapa yang memperbolehkan kamu mencotek, hah?" Pak Toto menambah tenaga dalam cubitannya ditelinga Keano.

"Pak, ampun pak. Saya cuma lupa rumusnya, makanya saya minta tolong ke Alfa buat ngasi tau rumusnya."

Dikira Pak Jambul gabisa literasi kali ya. Alfa membatin.

"Halah, ngibul terus kamu. Jelas-jelas disana kamu minta jawabannya langsung."

"Duh pak! Jangan dikencengin lagi dong, udah sakit ini, duh!"

"Ngaku ngga?"

"Iya, pak iya! Saya ngaku!"

"Kenapa kamu nyontek?!" Pak Toto melepas cubitannya pada telinga Keano, tangannya beralih berkacak pinggang.

Keano mengusap-usap telinganya yang sakit bahkan sampai memerah sembari menjawab pertanyaan Pak Toto "Guru disekolah saya sebelumnya pernah bilang 'Malu bertanya sesat dijalan' Nah, makanya saya ga malu buat nanya ke Alfa."

Teman-teman sekelasnya tertawa mendengar perkataan Keano.

"Heh! Ini dikelas, bukan dijalan! Jadi kamu gabakalan tersesat!" Pak Toto beranjak dari sana, kembali ke kursinya sendiri.

"Lanjutkan ulangan kalian! Yang berani mencontek, keliling lapangan 10 putaran! Paham?!"

"Paham Pak!"

Keano menoleh kearah Alfa, karna merasa diperhatikan, Alfa ikut menoleh.

"Habis lo nanti." Gumam Keano. Kilatan amarah di matanya membuat Alfa sedikit bergidik namun tetap tidak peduli.

Ia sedikit merasa puas melihat Keano yang ditegur oleh Pak Toto.

Alfa menyeringai kecil lalu menggeleng kecil sebelum Ia kembali melanjutkan melengkapi jawaban lembar ulangannya.

***

"Maksud lo tadi itu apa?" Keano mendorong kasar meja Alfa disaat Pak Toto sudah keluar kelas. Semua pandangan murid tertoleh kepadanya.

Alfa terkejut. Dia beneran marah?

"Lo pikir lo bakal keliatan keren ngadu ke guru?" Keano meninggikan nada suaranya.

"Ya lo pikir juga lah, nyontek bisa bikin lo keren?" Alfa membalas.

"Kalo gamau bilang, gausah bawa-bawa guru, sialan. Nyari muka lo?"

"Punya mulut dijaga ya anjing. Jangan sembarangan ngomong" Alfa meraih kerah baju Keano, emosinya ikut tersulut.

Tapi, kalian taulah rasanya, ketika minta contekan ke temen malah diaduin ke guru, trus dijewer. Malunya ampe ubun-ubun, gimana ga marah, emang salah kita juga sih, tapi tetep aja.

"Lo punya janji ke gua, tinggal nurut apa susahnya, bangsat?" Keano ikut meraih kerah Alfa, tangannya sudah bersiap-siap memukul sang empu.

Alfa naik pitam. "Lah, gua yang milih gamau nurut, kenapa? Masalah lo?" Sedetik sesudahnya kepalan tangan Keano sudah mendarat di pipi kanan Alfa.

Alfa membelalak kaget, hanya karna Ia mengadu, sampai dipukul seperti ini, mengapa?

Alfa membalas pukulan tersebut, tidak kalah keras, tenaganya yang cukup besar mampu membuat sudut bibir Keano berdarah. "Oi! Panggil guru BK!" Seseorang berteriak kepada temannya, takut semakin menjadi keributan yang besar didalam kelas.

"Lo!" Keano menunjuk kearah orang itu.

"Kalo berani ngadu, lo selanjutnya." Yang ditunjuk mendadak terdiam, semua terpaku, tidak berani mengeluarkan sepatah kata-pun.

"Gua udah baik-baik ya ngomong sama lo, gausah belagu jadi cowo." Keano mengusap sudut bibirnya,

Alfa meluruskan badannya, menatap Keano nyalang. "Lo emang se-childish ini ya? mukul gua cuma karna perkara kecil, tolol"

Keano yang mendengar itu membuat emosinya semakin terpancing dan tangannya kembali ingin melayangkan tinjuan kearah Alfa.

Namun, sebelum tangannya menyentuh permukaan kulit Alfa, Keano sudah mencekal tangannya terlebih dahulu.

"Childish lo bilang? Lo udah ngerusak reputasi gua didepan guru, lo kira gua ga diajarin cara beradab sama orang tua?" Keano memukul salah satu meja dengan satu kepalan hingga tangannya memerah.

"Reputasi lo rusak karna ulah lo sendiri, bukan karna gua." Alfa berucap tegas, sambil mengusap pipinya yang memerah.

"Lo.." Keano mendekat, hendak memberi pukulan.

"HEI! YANG RIBUT DIBELAKANG! BERHENTI!"

Ia terpaksa menunda amarahnya.

Sepertinya ini akan menjadi hari yang panjang.


• Vote nya juceyoOoOo!! 🙀☝

- 24 April 2022 • 23.26 PM -
nono

Brother but Stranger [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang