3

32 31 7
                                    

Vote dan komen jangan lupa! :)

SELAMAT MELANJUTKAN

.
.
.
.

Tok tok tok

"Bangun! Kamu gak mau sekolah apa!?" Teriak bunda Yuna, Fira. Anak gadisnya itu sepertinya kesiangan, tidak biasanya Yuna belum bangun padahal waktu sudah menunjukkan pukul 6:35.

Karena Yuna tak kunjung turun kebawah, bunda Yuna memutuskan untuk membuka pintu kamar Yuna dengan kunci serep. Setelah pintu terbuka betapa terkejutnya bunda Yuna melihat putrinya yang sedang menggigil hebat, dan pelipisnya banjir keringat.

"Ya ampun, badan kamu panas banget dek," ucap Fira khawatir dengan keadaan Yuna saat ini.

"B-bunda, a-yah m-ana. A-ku m-au, s-ama A-yah Bun" lirih Yuna masih dengan mata yang terpejam.

"Sebentar ya dek, Bunda telpon Ayah dulu" balas Fira sambil menelpon suaminya.

Lima belas menit kemudian derap langkah kaki terdengar kearah kamar Yuna. Ternyata itu adalah Aryana, Ayah Yuna yang sedang sedikit berlari menuju kamar putrinya.

"Nih minum biar cepet sembuh anak Ayah" ucap Arya memberikan susu bear brand dan roti tawar pada Yuna sambil mengelus rambut sebahu putrinya itu.

Yuna hanya membalasnya dengan anggukan kecil lalu mulai memakan pemberian sang Ayah, ia akan minum obat Jika Ayahnya yang menyuruh, dan kalau Bundanya yang menyuruhnya untuk minum obat, Yuna akan menunggu sampai sakitnya sudah tak bisa ia tahan lagi. Karena ia hanya butuh sang Ayah, Yuna menganggap Ayahnya adalah obat untuknya.
Ia selalu merecoki Ayahnya jika Ayahnya terlalu sibuk dengan pekerjaan, Yuna tak mau orang tuanya gila dengan yang namanya 'pekerjaan' ia ingin selalu diperhatikan oleh keluarganya, sebutlah kalau Yuna egois, posesif atau sebagainya, ia hanya menginginkan kebahagiaan dari keluarganya yang harmonis.

Jika sedang sakit, Yuna tidak bisa jauh dari Ayahnya. Sikap manjanya akan sangat-sangat kentara jika sedang sakit.

Namun Arya dengan senang hati akan menemani putri semata wayangnya itu. Arya selalu berusaha untuk membuat keluarganya bahagia.

"Ayah keluar dulu ya, kamu istirahat yang cukup. Biar cepet sembuh." Pamit Arya dengan senyum. Yuna membalas senyuman sang Ayah sambil berucap, "Makasih, yah".

***
D

itempat lain...

"Selamat pagi anak-anak" Ucap Pak Malik guru yang berkepala plontos pada anak muridnya.

"Selamat pagi pak" jawab mereka serempak.

Pembelajaran pun berjalan dengan lancar selama 50 menit.

"Sekian dari saya, jangan lupa tugasnya dikumpulkan minggu depan." Ucap Pak Malik kemudian meninggalkan kelas.

"Eh si Yuna kenapa kaga masuk Riv?" Tanya Irhas yang sedari tadi tidak melihat wajah ayu Yuna.

"Gak tau gue, dia gak bilang apa-apa juga" balas Riva seadanya sambil menelungkupkan kepalanya dilipatan tangan.

"Coba gue telpon" sambung Yoga lalu menempelkan telponnya di kuping kanan.

Waktu SMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang