Your back beneath the sun
Wishin' I could write my name on it╰─── * • * 。 • ˚ ˚ ˛ * 。° 。 • ˚ • * ───╯
Rumah San jauh dari kata mewah, meski begitu Yeosang sangat menyukainya. San mempunyai banyak tanaman di pekarangan yang tampak disiram dengan baik. Yang paling Yeosang syukuri adalah rumah San cukup jauh jaraknya dari rumah-rumah yang lain, tempatnya yang sedikit terlalu dekat dengan hutan juga membuat Yeosang menghela napas lega karena tak banyak manusia yang berlalu-lalang. Vanderroth dikenal dengan hutannya yang menyeramkan, meski Yeosang menentang mitos tersebut karena ia tahu sebagian besar rakyat hanya melebih-lebihkan.
Sebagai tamu yang baik, Yeosang memutuskan untuk mulai bersih-bersih. Kalau dilihat-lihat, rumah ini memang cukup berantakan. Yeosang memaklumi karena San tinggal seorang diri dan ia harus bekerja sepanjang hari, tidak mudah meluangkan waktu untuk membersihkan seluruh isi rumah. Satu-satunya ruangan yang Yeosang hindari adalah kamar tidur, baginya tempat itu adalah privasi dan Yeosang tidak boleh sembarangan masuk ke dalam sana. Siapa tahu San memiliki benda berharga yang tak ingin dilihat oleh siapapun. Terdapat lukisan berukuran sedang tergantung di dinding. Sebuah potret keluarga yang terdiri dari seorang Ayah, Ibu dan seorang anak laki-laki kira-kira berumur sepuluh tahun. Itu pasti San dan orangtuanya, Yeosang memandanginya sejenak dan bertanya-tanya kemana perginya orangtua itu. Mungkin ia akan bertanya pada San nanti.
Hari sangat terik ketika Yeosang baru selesai membersihkan rumah, ia mendudukkan diri di atas sofa dengan peluh bercucuran dan perut lapar. Tapi dilihat dari kondisi dapur San, tidak banyak bahan makanan yang tersisa, itu sebabnya San pergi ke kota untuk berbelanja. Jadi untuk mengganjal perut, Yeosang mengunyah beri-beri asam yang tersisa banyak di dapur. Tadinya Yeosang tidak begitu suka buah ini, tapi untuk bertahan hidup di hutan selama ia melarikan diri menjadikan beri asam pengganjal perut yang sempurna. Manusia memang harus beradaptasi di manapun ia berada.
Yeosang ingat akan tempat persembunyiannya semalam dan sejujurnya tempat itu merupakan tempat sembunyi yang cukup nyaman, meski badannya gatal terkena serpihan kayu yang beterbangan di udara. Didatanginya lagi tempat itu dan Yeosang baru melihatnya dengan jelas kali ini. Ruang kerja yang besar, sangat besar malah untuk bekerja seorang diri. Masih terdapat banyak ruang kosong tetapi terdapat jejak-jejak menghitam di bawahnya, mungkin tempat San menaruh balok-balok kayu di sana. Yeosang jadi membayangkan San mengangkat kayu-kayu itu seorang diri, menaruhnya di sudut lalu mulai dipotong untuk dikerjakan sesuai pesanan, lalu lengannya mengusap peluh yang mengalir di dahi dan San akan berhenti sejenak karena ia sedikit kelelahan sementara tubuhnya yang bertelanjang dada kembang kempis menarik napas.
''Astaga! Apa yang aku pikirkan?!" Yeosang menampar-nampar pipinya sendiri karena membayangkan yang tidak-tidak. Seorang Pangeran berpendidikan tidak semestinya berpikir tentang hal rendah seperti itu. Ia hanya sekedar mengagumi tubuh San, tidak menginginkan yang lebih jauh dari itu. Tentu saja San memiliki tubuh yang bagus, ia banyak bekerja menggunakan otot sehingga membentuk tubuh yang perkasa. Baiklah, Yeosang harus benar-benar berhenti memikirkannya sekarang. Dan satu-satunya cara terbaik untuk melupakannya adalah dengan mandi, Yeosang harap San tidak keberatan bahwa ia terpaksa masuk ke dalam kamar dan meminjam pakaiannya.
*****
San pulang ketika hari sudah petang, di kedua tangannya terdapat banyak kantong-kantong kertas yang Yeosang tidak tahu apa isinya. San terlihat lelah tetapi ia tersenyum dan membungkuk kepada Yeosang.
"Aku membeli banyak bahan makanan tapi aku tidak tahu apa saja yang kau suka, jika Yang Mulia tidak berkenan maka akan kutukar--''
''San, berhenti memanggilku seperti itu.'' Yeosang mengintip ke dalam kantong kertas itu kemudian tersenyum, ''Aku suka semuanya, bisakah kita memasak sekarang?''
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LOST PRINCE ; SanSang ✅
FanfictionKang Yeosang, pewaris tahta satu-satunya di Negeri Vanderroth menghilang. Sayembara dengan hadiah yang menggiurkan diselenggarakan untuk menemukan pangeran yang hilang sehingga rakyat berbondong-bondong mencarinya. Meski begitu, Sang Pangeran tetap...