VI

350 54 9
                                    

Maybe I don't quite know what to say
But I'm here in your doorway
I just wanted you to know
That this is me trying

╰─── * • * 。 • ˚ ˚ ˛ * 。° 。 • ˚ • * ───╯

San kembali ke rumah dengan perasaan hampa. Ia mengembalikan Luke ke kandang, setelah mengisi ulang air minum dan memberinya makan, San masuk ke dalam rumah diliputi rasa bersalah. Ia memandang ruang tengah dan dapur yang kini terasa dingin, biasanya Yeosang sedang berdiri dengan senyum manisnya lalu menghidangkan makan malam di atas meja. Namun kali ini hanya ada keheningan.

Seharusnya San sudah tahu bahwa hal ini akan terjadi, cepat atau lambat Yeosang pasti akan ketahuan dan kembali ke istana. San tidak bisa merahasiakannya selamanya, tapi ia tidak mengira bahwa di saat-saat terbaik yang mereka punya, Yeosang malah tertangkap. Sekelebat bayangan tentang Yeosang yang diikat tadi membuat San geram. Namun ia terlalu pengecut untuk maju dan menyelamatkan Sang Pangeran. San hanya diam mengamati tubuh Yeosang yang diangkat dengan paksa, mereka bahkan tak memperlakukannya sebagai seorang Pangeran lagi. Yeosang dicela karena penampilannya yang lusuh dan mungkin sesampainya di istana ia akan diadili.

Mungkin itu pertanda baik agar Yeosang menjadi pribadi yang lebih menurut dan sudah seharusnya ia belajar untuk memimpin Vanderroth, tapi itu tandanya Yeosang akan menikah lebih cepat dengan seorang Pangeran dari negeri seberang, katanya. Yeosang tidak mencintainya, karena hatinya berlabuh pada seorang rakyat biasa, Choi San. Namun Raja bisa melakukan apa saja, bahkan jika hal itu berarti menjinakkan Yeosang yang membangkang.

"Aku butuh makan." San berucap lemas, baru menyadari bahwa hari yang panjang ini membuat dirinya lupa mengonsumsi makanan.

Dikeluarkannya balok keju yang ia beli untuk Yeosang, senyum getir menghiasi bibirnya, "Aku membelinya untukmu tapi kau malah pergi."

San tak ingin merenung terlalu lama jadi ia memutuskan untuk membuat makan malam tanpa keju karena akan mengingatkannya pada Yeosang. San tidak menyerah, ia akan memperjuangkan Yeosang bagaimanapun caranya, tapi untuk saat ini perutnya perlu diisi terlebih dahulu.

*****

Sejujurnya, San tidak punya rencana apapun, ia hanya memiliki semangat yang menggebu dan cinta yang berkobar untuk menyelamatkan Yeosang. Pagi ini ketika ia terbangun, San langsung berpikir bahwa ia perlu pergi ke istana. Ia bukan siapa-siapa tapi Yeosang mengenalnya, San pasti diperbolehkan masuk dan mereka akan bicara. Banyak sekali pertanyaan yang ingin San utarakan dan rencana kedepannya tentang hubungan mereka. 

Andai saat itu San tidak gegabah dan pikiran polosnya tidak mengambil alih suasana, karena seharusnya ia sudah tahu pasti tidak ada masa depan antara dirinya dan Yeosang. Mereka berbeda dalam setiap aspek, latar belakang keluarga, dan masih banyak lagi. Namun San mencintai Yeosang lebih dari apapun, ia pikir cintanya cukup untuk memperjuangkan sang pujaan hati. Pemikiran itu salah, karena kini San tengah berteriak di depan gerbang istana, memanggil-manggil nama Yeosang dengan lantang. 

"KANG YEOSANG! INI AKU, SAN!''

San melakukannya berulang kali, bukan karena ia mencari atensi tapi ia frustasi. Gerbang raksasa di hadapannya bergeming, sama sekali tak menunjukkan tanda-tanda akan terbuka. San berteriak lagi, kepalan tangannya ikut memukul-mukul gerbang itu hingga menciptakan bunyi yang berisik. Ketika napasnya hampir habis dan San nyaris putus asa, gerbang itu terbuka, menampakkan dua pengawal yang kini mengacungkan tombaknya pada San. Bukan ini yang San harapkan.

"Katakan apa maumu atau kau tidak akan pernah berbicara lagi!''

San menelan ludah, ''Aku mengenal Pangeran, ia tinggal di rumahku selama ini. Aku hanya ingin bertemu dengannya untuk berbicara sebentar. Kalian bisa membawaku padanya dan ia akan langsung mengenaliku. Aku mohon.''

THE LOST PRINCE ; SanSang ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang