There'll be happiness after you
But there was happiness because of you╰─── * • * 。 • ˚ ˚ ˛ * 。° 。 • ˚ • * ───╯
Terdapat potongan keju di antara jemari Yeosang, mulutnya mengunyah secara perlahan sementara kedua netranya menatap keluar. Hari ini cukup terik dan Yeosang sedikit kepanasan, ia berniat untuk bertelanjang dada saja.
"Hmm? Kau membuka bajumu?"
Yeosang menoleh, mendapati San tengah menggenggam dua gelas air lemon yang terlihat menyegarkan, pria itu duduk di sebelah Yeosang lalu mengecup pipinya.
"Cuacanya terlalu panas."
San mengangkat satu alisnya, "Benarkah? Kau tidak berniat menggodaku kan?"
Meski Yeosang senang dengan ide yang San lontarkan tapi ia menggeleng dan memilih untuk menyesap air lemon. Masih terlalu dini untuk bercinta, Yeosang juga berpikir bahwa saling mencumbu di atas kasur tidak pas dilakukan pada siang bolong.
"Aku ingin kue bluberi.'' Yeosang berucap spontan, ia berdiri dan mengulurkan tangan agar San mau membantunya, ''Ayo buat kue bluberi bersamaku!''
''Kenapa tiba-tiba sekali?"
''Jadi kau tidak mau menemaniku?''
San menghela napas lalu meraih uluran tangan Yeosang, ''Baiklah, ayo kita buat kue bluberi.''
*****
Yeosang tidak banyak berbicara sepanjang mereka membuat kue bluberi, San juga tidak banyak bertanya karena ia pikir keduanya sedang berada di situasi yang cukup serius sekarang. Tidak semua orang bisa membuat kue tapi Yeosang jelas pandai dalam hal itu. Ia sesekali mengajari San teknik mengaduk adonan dengan benar.
''Ibu yang mengajari aku untuk membuat kue ini, saat itu sedang musim dingin dan wangi kue bluberi yang baru keluar dari panggangan membuat kami sekeluarga tergiur. Ibu memang pandai membuat kue dan kue buatannya jauh lebih enak daripada buatan koki-koki di istana, tapi yang menjadi favoritku adalah kue bluberi.''
San mendengarkan dengan baik, ia senang bahwa kekasihnya menceritakan tentang sisi lain kehidupan istana yang tak pernah San ketahui sebelumnya.
''Kau tidak pernah memberitahu bahwa kau menyukai kue bluberi sebelumnya.''
Yeosang mengangguk, ''Ya, karena jika aku memberitahumu maka aku akan menceritakan tentang keluargaku. Aku tidak ingin membuatmu sedih karena orangtuamu sudah pergi, San.''
Jadi itu alasannya. Sejujurnya, San tidak terpikir tentang hal itu sampai Yeosang menyinggung tentang orangtuanya, tapi bagi San itu tidak masalah. Ia mencondongkan tubuh untuk mengecup pipi Yeosang dari samping, meyakinkan kekasihnya bahwa ia baik-baik saja.
''Tidak apa-apa, kau tidak harus merasa bersalah karena itu, tapi sekarang saatnya aku untuk bercerita. Ibuku tidak terlalu suka makanan manis, mungkin itu yang menjadi alasan dirinya jarang memanggang kue untuk aku dan Ayah. Salah satu makanan favoritku yang pernah dibuat Ibu adalah kentang tumbuk. Entah resep apa yang Ibu gunakan tapi rasanya enak sekali, aku pernah beberapa kali mencoba untuk membuatnya namun gagal. Sepertinya aku memang tidak berbakat dalam hal memasak."
Keduanya tertawa, Yeosang sempat melirik wajah San yang kini tersenyum cerah lalu menyenderkan kepalanya di bahu sang kekasih.
"Aku senang kita saling menceritakan tentang hal ini. Kau tahu, keluarga dan semacamnya. Masih banyak yang belum kuketahui tentang dirimu, San, begitu juga sebaliknya."
"Kau benar, kita harus lebih sering melakukan ini."
"Membuat kue bluberi sambil mengenang masa lalu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LOST PRINCE ; SanSang ✅
FanfictionKang Yeosang, pewaris tahta satu-satunya di Negeri Vanderroth menghilang. Sayembara dengan hadiah yang menggiurkan diselenggarakan untuk menemukan pangeran yang hilang sehingga rakyat berbondong-bondong mencarinya. Meski begitu, Sang Pangeran tetap...