III

390 60 20
                                    

You grew up in a silver-spoon gated community
I was raised on a farm, no, it wasn't a mansion.

╰─── * • * 。 • ˚ ˚ ˛ * 。° 。 • ˚ • * ───╯

Yeosang terbangun karena suara berisik dari luar kamar tidurnya, ralat, kamar tidur San. Sambil menguap dan mengucek mata, Yeosang bergegas keluar kamar lalu mendapati sarapan telah terhidang dengan cantik di atas meja makan.

"Selamat pagi, apakah tidurmu nyenyak?''

Jantung Yeosang serasa merosot sampai ke dasar perut ketika San menyapanya dengan senyum secerah mentari dan lesung pipinya yang menggemaskan. San memakai baju pagi ini--Yeosang sedikit menyayangkan hal itu--tapi tak ada alasan bagi San untuk bertelanjang dada, ia harus menjaga tata krama karena berbagi tempat tinggal dengan Sang Pangeran.

''Ya, tidurku cukup nyenyak semalam. Di mana Luke?''

San terkekeh, ''Luke berada di kandang, kita tidak bisa mengundangnya untuk masuk ke dalam dan sarapan bersama.''

Kedua pipi Yeosang bersemu dan San menyadari hal itu, tapi ia tidak berkata apa-apa. San menuang susu ke dalam gelas dan menyodorkan mentega untuk Yeosang makan bersamaan dengan potongan roti gandum.

''Jika kau ingin tambah, katakan padaku.'' Gurau San sambil mengunyah rotinya.

''Aku tidak lapar berlebihan seperti kemarin!'' Yeosang mengaku bahwa kejadian kemarin sungguh memalukan tapi seharusnya San memaklumi hal itu bukan? Lagipula Yeosang sudah berusaha untuk menahan porsi makannya mulai hari ini.

''Baiklah, aku mengerti.''

Yeosang memperhatikan potongan roti gandum di genggamannya, ia mengoleskan mentega di permukaannya yang renyah lalu mulai melahapnya. Tanpa disadari, San memperhatikan dalam diam. Bagaimana kedua pipi Yeosang bersemu dan matanya terpejam menikmati lembutnya roti gandum itu. San belum pernah mengatakannya tapi kini ia mengakui bahwa Yeosang sangat indah, meskipun ia mengenakan pakaian lusuh dan baru saja bangun tidur, dirinya terlihat bersinar. Yeosang terlihat indah bukan karena ia seorang Pangeran, tapi karena ia terlihat begitu apa adanya sekarang.

"Ini adalah roti gandum terbaik yang pernah aku makan seumur hidup!'' Yeosang berbinar-binar dengan pipi menggembung, ''Bahkan koki istana tidak pernah membuat roti seenak ini.''

''Benarkah? Roti gandum itu dibuat oleh sahabatku di kota, namanya Jung Wooyoung. Sayang sekali aku tidak bisa membawamu ke sana.''

Yeosang tersenyum getir tapi ia mengangguk paham, ''Mungkin suatu hari nanti ketika aku tidak harus bersembunyi lagi.''

Suatu hari nanti. San menantikan hari itu.

"Aku pernah melihatmu, saat itu kau sedang berjalan-jalan di kota ditemani para pengawal. Kau membeli sebuah pedang kemudian pergi.'' San berujar sebelum meneguk susu di dalam gelas. ''Itu pertama kalinya aku melihatmu secara langsung dalam jarak dekat.''

"Bagaimana dengan sekarang?'' 

''Kau terlihat lebih nyata.'' 

Keduanya terdiam sejenak sampai San melanjutkan bicara.

"Kau terlihat indah mengenakan pakaian berwarna emas itu, serta celana dan sepatu bot yang membalut kakimu. Aku selalu berandai-andai bagaimana rasanya mengenakan semua itu dan akankah hal tersebut membuat perbedaan pada hidupku. Tapi kemudian aku berada di sini dengan seorang Pangeran di hadapanku, ia mengenakan baju lusuh berwarna coklat pudar milikku yang aku beli di pasar beberapa tahun silam. Dan kau tahu? Ia terlihat sama indahnya sama seperti ketika ia mengenakan pakaian kerajaannya. Lalu aku menyadari tidak penting apa yang dipakai, tapi siapa yang memakainya.''

THE LOST PRINCE ; SanSang ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang