866 • 𓉤

262 70 54
                                    


Baru beberapa detik ruhnya kembali pada tubuh, Chaeyeon segera terperanjat bangun. Selain suara para akut barang yang bising di pagi buta, insting yang tak biasa seperti saat di rumah juga membuatnya seketika tidak betah.

Soal semalaman tidur pulas? itu hanya kecelakaan..

Sang puan berdesis pelan memijat pelipisnya. Meretakkan tulang leher dan jemari kaki. "Seingatku malam tadi aku tidur di lantai,"

".. Bisa-bisanya berubah menjadi sofa." Chaeyeon terkekeh dalam kesadaran yang masih kritis. Menepuk-nepuk bantal berlapis kulit yang ia duduki. "Rumah ajaib."

Chaeyeon berbenah ransel dan flannel yang kini ia lingkarkan di pinggang. Kepalanya bergerak mencari Hanson ke segala arah, berniat pamit walau balasannya pasti pahit.

"Oh?" Baru membuka pintu, Chaeyeon sudah disambut ekspresi tak bersahabat Hanson Oxford. Baik, sekarang Chaeyeon meragukan kadar manusiawi pria itu.

Medieval boots, Hexagon lengan pendek dan rambut yang disurai rapi ke belakang. Belum lagi lencana bintang yang tersemat di bajunya. Jika seperti ini, aura serif Oxford dari Kairo terlihat jelas tanpa diminta, dan Chaeyeon orang pertama yang melihat Hanson tanpa penutup luka di mata.

"Aku, akan pulang sekarang. Terima kasih inapannya, biarkan aku membayar-"

bbuk!

Alih-alih mengiyakan dan berlalu layaknya batu, Hanson malah melempar Chaeyeon selipat handuk bersih.

"Kemarin kau tanya soal kamar mandi, tapi malah tidur seperti mayat."

"Lalu kenapa tidak membangunkanku? Kau senang membuatku terlihat memalukan di matamu, begitu?" umpan balik Chaeyeon kesal.

"Perlu kupanggil bantuan pemadam kebakaran untuk mengeluarkan sapi dari dalam rumahku."

"Waktumu sepuluh menit, jika kau masih ingin pergi ke Katakomba."

Sepasang mata Chaeyeon tersentak bersama-sama. Apa yang dia dengar tadi? Jangan bilang Chaeyeon dibodohi lagi. Tidak ada salahnya 'kan sedikit curiga?!

"Kau tak serius kan, Tuan Hanson? Setelah tanggapanmu yang sangat bertolak dengan permintaanku, tiba-tiba pagi ini-"

"Satu. Dua.."

"BAIK BAIK BAIK, TUNGGU AKU. SEPULUH MENIT, OFFRES?!"
































"HUAAA!!" Chaeyeon menarik handuk yang nyaris luruh dari tubuhnya yang sekarang tak terbalut sehelaipun kain.

"MAU APA KAU?!"

Kala itu knop pintu kamar mandi tak berkunci terbuka dari luar, menyembulkan seperempat figur Hanson dengan wajah tak berdosanya.

Aneh bagi Hanson, si lemak bernafas bisa berubah jadi adonan kue jika tanpa busana. (masih terlindungi handuk, tenang saja).

"Hematlah air. Sabun ada di bawah batu apung, dan jangan merengek minta lilin aromaterapi. Ini bukan hotel."

"Tidak bisakah kau bicara dari luar saja, HAA?! atau mengetuk pintu terlebih dulu?!" protes keras Chaeyeon.

"Ini rumahku. aturanku. Waktumu tujuh menit."

"Bagaimana-" brugg! Pintu tertutup keras sebelum Chaeyeon selesai menyuarakkan pembelaannya. "Bagaimana aku bisa mulai membersihkan diri, JIKA KAU TERUS BERDIRI DI SANA!"

"Aku hanya memastikan kau bukan agen mata-mata." Nada tak perduli jelas mengimbangi suara Hanson.

"KAU LIHAT KEMARIN? AKU BAHKAN PAYAH MEMBEDAKAN MANA PENIPU MANA ORANG YANG TULUS MEMBANTU!"

𝐏𝐀𝐂𝐓𝐔𝐌 : The Talk Between Amethyst & Anubis 𓁛 [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang