1281 𓅢

178 61 89
                                    

"BUKA IKATAN RAMBUTNYA!"

Orang-orang yang didominasi para saudagar gila wanita itu bersorak ria. Permainan sudah setengah jalan dan selama itu dewi fortuna ada di pihak Hanson. Kendati ia tak sampai hati melihat wanita manapun di lucuti.

Istri Lazuar yang sudah hampir tanpa busana hanya menunduk. Sudah terbiasa dengan perangai suaminya.

Hanson tetap pada wajah seriusnya. Sementara lawannya, Lazuar, tak merasa takut kalah sekalipun istrinya menjadi tumbal di permainan ini.

Jackpot pertama bagi Lazuar saat tiga dadu menghadap langit dan satu lainnya menangkup. Dengah mudah dia menukar posisi bidaknya dengan bidak Hanson sehingga ia unggul dengan tiga bidak di depan.

Yang jadi masalah datang. Ketika Lazuar menempatkan bidak Hanson pada petak jebakan.

"Bidakmu memasuki rumah air. Keluarkan tiga dadu berwarna, baru kau bisa bebas dari sana. "

Percobaan pertama, Hanson menggulir dua balok dadu di antara telapak tangannya. Semoga dewi fortuna masih bersamanya, karena jika ini gagal ..

"ROBEK KAIN YANG MENUTUP HINGGA LUTUT WANITA ITU!"

Balok dadu Hanson tidak ada yang terbuka. Membuat bidak utamanya terjebak di petak rumah air. Serta untuk kali pertama, para anak buah Lazuar menggugurkan satu lapis pakaian di tubuh Chaeyeon. Hingga tersisa kain sebatas lutut dan pakaian atas.

Kini giliran Lazuar menggulir balok dadu. Ia tersenyum puas mendapati raut cemas di wajah lawannya——walaupun sedikit. Lazuar tahu, lawannya ini punya watak keras kepala.

Kedua kali. Keberuntungan menimpa Lazuar saat ia memasuki rumah kebahagiaan dimana ia bebas memindahkan bidak lawan. Dengan piciknya ia tukar bidak kedua Hanson ke posisi yang sangat jauh.

Hanson menghantam meja hingga sempat bercecer semua bidaknya. Respon agresif ini membuat Lazuar tertawa puas.

Namun apa boleh buat? Sudah jadi aturan permainan yang mereka sepakati, jika salah satu pemain menekuk lawannya, maka haruslah tetap dilucuti wanita yang mereka jadikan taruhan.

"LEPAS KAIN YANG MENUTUP TUBUHNYA!"

Anak buah Lazuar lantas menarik kain luar yang menutup tubuh Chaeyeon. Hingga gadis itu bersimpuh memeluk tubuhnya sendiri, sekarang hanya bersisa penutup dada dan kain di panggulnya. Sementara rambutnya tergerai begitu saja. Menjadikan tontonan gratis para laki-laki hidung belang di sana.

"Tenanglah, kawan. Kau juga pengkoleksi wanita, bukan? Lantas.. mengapa kau begitu marah ketika aku meminta sedikit dari milikmu itu?"

Dadu kembali berpindah tangan. Hanson menggulir balok dadu dengan amarah yang masih meletup dalam dadanya.

Dia bahkan tak pantas untuk sekedar menoleh ke tempat Chaeyeon berada. Hanson tahu gadis itu tengah menangis tanpa suara. Itu juga karenanya yang membuat status palsu bahwa Chaeyeon adalah gadis bisu.

"HAHAHAHAHAHAHA" Lazuar meledakkan tawa yang begitu kencang disambut sorak sorai para pendukung,  saat keempat dadu yang Hanson mainkan tak ada satupun yang menghadap ke langit.

Itu tandanya sebuah perintah fataliti bagi para anak buah Lazuar untuk saatnya menggugurkan kain terakhir yang membalut tubuh Chaeyeon. Ditariklah benang dari kain linen itu hingga berangsur-angsur habis. Kian sulit Chaeyeon tahan bahana sesak dan tangis.

Hanson membalik meja senet penuh amarah. Dia remukkan semua bidak yang terbuat dari pasir, kembali menjadi butiran pasir.

Pria itu meninggalkan arena permainan. Melepas kain yang menutup dada hingga perutnya untuk melindungi daksa yang seharusnya tetap terjaga.

𝐏𝐀𝐂𝐓𝐔𝐌 : The Talk Between Amethyst & Anubis 𓁛 [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang