Special Chapter: Staycation

3.5K 454 133
                                    


31 Desember 2021

Staycation akhir tahun berhasil dilaksanakan. Bukan hanya wacana.

Semua biaya akomodasi ditanggung Dewa, pacarnya Sekar. Padahal awalnya semua mau ikut andil mengenai biaya, tapi nggak ada angin nggak ada hujan, Dewa tiba-tiba datang memberikan penawaran menggiurkan.

"Gue bayarin aja biaya sewa villanya. Kalo mau sekalian sama belanja-belanja buat makan di sana, bilang aja ke Sekar. Duitnya gue titipin."

Begitu tutur si Pangeran pewaris harta dan tahta keluarga Sankara.

Tentu saja, siapa yang mau menolak gratisan?

Sekar juga nggak banyak berkomentar mengenai kelakuan pacarnya yang senang menghambur-hamburkan uang untuk hal yang nggak perlu-perlu amat itu. Sepertinya dia sudah terlalu maklum. Ditambah, kali ini tujuan Dewa bukan hanya untuk foya-foya nggak jelas, tapi untuk menyenangkan teman-temannya, jadi Sekar nggak protes atau sok-sokan menolak tawaran cowoknya itu.

Teman-temannya tentu saja gembira mendengar kabar tersebut. Mereka menerima penawaran Dewa dengan senang hati.

Tahun baruan tanpa mengeluarkan uang sepeser pun? Serasa ketiban durian runtuh.

Staycation yang dilaksanakan selama dua hari satu malam itu diadakan di villa mewah yang berada di Cikole, Lembang—lumayan dekat dengan rumah Tiara.

Mereka semua berkumpul pada tanggal 31 siang, membawa pasangan masing-masing, dan janjian langsung di villa tempat menginap.

Oh, kecuali Tiara dan Tirta, dua manusia yang tampangnya sedang suntuk deadline di malam tahun baru itu nggak membawa pasangan mereka seperti yang sudah disepakati di awal rencana staycation.

Pertama, Tirta keburu putus dengan pacarnya.

Kedua, Tiara membatalkan janjinya dengan Malik—bocah kesayangannya—demi menemani Tirta agar cowok itu nggak bengong sendirian ketika semua orang berpasangan.

Kalau ditanya, masa sih, Tiara setega itu menelantarkan Malik demi Tirta? Teman bangsatnya itu? Jawabannya adalah, iya. Dia cukup tega untuk melakukan itu.

Selain karena belakangan ini hubungannya dengan Malik memang agak canggung karena masalah 'pribadi', Tiara juga cukup setiakawan pada Tirta yang baru dilanda patah hati belum lama ini, lukanya masih basah. Belum ada dua minggu.

Maksudnya, dia juga nggak mau lah nanti Tirta kesambet setan gunung kalau bengong kelamaan tanpa ada yang menemani, mengingat teman-temannya yang lain membawa pasangan masing-masing. Minus Ijal, yang nggak tahu dia sebenarnya mau membawa siapa.

Tirta dan Tiara datang telat dari waktu yang dijanjikan. Tirta masih harus meliput ke lapangan, sedangkan Tiara mendadak harus menemui client di daerah Sarijadi, sehingga dia yang tadinya sudah rehat di rumahnya tiba-tiba harus turun gunung lagi melewati macetnya Setiabudi di akhir tahun karena semua berlomba berlibur di Lembang.

Tiara baru menyelesaikan pekerjaannya pukul 3 sore, ketika dia segera menghubungi Tirta untuk menjemputnya.

"Udah kelar?" tanya Tirta dari ujung sana.

"Baru kelar ini. Gue shareloc ya, lo di mana?"

"PVJ."

"Oh, deket ningan. Gak pake mobil, kan?"

"Kagak lah anjing, cari mati ke Lembang bawa mobil jam segini."

Tiara berdecak kesal, "Biasa aja dong cocotnya. Sensi amat sih yang baru putus."

Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang