Matahari pun bersinar hari ini. Aku sedang membaca novel holmes kesukaan ku di kamarku. Tapi tiba tiba ada pesan yang masuk dari handphoneku.
Ting,Ting
Hey Kudo. Apakah kamu punya waktu saat ini? Aku ingin mengajak mu ketemuan di ******
jam 12:00.Heiji.
"astaga, ini anak pengen banget lomba kasus lagi. Sudahlah mendingan aku bersiap siap dulu sebelum pergi."
Aku pun mandi dan selesai mandi, aku memakai kemeja lengan pendek dan celana jeans hitam. Setelah itu aku pergi ke dapur untuk masak sesuatu untuk dimakan. Selesai masak dan makan, aku pergi menggunakan skateboardku dan langsung ke tempat aku dan Heiji bertemu. Well, pas banget tempat bertemu kami dekat dengan perpustakaan umum dan kemungkinan aku akan meminjam beberapa buku. Setelah sampai, aku menuju ke meja kosong sambil menunggu Heiji datang. Aku pun memesan minuman kepada pelayan. Pada saat aku melihat sekitaran, aku melihat ada seseorang yang sedang mengawasi aku di seberang gedung. Aku waspada supaya tidak terjadi kejadian mengerikan. Sembari aku menunggu Heiji, aku membaca buku holmes yang sengaja aku bawa supaya ada kerjaan sambil menunggu Heiji sambil memerhatikan orang yang sedang mengawasiku.
"Hey Kudo. Maaf aku terlambat."
"iya, gapapa. Oh ya kamu ngapain ngajak aku kesini?"
"aku pingin kita berlomba buat siapa yang bisa memecahkan kasus terbanyak."
"na, kan benar firasat ku tadi soal lomba buat memecahin kasus."
"iya-iya, tapi mau ngak kamu?"
"yah pastilah mau!" teriak ku yang bersemangat untuk mengalahkan Heiji
"makanya ayo ngak usah nunggu nunggu!"teriak Heiji yang bersemangat untuk mengalahkan aku.
Kami pun berlomba lomba untuk menentukan siapa yang berhasil memecahkan kasus terbanyak sampai aku lupa kalau ada seseorang yang sedang mengawasiku di atas gedung. Kami pun selesai dengan perlombaan kami. Yah walaupun yang menang adalah aku sendiri tetapi Heiji masih ingin mengulang perlombaan itu.
Malam hari jam 20:57. Sekarang adalah waktunya Kid mencuri berlian lagi karena ditantang oleh inspektur Nakamouri. Aku, Ran, Detektif cilik, Heiji, dan Sonoko sedang menunggu di dalam gedung sampai Kid datang dengan pertunjukannya.
"oke tinggal 10 detik lagi Kid akan muncul."
10
.
9
.
8
.
7
.
6
.
5
.
4
.
3
.
2
.
1Asap putih muncul di daerah berlian itu berada. Saat asap itu menghilang, Kid muncul dan terlihat dia sudah mengambil berlian incarannya.
"KIDDDDD, aku akan menangkap mu hari ini! Teriak inspektur Nakamouri terhadap Kid.
"ohhh, aku tidak sabar inspektur." setelah itu Kid pergi menggunakan hand glidernya. Tapi sebelum itu Kid menembakkan kartu peringatan ke arah para polisi. Polisi pun mengambil kartu itu dan membacanya.
Malam purnama berikutnya, seorang sosok rembulan akan datang untuk mengambil yang seharusnya dia sudah miliki sejak lama. Yakni sepasang safir biru yang selalu dia ingin miliki sejak lama. Dan jangan harapkan dia untuk membalikkan nya karena ini sangat spesial bagi dirinya
Kaito Kid.
Para polisi dan para detektif pun bingung yang dimaksud dengan sepasang safir biru. Pada saat polisi memecahkan masalah safir ini, aku mengejar Kid sampai ke atas gedung.
"ohhh akhirnya kamu datang Mei Tantei ~."
"balikin berlian itu Kid!"
"baiklah aku akan mengembalikan berlian ini karena bukan yang ini aku cari, tapi pada pertunjukan selanjutnya aku pastikan tidak akan mengembalikan apa yang sudah aku curi." Kid pun pergi menggunakan hand glidernya.
Aku pergi ke bawah untuk melihat keadaan di bawah. Saat aku ke bawah, aku melihat para inspektur sedang memecahkan misteri soal sepasang safir biru.
" Heiji ada apa? "tanyaku ke Heiji yang sedang sibuk memecahkan misteri itu.
" ini Kudo." Heiji memberikan kartu peringatan dari Kid. Aku pun membaca isi dari kartu itu.
" terus masalahnya apa? " tanyaku yang sedikit bingung.
" begini Conan yang kami bingung adalah soal safir biru ini. Soalnya disini tidak ada sepasang safir biru. " kata Ran yang ternyata ada di belakangku.
"apa mungkin yang dimaksud Kid sepertinya sesuatu yang lain?" tanyaku.
"itu bisa aja tapi benda apa yang dimaksud? Tanya inspektur Megure.
" tu-tunggu dulu apa mungkin yang dimaksud dengan sepasang safir biru adalah Conan? "kata Heiji yang mengira bahwa aku yang menjadi incaran Kid.
" mana mungkin? "kata Ran yang sedikit khawatir.
" lihat saja mata Conan, warna nya sama yakni safir biru."kata Heiji yang semakin yakin bahwa aku incaran Kid.
" iya sepertinya kau benar. "kata detektif Takagi.
" tapi buat apa dia mau culik Conan? " tanya Ran
" sepertinya kita akan selidiki itu. Tapi sebelum itu kita harus tahu bahwa benar dia akan culik Conan. " kata Heiji
" iya kau benar. " kata Detektif Takagi.
" baiklah kita akan membagi tim untuk tugas ini."
/skip saat malam berikutnya.
Para polisi bersiap siap untuk menangkap Kid malam ini tapi mereka ngak kepikiran bahwa yang akan datang bukanlah Kid. Aku diletakkan di sebuah ruangan yang memiliki jendela sel yang kecil dan sebuah pintu sel. Ruangan tersebut dijaga oleh beberapa polisi yang berlalu lalang disekitaran ruangan tersebut. Aku bersama kak Ran dan Heiji berada di dalam ruangan tersebut. Sekitar 4 menit lagi Kid akan datang.
"baiklah 10 detik lagi Kid akan datang. Bersiap semua!" teriak Nakamouri.
Tetapi di luar dugaan mereka, yang datang bukanlah Kid, melainkan Kaito Black. Para polisi sangat terkejut dengan kedatangan Kaito Black. Kaito Black melemparkan bom asap ke para polisi dan membuat para polisi pingsan di tempat. Pada saat mendengar kedatangan Kaito Black, Ran dan Heiji bersiap siap untuk menjagaku. Tiba tiba sebuah asap muncul dan menutupi sekitaran kami. Pada saat itu sesosok pemuda berbaju hitam masuk ke ruangan itu dan menyekap Ran dan Heiji di tempat tidur. Pemuda itu mendekati ku dan membungkam mulutku menggunakan kain.
"waktunya pergi, Mei Tantei~"
Dia pun membawaku pergi menggunakan hand glider hitamnya. Aku tiba-tiba tertidur di pelukan Kaito Black yang begitu hangat.
"you be mine Mei Tantei ~.
TBCMaaf kalau sedikit typo
KAMU SEDANG MEMBACA
You can't Hide Mei Tantei ~
Mystery / ThrillerConan Edogawa, seorang Detektif cilik yang suka menyelesaikan kasus dengan mudah. Dia juga sering terlibat kasus pencurian oleh Kid si pencuri. Walaupun begitu Conan tidak menyangkah kalau rivalnya juga seorang pembunuh.