Prolog

90 48 67
                                    


🌻🌻🌻

Suasana kelas saat ini begitu hening. Jam terakhir hari ini diisi dengan ulangan Matematika. Membuat Nala mati-matian menahan mual dan pusing yang dikarenakan melihat berbagai angka dan huruf pada soal ulangannya.

Mau nyontek temen tapi dia duduk di bangku paling depan. Mana gurunya galak banget lagi, bisa-bisa dia menoleh sedikit langsung diambil kertas ulangannya.

"Sepuluh menit lagi." Satu kalimat yang keluar dari bibir sang guru mampu membuat Nala merinding sekujur tubuh. Masalahnya, dia baru menjawab lima dari sepuluh soal.

Ingin rasanya Nala menangis sekarang. Kalau kena remidi lagi pasti dirinya akan diomeli habis-habisan oleh kakaknya.

Dan yang pasti dia akan dipaksa belajar Matematika oleh Ezra---kakaknya. Dengan hukuman beberapa bungkus coklat yang ia punya harus diberikan ke Ezra. Mengerikan.

"Waktunya sampai bunyi bel pulang," kata Bu Erma, guru yang mengajar Matematika di kelas ini.

Belum ada satu menit, suara keramat itu berbunyi. Nala panik. Berakhir dia hanya mengarang jawaban dari soal-soal yang tersisa. Gak peduli benar atau salah, yang penting dijawab.

Keluar dari kelas, gadis itu mendapati sahabatnya yang berlari kecil dari arah berlawanan.

"Gimana tadi? Lancar?" tanya Jina. Cewek super ambis dari kelas TKJ 1.

"Hehe." Yang ditanya malah nyengir dengan ekspresi tanpa dosa. "Separonya ngarang," katanya.

"Makanya kalau lagi jam pelajaran jangan molor," ucap Jina seraya menoyor ringan jidat Nala dengan telunjuknya.

"Ya abisnya kalau jam pelajaran Matematika kaya lagi dinina-boboin, bawaannya ngantuk mulu." Yang diucapkan Nala ada benarnya. Maka dari itu dia selalu tukar tempat duduk di belakang dengan siswa lain.

"CANTIIIK, mau pulang bareng Dilan, gak?" Suara itu milik cowok yang kerap disebut sebagai Dilan KW.

Cowok yang hobinya baperin cewek sana-sini, kalau udah puas ya langsung ditinggal pergi. IDIH.

 IDIH

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Sekarang Nala dan Jina sedang berada di halte, menunggu jemputan masing-masing. Tadi Nala sempat menolak ajakan Nadhif, si Dilan KW untuk pulang bareng. Dengan alasan kakaknya, Ezra sudah di perjalanan untuk menjemputnya. Padahal ....

Abang💬
[4 pesan belum dibaca]

Nala syggg

Abangmu yg tampan rupawan n dermawan ini g bsa jmput, gpp kan?😄

Lupa kalo udh tuker shift sm tmn

Duit saku msih sisa kn buat pke kndaraan umum?

Nala

Iyaa, gapapa abang😁

Bisa kok👍🏻

"Nala, gue duluan gak pa-pa?" ucap Jina saat Dhamar, kakaknya yang juga menjabat sebagai ketua OSIS di sekolah ini sudah menunggunya.

Sepeninggal Jina, Nala menunggu angkutan umum yang biasa lewat di jalanan depan sekolah. "Ehsan kenapa gak ada kabar, ya?" gumam Nala.

Ehsan itu teman Nala sejak TK, tetapi dia pindah sekolah saat kelas 5 SD. Walaupun begitu mereka masih sering berkomunikasi secara online, tetapi tidak untuk waktu beberapa minggu yang lalu. Ehsan seperti menghilang ditelan bumi. Chat gak pernah dibales, ditelepon nomornya gak aktif. Kasihan Nala kena ghosting.

Cukup lama Nala menunggu, dia terkejut tatkala ada cowok yang menggunakan hoodie dan masker warna hitam tiba-tiba duduk gak jauh di sebelahnya. Dilihat dari celananya, dia masih pelajar SMA.

Nala dan cowok itu saling memandangi satu sama lain. Sepertinya gak asing.

Setelah menelisik beberapa saat, cowok itu bersuara, "Nala, ya?"

Tanpa pikir panjang gadis dengan rambut panjang itu menjawab dengan nada tidak santainya, "LOH? KOK TAU NAMA NALA? KAMU SIAPA? MAU CULIK, YA?"

"AHAHAHA, sini, Om culik kamu!" ucap cowok itu dengan jahilnya menarik pergelangan tangan Nala.

Belum sempat Nala ngegas lagi, cowok itu membuka maskernya sambil berkata, "Ssst, gak usah teriak. Ini gue, Ehsan."

"Loh? Kok bisa ada di sini? Ngapain juga mau culik Nala?"

"Aduuh, gue bercanda doang tadi. Sekarang lo diem aja, biar gak ketahuan sama si uler." Nala bingung bener-bener bingung. Uler siapa?

"EHSAAAAN! Dicariin ke mana aja, sih? Ayo pulang, udah ditunggu dari tadi juga," ucap cewek yang tiba-tiba datang entah dari mana asalnya. Mungkin dia yang dimaksud 'uler' oleh Ehsan tadi, pikir Nala.

"Ehsan, dia siapa?" tanya Nala.

"Dia ...."

"Gue Bella, temen deketnya Ehsan. Kenapa?" jawab cewek itu dengan nada judesnya.

"Buruan pulaaaang." Bella menarik lengan Ehsan paksa menuju mobil di mana di dalamnya sudah ada Pak Surya, supir pribadi Bella.

"Gak usah tarik-tarik napa." Ehsan kelihatan gak suka sama perlakuan Bella.

"Nala, nanti gue main ke rumah, ya!" ucap Ehsan sedikit berteriak.

"Iyaa."

"Cih, baru pertama kali ketemu aja udah berlagak kayak Mak Lampir," cibir Nala.

Walaupun dia kelihatan polos, dia juga punya keahlian gak terduga, julidin orang misalnya.

Nala melambaikan tangan kirinya, dia memilih naik angkutan umum untuk pulang. Walaupun berdesakan, yang penting ongkosnya gak kurang dengan sisa uang sakunya.

Selama perjalanan pulang, gadis itu tak henti-hentinya berpikir ... kok bisa Ehsan tiba-tiba di sini? Terus cewek tadi siapa? Kenapa selama ini Ehsan gak pernah cerita?

🌻🌻🌻

A/n ; sampai jumpa di chapter 1💛.

A/n ; sampai jumpa di chapter 1💛

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Warna-Warni Putih AbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang