A/n ; Kalau suka, beri aku feedback ya🥺💗 Tq, berries
Happy reading!
Jam pelajaran telah berakhir, bel pulang sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu. Beberapa murid juga sudah meninggalkan ruang kelas---termasuk Bella.
Nala masih belum membuka ponselnya. Sampai akhirnya Reno menyeletuk, "Nala, lo seriusan mau ikutan lomba pidato?"
Nala yang ditanyai cuma bisa bingung, gak ngerti apa maksud Reno. "Lomba pidato? Apa maksudnya?"
"Aduh kok gue jadi bingung, sih. Itu loh, di grup angkatan jurusan kita."
Mendengar jawaban Reno, Nala langsung bergegas membuka isi grup chat-nya. Dan benar aja, di daftar itu tertulis namanya sebagai perwakilan lomba pidato.
"Loh kok namaku bisa ada di sini? Siapa yang ngisi?"
"Gue juga kurang tau, Na. Itu nomer orang baru dimasukin ke grup sama Rere. Punya Bella kali, kan dia anak baru," jawab Reno masih belum pasti.
Nala menggulir layar ponselnya mencari dari mana asal muasal mengapa namanya bisa terdaftar. Puluhan pesan grup yang isinya meributkan calon-calon perwakilan lomba ia baca satu persatu dengan cepat. "Loh iya, bener. Ini nomernya Bella," seru Nala.
"Nah itu si Bella udah izin sama lo, belum? Dia gak ngasal daftarin lo, kan?" sahut Reno.
"Aduh, aku gak tau apa-apa, Ren. Tapi kok ini grupnya udah ditutup, ya?"
"Duh kacau sih, soalnya beberapa perwakilan udah fix dan gak boleh diganti, salah satunya yang lomba pidato itu," Reno menjelaskan. "Abang Dhamar yang bilang."
"Yah, gimana dong? Aku gak bisa ngomong depan public, Reno tolong bujuk Kak Dhamar biar boleh diganti," ucap Nala dengan matanya yang sudah bekaca. "Reno, aku bener-bener minta tolong, aku takut ngomong di depan banyak orang."
"Ya udah, deh. Nanti gue coba omongin baik-baik sama Bang Dhamar, intinya lo tenang aja. Semoga semuanya baik-baik aja." Reno berusaha menenangkan Nala.
"Sebenernya Bella kenapa, sih?" gumam Reno.
"Udah ya. Gue cabut dulu. Paling bentar lagi Jina ke sini." Ucapan Reno hanya dibalas anggukan pelan oleh Nala.
Dan bener aja apa yang cowok itu bilang.
***
"Assalamualaikum, Nala pulang."
"Yah ... sepi lagi." Mama belum pulang, dan mungkin Abang Ezra sedang lembur.
Mengetahui rumahnya sedang sepi, Nala langsung merebahkan dirinya di kamar. Walau hanya sebentar, setidaknya ia berusaha meluruskan kembali tulang-tulang belakangnya yang rasanya hampir remuk.
Nala menghela napas, "Ya Allah, hari ini kenapa? Nanti kedepannya bakal gimana?"
Jam sudah menunjukkan pukul empat sore. Nala kemudian menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Selepas mandi, ia menuju dapur untuk mencari apa saja yang bisa dimakan. Tapi hanya ada susu coklat dalam kulkas. "Cuma ada susu ya, gak pa-pa deh. Seenggaknya laperku ketunda dikit."
Nala kembali ke kamar untuk membuka ponselnya. Ternyata ada banyak sekali notifikasi yang ia dapatkan. Tapi sepertinya itu dari grup chat yang baru.
----
NONGSKY🤑🍢Bella
Sorry sebelumnya gue masukin kalian ke sini tanpa izinTapi gue mau minta tolong kalian buat dateng ke rumah gue jam 8 nanti, cuma main² biasa kok
KAMU SEDANG MEMBACA
Warna-Warni Putih Abu
Novela Juvenil[HIATUS] Gak ada yang spesial dari seorang Adzkia Nala. Dia cuma siswi biasa, menjalani hari-harinya dengan normal seperti remaja pada umumnya. Namun semenjak dia ingin mengetahui tentang sesuatu, tiba-tiba hidupnya jauh dari kata normal. Semakin b...