12. GORESAN

127 78 379
                                    

"Aku terbiasa terluka, El. Sampai digigit semut aja gak berasa."

- 𝒻𝒶𝓇𝒾𝓈𝒽𝒶 -

✿✿✿

Satu minggu berlalu. Setelah Farisha lama tidak sadarkan diri, padahal luka yang ada di kepalanya sudah terjahit rapih dan tidak ada lagi luka terbuka. Tetapi Farisha masih terbaring lemah diatas tempat tidur rumah sakit.

Sempat rawat inap yang hanya ditaruh di kamar UGD. Dihari kelima Farisha kritis, darah yang keluar terlalu banyak membuat tubuhnya semakin lemah. Dokter yang menangani Farisha hanya menyembuhkan luka saja tidak melihat lebih lanjut lagi. Akhirnya Farisha diputuskan untuk masuk keruangan IGD.

Azriel putus asa kali ini. Bukan masalah biaya, melainkan sanak saudara apalagi keluarganya sendiri enggan untuk melihat keadaan Farisha. Dia berharap keluarga Farisha mengetahui keberadaan anaknya saat ini.

Tapi kali ini? Benar-benar Azriel yang harus mengurus semuanya dan harapan dari Azriel tidak ada satupun yang terkabulkan. Baru kali ini harapannya hanya sebuah angan-angan saja. Sejahat itu mereka sampai tidak menganggap anaknya sendiri? Ataupun saudaranya sendiri.

Ia berusaha untuk menelepon satu persatu anggota keluarga Farisha, tetapi tidak ada satupun yang menjawab teleponnya. Termasuk sahabatnya sendiri, Meira.

"Lo ada masalah apa sih Far? Sampek gak ada yang angkat. Genting padahal, nih antara idup dan mati loh!" Gerutunya.

Azriel terus mondar-mandir dilorong rumah sakit. Tanpa berfikir panjang ia menelepon Meira sang kekasihnya, menyuruhnya untuk datang dan menemaninya. Tetapi lagi dan lagi, panggilannya kali ini ditolak mati-matian oleh Meira.

"AKHH!! Sialan! Ini kenapa semua sih? Gila lo ngebiarin anaknya sekarat disini. Lo yang buat anak lo sekarat gue yang tanggung jawab." Emosi Azriel kali ini sudah memuncak. Azriel menunjuk sebuah handphone milik Farisha yang telah dibuka kotak pesan WhatsApp bernamakan 'Ayahku💞'

Azriel benar-benar sudah hilang akal. Sampai akhirnya ia memutuskan kembali untuk memberi kabar kepada ibunya. Tanpa basa-basi Azriel langsung menelepon ibunya dan memberitahukan yang sebenarnya.

Via telepon.
______________

Azriel
"Assalamu'alaikum, ma"

Azriel tidak bisa menahan rasa tangisnya, berusaha agar namanya tidak curiga. Tetapi Azriel tidak kuat setelah mendengar keadaan Farisha.

Mama Cantik
"Wa'alaikumsalam, boy. Kenapa? Eh bentar kok kamu nangis? Ada apa ni ganteng?"

Azriel
"Ma please, hiks.. tolongin Azriel ma! Azriel bingung."

Mama Cantik
"What happened Azriel? Kalau mau cerita jangan sambil nangis, ish! Mama gak kedengaran."

"Siapa ma?" Tanya seorang lelaki itu suaranya sangat familiar sekali ditelinga Azriel, Ali.

"Papa! Diem dulu deh, Azriel nangis soalnya." Tutur Dinda sedikit kesal.

Azriel
"Okeh, gini ma. Maaf sebelumnya Azriel satu mingguan nggak balik rumah, Azriel nemenin putri cantik, ma. Dia lagi opname di rumah sakit,"

Mama Cantik
"Hah?! Siapa? Meira?"

Suara Ali..
"Siapa a'? Jangan bilang Meira?"

GORESAN (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang