Chapter 1 : Kisah Dongeng

9 2 0
                                    

Entah di mana aku lahir. Di tempat ini begitu banyak hal yang baru aku temui.

Aku tak tahu bagaimana perkembangan zaman di tempat ini. Tak ada listrik untuk menyalakan lampu, bisa dibilang di sini masih ketinggalan zaman.

Sewaktu aku berumur satu tahun, ibu selalu mengajakku keluar rumah untuk berbelanja ataupun bermain.

Selama itu aku perhatikan sekitar. Orang-orang di sini tak ada bedanya sebelum aku lahir. Namun, ada yang sedikit aneh. Rambut mereka banyak variasi warna.

Sempat aku berpikir bahwa mereka telah mengecat rambut. Tapi, ternyata tidak. Itu memang hasil dari gen mereka.

Rambutku yang telah tumbuh juga berwarna perak sama seperti rambut ibuku.

Rumah-rumah mereka tampak seperti abad pertengahan. Aku lahir kembali ke zaman dulu. Tidak, itu tidak tepat. Ada satu hal yang mengganjal.

Orang-orang di sini dapat menggunakan sihir. Bagaimana mungkin hal supranatural itu bisa digunakan? Jika memang ini bumi, seharusnya mereka tak dapat menggunakan sihir.

Di bumi tidak ada sihir. Tetapi, di sini sihir seolah bagian dari kehidupan mereka. Aku berpikir bahwa aku lahir kembali bukan di bumi.

Dan itu benar. Aku lahir kembali ke dunia lain. Dunia yang masih jauh dari peradaban modern. Sungguh tak aku sangka bahwa di alam semesta ini ada planet yang dihuni manusia selain bumi.

Selain manusia, di sini ada makhluk hidup lain. Dengan ketidakpercayaan diriku, aku melihat tampang jelas seorang demi-human.

Perpaduan antara tubuh manusia dengan hewan di bumi. Betapa mengejutkannya itu. Mereka yang sering diceritakan dalam dunia fantasi, kini ada di dunia ini.

Aku yakin di dunia ini pasti memiliki banyak hal mistis lainnya yang masih tersembunyi.

"Aduh, Tuan muda. Hamba panik mencari Anda yang menghilang!"

Seorang demi-human wanita dengan telinga kelinci di kepalanya serta ekor kecil di belakangnya menghampiri diriku.

Dengan penuh kepanikan dia menghela napas panjang. Kemudian, memangku diriku.

Saat ini aku berumur 3 tahun. Aku telah berhasil memahami bahasa tempat ini. Bahasa yang mereka gunakan di sini tampaknya begitu mudah dipahami.

Kata yang mereka ucapkan seolah terbalik dengan kalimat yang seharusnya ditempatkan pertama. Namun, di bahasa ini jadi yang terakhir.

Dengan bantuan otak bayi yang cepat dalam mengumpulkan informasi, aku berhasil menguasai bahasa ini.

Butuh dua tahun aku menguasai bahasa ini. Selama itu, tanpa henti aku belajar bahasa.

"Carllet, aku sudah besar sekarang! Jangan memangku aku lagi!"

Bukannya aku tak mau dipangku oleh seorang gadis. Tetapi, pangkuan Carllet begitu kasar. Dia masih baru dalam hal mengurus diriku.

Karena Ibu sibuk mengurus agenda Ayah, dia tak punya waktu untuk mengurusi diriku hingga memperkerjakan budak baru ini.

Di dunia ini perbudakan adalah hal lumrah. Mereka dibeli di pasar budak beberapa koin emas dan bayarannya tempat tinggal serta kebutuhan sehari-hari.

Aku adalah putra seorang bangsawan. Kedua orangtuaku meskipun masih muda, mereka telah diangkat menjadi bangsawan.

Aku mengerti bahwa kedua orangtuaku sibuk dengan pekerjaannya. Agar bisa sedikit lebih fokus pada pekerjaan, mereka membeli budak ini.

"Tapi sekarang sudah malam. Anda harus tidur sekarang, Tuan muda."

Menghiraukan perkataanku, Carllet memangku diriku yang kecil ini. Tak ada pengalaman dalam menggendong anak, dipangku oleh seorang gadis terasa tak nyaman.

The Side HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang