Chapter 5 : Hidup Yang Singkat Di Dunia Baru

6 2 0
                                    

Tanpa sadar kakiku bergerak ke desa Korden. Sosok besar tak diketahui sedang mengamuk menghancurkan desa. Entah sosok apa itu yang pasti itu bukanlah monster. Ibu ada di sana. Bagaimanapun aku harus menyelamatkan Ibu!

Namun, Bibi Fiolda menahanku. Di bukit lapangan padang rumput kami menyaksikan sosok misterius itu.

Bibi juga baru pertama kalinya melihat sosok misterius itu. Melihat amukan sosok misterius, tangan Bibi bergetar. Apa Bibi takut? Entahlah, tapi mungkin saja Bibi memang takut.

"Bibi, lepaskan aku! Aku harus menyelamatkan Ibu!"

Begitu besar bahkan di bukit ini yang jaraknya beberapa kilometer, sosok misterius itu masih terlihat. Sudah pasti kekuatannya tak main-main. Aku takut, takut kehilangan Ibu. Aku tak mau itu terjadi. Bagaimanapun aku harus menyelamatkan Ibu!

"Lepaskan aku, Bibi!"

Di pelukan Bibi Fiolda, aku mencoba memberontak. Tapi karena pelukan Bibi kuat hasilnya percuma saja aku tak bisa lepas dari pelukan Bibi.

"Diamlah, Arkyle! Ibumu akan baik-baik saja!"

Bibi Fiolda seketika membentak diriku. Perkataan Bibi begitu yakin bahwa Ibu akan baik-baik saja. Aku tahu Ibu adalah seorang pejuang hebat. Tetapi, aku ragu melihat sosok misterius membuat Ibu bisa baik-baik saja!

Entah seberapa besar makhluk itu jika dari dekat, aku tak bisa membayangkannya. Dilihat dari jarak cukup jauh juga masih terlihat; aku yakin, besar dan tinggi monster itu hampir menyamai gedung berlantai lima.

"Ventus."

Karena tak bisa lepas dari pelukan kuat Bibi, terlintas dalam pikiranku untuk meniru sihir Ayah. Untungnya, itu berhasil.

Sebuah angin menghempaskan Bibi. Aku berhasil lepas dari pelukan Bibi. Kemudian, tanpa pikir panjang. Aku terbang menggunakan sihir ke tempat Ibu berada.

Ayah benar-benar bodoh. Dia bilang aku mustahil bisa menggunakan sihir. Tapi ini adalah bukti bahwa aku bisa menggunakan sihir. Lain kali aku tak mendengarkan perkataan Ayah lagi.

Terbang di ketinggian lima meter, aku melesat cukup cepat. Carllet di belakang berteriak memanggiku. Tanpa mendengar teriakkan Carllet, aku terus terbang menuju Ibu.

Belum setengah jalan. Aku dapat merasakan rasa lelah yang terasa amat kelelahan. Seumur hidup, aku tak pernah merasakan rasa lelah seperti ini.

Seolah tenagaku disedot kuat oleh sesuatu dalam diriku. Terbang di ketinggian lima meter sangat berbahaya jika aku terjatuh. Keseimbangan terbang diriku mulai tak stabil. Kapan saja aku bisa terjatuh.

Namun, Ibu dalam keadaan berbahaya. Aku tak mau kehilangan Ibu yang sangat menyayangi diriku ini. Kumohon bertahanlah diriku!

Tak bisa bertahan lebih lama lagi. Aku telah kehilangan keseimbangan. Jatuh di ketinggian lima meter dengan tubuh kecil ini pasti akan menimbulkan cidera fatal.

Pandangan diriku mulai kabur. setidaknya kehilangan kesadaran sebelum terjatuh takkan merasa sakit yang parah. Namun, sebelum kehilangan kesadaran aku bisa melihat Bibi berlari ke arahku.

"Terima kasih, Bibi telah menyelamatkanku."

Mengucapkan kata-kata itu aku telah kehilangan kesadaran. Aku tak tahu lagi bagaimana keadaan Ibu mulai sekarang. Aku harus cepat-cepat kembali sadar.

****************


Ketika sadar aku berada di ruangan gelap yang diterangi oleh api unggun. Melihat sekitar, tidak ada siapa-siapa di sana kecuali Carllet sedang tidur dalam posisi duduk.

The Side HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang