Part 1

215 13 4
                                    

01. Jadi Diri, dan Penyamaran

Di gudang belakang sekolah, terdapat Amara dkk, si Ratu Bullying di SMK Bina Pertiwi.
Terdapat ia sedang melakukan kegiatan bullying kepada salah satu gadis, dia adalah Natalia. Atau dengan nama asli Marcellina Monata.

Nata tidak pernah membalas perbuatan si Amara, namun hanya dengan tangkisan kecil dapat membuat lawanya cedera.

Nata menetap menjadi Gadis Cupu hanya karena ingin terhindar dari publik selama beberapa tahun ini, karena ia adalah selebgram. Karena kecantikannya dan kepintaran-nya, yang sangat baik, mereka para dunia bisnis maupun sebagainya, mengejar-ngejar Marcellina.

Marcellina. Ia sempat menjadi perbincangan buah bibir dari dunia Maya di kalangan masyarakat Indonesia. Tapi akhir-akhir ini, setelah ia pindah ketanah air, para wartawan membicarakan jika, Nyonya Marcellina sudah menghilang entah kemana semenjak 1 tahun yang lalu.

Kembali kepada topik. Saat ini Amara Ingin menampar pipi Nata sebelah kiri. Namun satu cekalan tangan menghentikan aktivitasnya. Dia Rangga Aditama. Dia adalah sepupu termuda Nata, ia sangat menyayangi Nata sebagaimana ia menyayangi kakaknya sendiri.

"Jauhkan tangan-mu Amara Andrea!" suara berat dan dingin milik Rangga memang, sedikit mengerikan, terlihat jelas Amara dkk sedang merasa ketakutan, berbeda dengan Nata, gadis itu hanya diam sambil menatap sedikit polos, memang sifatnya seperti bunglon.

"O-oke," jawab Amara dkk. Mereka meninggalkan Rangga dan Nata di dalam gudang.

***

"Kamu tidak apa-apa kan Cell?" tanya Rangga lembut. Nata menggelengkan kepalanya, Rangga sudah sangat faham dengan sifat kakak sepupunya itu. Rangga yang tak sengaja melihat sudut bibir Nata terluka pun, membawanya ke UKS.

Rangga menuntun Nata, untuk duduk di bibir kasur UKS. Lalu ia mengambil alat P3K untuk mengobati luka disudut bibirnya.

"Udah selesai kak," ucap Rangga. Nata membalasnya dengan senyuman manis, "Thanks," balasnya.

***

Mereka berdua pun keluar dari UKS. Seperti biasa, kedekatan-nya dengan Most Wanted seperti Rangga pasti akan menjadi buah bibir, warga sekolah.

Nata memasuki ruangan kelas XII bahasa dengan malas, rasanya sudah lama ia bersikap polos dan lugu seperti ini. Namun hal itu juga ada yang menguntungkan dan juga merugikan baginya.

"Nata, kamu habis dari mana?" tanya Lilis Karlina, sahabat Nata. Nata menunjuk lukanya yang belum kering itu. Lilis yang faham, pun mengangguk-kan kepalanya.

"Yaudah, it's oke, kalo mau keluar kita sama-sama." Lilis membelai lembut rambut Nata, satu-satunya sahabat yang membela dan melindungi Nata. Sebenarnya Nata bukanlah anak polos nan lugu, namun jika dikatakan melebihi sebaliknya.

"Hari ini, jam pelajaran tinggal 3 jam, dan itu pelajaran Pak Gading. Kamu udah ngerjain tugasnya?" percayalah Pak Gading adalah guru killer, siapa yang tidak menyelesaikan tugas, dan tidak menuruti perintahnya maka siap-siaplah hukuman tentunya akan menanti.

"Sudah. Yang halaman 280 kan?" tanya Nata. "Iya. Aku lihat boleh ya! Ya, ya. Boleh yaa," ucap Lilis dengan memasang puppy eyes eyes miliknya. Terlihat jijik bagi dirinya sendiri namun, demi nyontek. Nata pun mengangguk.

"Yes, Akhirnya!" teriaknya. Sisi kelas pun menatap keduanya heran. Gila tuh mereka, pikir teman-teman sekelasnya.

***

Teng! Teng! Teng ....

Bell pulang pun berbunyi. Semua siswa berbondong-bondong keluar dari kelas untuk pulang kerumahnya Masing-masing.

Perubahan Gadis Cupu [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang