Part 8

39 4 0
                                    

08. Kembali sekolah dan tentang harga diri!

"Cell? Beneran kamu udah mau sekolah aja? Kamu masih perlu istirahat sayang!" desak Ayah, ia masih terlalu khawatir mengingat bagaimana kejadian kemarin yang baru diceritakan oleh Rangga.

"Iya, Ayah. Nggak papa kok Ayah! Lihat Aku udah sembuh kok, lagian Ayah nggak usah khawatir, Aku bisa jaga diri kok Yah!"

***

Hari Senin sangatlah dibenci oleh para siswa siswi. Sudah 2 jam lamanya mereka dijemur hanya untuk mendengarkan amanat dari pembina upacara.

"Capek benget lagi!" lesu Nata, sinar matahari sangat terik hari ini, membuat keringat mereka berjatuhan, tak tanggung-tanggung keringat mereka keluar sebiji jagung.

Hingga amanat selesai, para murid bernapas lega, hingga upacara selesai, dan mereka memutuskan untuk pergi kekantin sebelum KBM dimulai.

"Bibi, Es lemon tea satu sama nasi goreng kimchi!" serunya, dan mendudukkan dirinya di kursi sebelah warung itu.

Sahabatnya hari ini tidak berangkat sekolah, dengan alasan menjenguk neneknya di kampung halamannya di Semarang.

"Hai?!" sapa laki-laki yang berpakaian seperti badboy, dengan baju yang dikeluarkan, serta penampilan yang tidak layak jika disebut siswa.

"Y-ya?" balas Nata gugup, pasalnya selain teman sekelasnya, Marshel, Lilis dan Rangga, tidak ada yang mau berdekatan dengan karena penampilannya yang culun.

"Hmm, Gue boleh numpang duduk disini?! Dan kenalin Gue Hendri Alessandro, cowok tertampan di SMK Bina Pertiwi!" ucapnya sombong, ya memang Hendri mempunyai wajah ganteng, tapi jika diukur dengan langit dan bumi, Marshel jauh lebih daripada Hendri.

'Aku tau kamu Hendri! Bahkan dari bibit bobot kamu. Kamu pikir Aku terlalu naif untuk tidak mengetahui semuanya? Aku jelas lebih mengetahui dirimu! Selamat bermain!' smirknya disaat dirinya membatin.

"A-aku-," belum sempat Nata menyelesaikan ucapannya, Hendri lebih dulu memotong ucapnya.

"Gue udah tau Lo kok! Lo Natalia Ameli, kan? Gadis desa yang dapat beasiswa dari kepala sekolah itu kan?" tanya Hendri, dengan cepat Nata mengangguk.

"Btw, Lo kelihatannya juga imut, cantik lagi?!" goda Hendri. "Lo mau nggak puasin Gue malem ini? 100 juta Gue kasih sama Lo!" bisiknya.

'Kau?! Kamu pikir Aku murahan hingga 100 juta bisa membeliku setelahnya kau buang Aku dan mempermalukan diriku nantinya? Cowok brengseknya minta disunat tin lagi kayaknya!' batin Nata kesel, hingga terus saja Hendri menggodanya. Sementara jejeran kaum hawa di kantin kini berteriak hingga mereka berdua seperti tersudutkan, akibat mereka duduk berdampingan dengan tangan Hendri mencoba meraih rahang mulus milik Nata.

Plak!

"Berani juga Lo cupu!" murka Hendri setelah mendapat tamparan cukup keras dari Nata.

Plak!

"Ini balasnya Lo cupu, culun! Perlu Lo tau! Lo nolak 100 juta dari Gue? Atau masih kurang? Mau Gue tambahin jadi 1M? Uang segitu bisa buat makan Lo seumur hidup kali! Gue bisa cabut juga biasiswa Lo! Bokap Gue itu juga termasuk orang yang menanam saham 6% jadi Bokap Gue berhak mengajukan tuntutan agar biasiswa Lo cabut!" ucap Hendri, dirinya ingin menampar pipi Nata lagi, namun ada yang mencegahnya.

"Lo kalo main fisik jangan sama perempuan dong! Cemen benget!" sindir Rangga, sambil menatap Kakak kelasnya yang sombong itu.

"Lo nggak usah ikut campur, bocil! Mendingan Lo main sana!"

Perubahan Gadis Cupu [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang