03

51 26 0
                                    

Glonting!

Gyu🐻:
Hari ini antri MRT,
Nyusul.
 

                                                       Ya

Ningning🐰:
Cake nya enak kak
Mama suka
Titip terima kasih buat ibu lo

 
Ok.

Soobin meletakkan ‎ponselnya di meja dan mulai mengenakan sepatunya di teras rumah. Pemuda itu berulang kali menengok namun tidak ada satupun yang keluar dari dalam rumah.

"IBU!! SOOBIN BERANGKAT!!"Teriaknya.

"IYA, HATI-HATI!!".

Soobin tersenyum simpul saat yang menyahut bukan ibunya melainkan sang ayah.

Pemuda itu mulai melangkah keluar, pagi yang tidak terlalu dingin, Soobin bisa menyambi jalannya pagi ini dengan sedikit berolahraga.

Berjalan?, bukan pilihan yang buruk.

‎Sejenak saat hendak keluar dari gerbang rumah, pemuda itu berputar badan, menatap rumah putih megah didepannya, rumah sebesar itu hanya ditinggali tiga orang, dia, ayah, dan ibu.

Sayang tidak ada penjagaan, untung saja rumahnya aman, tidak pernah terbobol oleh maling karena memang kawasannya anti maling.

Soobin menghela nafas, sebulan yang lalu ia bermimpi buruk, rumah megahnya itu hancur terlalap oleh api dan buktinya sekarang pun rumahnya masih utuh, itu artinya ia tak perlu menghawatirkan mimpi semalam, benar kata sang ibu, mimpi itu hanya bunga tidur.

***

"Kak Soobin!"

Soobin tersenyum kala teman bulenya itu menghampirinya, Kai merangkulnya. Semua sahabatnya sudah berkumpul, dia saja yang telat.

Soobin sedikit merasa kikuk saat berada dirangkulan temannya itu, sudah seperti titan, meski yang termuda, Kai adalah yang paling tinggi dari teman-temannya.

Dan Soobin berjanji, suatu saat nanti ia akan lebih tinggi dari Hueningkai, nama panggilan kesayangannya, diambil dari nama belakang dan tengahnya.

"Nih, udah gua pesenin multi ticket, hari ini naik kereta"Taehyun memberikan ticket yang dibelinya ke Soobin.

"Taehyun yang ngajak duluan,"Ujar Yeonjun.

"Biasanya lo naik motor Tae,"Soobin sedikit heran dengan temannya.

"Motor gua diservis, temenin naik MRT sekali-kali"Taehyun memandang lurus ke depan, tangannya diselipkan ke saku jaket yang ia kenakan.

Soobin mengangguk ragu.

Suara kereta mulai terdengar, bersamaan dengan itu para penumpang yang duduk mengantri mulai bersiap-siap.

"Yakin, hari ini gak desakan"Ujar Beomgyu pelan seraya menepuk bahu Soobin pelan dua kali.

Soobin tersenyum namun saat kereta semakin mendekat, mimpi semalam terputar kembali di otaknya.

"Hey, kenapa?"

Soobin tersadar, dan menoleh sebentar kearah Beomgyu yang ada disamping kanannya.

"Gue kemarin mimpi buruk Gyu, rasanya kita kayak ketabrak kereta"gumamnya tak sadar.

Soobin sedikit melirik ke kiri kala Kai menghela nafas, sudah Soobin duga dia itu aneh, Kai saja sampai bosan.

"Itu artinya kita mau naik kereta"Ucap Yeonjun yang ada disebelah Beomgyu, remaja laki-laki itu berangsur naik ke kereta mendahului teman-temannya, disusul oleh Hueningkai dan Beomgyu dibelakangnya.

"Mungkin karna semalem kita kumpul jadi kebawa mimpi, itu wajar"Kini giliran rangkulan Taehyun yang melingkar di bahunya.

Soobin tersenyum tipis dan mengangguk.

"Let's Go!"

Taehyun mendahului Soobin namun terhenti kala temannya itu masih diam ditempat, Taehyun lantas balik menghampiri Soobin dan menariknya masuk.

Benar, semalam kelima pemuda itu sedang berkumpul di rumah Soobin, hanya beradu game online dipinggir kolam dengan ditemani cemilan seadanya namun yang menjadi semakin seru adalah ibunya yang antusias membuatkan minuman serta kue, sesekali ayah Soobin juga turut bergabung.

‎Betapa serunya semalam sampai empat sahabatnya itu pulang terlarut malam.

BEAUTIFUL MAGIC ISLAND || Choi Soobin [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang