01

76 28 0
                                    

"Tempat apa ini?"

Manik Soobin terus menelisiki seluruh sudut tempat kakinya berpijak saat ini, ia tiba-tiba saja berada di sebuah tempat asing, pepohonan?ilalang?

Langit? Gelap.

"Gue dimana?"gumamnya.

Soobin kebingungan, namun ada yang aneh sejauh netranya memandang, mata soobin menyipit, seberkas cahaya kekuningan tampak mengintip dari sisi kiri membuat pemuda itu mulai terdorong untuk memeriksanya.

Jelas sekali kabut terlihat bertebaran, ataukah itu memang cahaya bulan?

Soobin hanya melihat kegelapan di langit, ia juga tidak melihat bulan ataupun bintang berada diatasnya, namun langit tampaknya juga tidak terlalu jahat, awan hitam itu sepertinya bukan pertanda mendung melainkan seperti diutus tuhan untuk menjaganya, sehingga pemuda itu tidak susah mencari jalan yang pas.

Srkkk,

Soobin tersandung semak-semak, kini sepatu putih yang dikenakannya sedikit jebol. Pemuda itu lantas berjongkok, memeriksa sepatunya yang menganga.

Namun saat pemuda itu hendak berdiri kembali, matanya sudah menangkap kobaran api didepannya, Soobin baru mendengar ganasnya api yang perlahan-lahan mulai menjalar begitu cepat.

Pemuda itu panik setengah mati.

"Kebakaran??!"monolognya.

"SOOBIN!!!"

Soobin menoleh, tak jauh darisana bola matanya mendapati empat remaja laki-laki sebayanya. Menggunakan seragam yang sama pula dengannya, tak lupa juga raut wajah mereka yang panik bukan main persis seperti dirinya.

"YEONJUN!! BEOMGYU!! TAEHYUN!! KAI!!"

Soobin melambaikan kedua tangannya diatas udara, dengan segala usahanya pemuda itu melangkah maju, menunggu waktu yang aman dan jalan yang tepat.

"KITA KESANA!!"

Benar saja tak butuh waktu lama, ke-empat temannya itu berhasil menerobos kobaran api dan menghampiri Soobin. Soobin seperti terhipnotis dengan kekompakan teman-temannya, mereka lebih pandai me‎mbelah situasi ketimbang dirinya.

"LARI!!"Utas Yeonjun dengan berteriak.

Tanpa ancang-ancang kelima pemuda berseragam sekolah itu berlari ke jalan yang tepat, menghindari kobaran api dan sesekali berhenti mendadak karena ranting pohon berjatuhan.

"‎KAK YEONJUN!! KITA DI REL!!!"Histeris Kai, si paling muda dari yang lain sekaligus yang paling tinggi diantara kelima remaja menengah itu.

"APA?!!"Teriakan Taehyun semakin menambah runyam.

Semua terhenti, perhatian tertuju sepenuhnya pada si bungsu, namun terpecah kala menyadari tak ada jalan lain lagi.

"KAK SOOBIN!! KITA HARUS LARI KEMANA?!!"

"DIEM BODOH!! INI LAGI NYARI JALAN!! JANGAN PANIK!!"Sentak Beomgyu.

"GAK PANIK GIMANA SIALAN!!‎ KITA KEJEBAK!!"Balas Taehyun tak kalah tajam, kini si muda nomor tiga dan empat itu saling beradu tajam. Namun tak selang lama, beberapa detik kemudian para pemuda itu menangkap adanya kereta yang melaju dari jauh, walau samar tetapi bunyi lonceng masih tertengkap jelas dipendengaran, mereka tidak tuli.

"LARI"Ujar Soobin.

"LARI KEMANA?!"Sergah Yeonjun panik.

Soobin meraih tangan Yeonjun dan Beomgyu selaku yang berada di sebelah kiri dan kanannya, digenggamnya erat keduanya dan menatap satu per satu temannya secara bergantian.

"TEROBOS APINYA!!"

Tanpa sinyal aba, Soobin lebih dulu menarik tangan Yeonjun dan Beomgyu.

Soobin benar-benar membelah cahaya ke orange an itu, matanya tiba-tiba saja berubah merah.

Kratak!!

"AKHHHT!!!"




Ini adalah hari awal kita, garis awal kami.

Tinggalkan jejak Vote★

BEAUTIFUL MAGIC ISLAND || Choi Soobin [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang