Bab 1

27 4 2
                                    

Sinar matahari masuk melalui celah jendela dan kicauan burung yang indah. Sepasang suami istri yang belum bangun dari tidurnya dan masih terlelap dalam mimpi mereka.

“Ugh.” lenguh Nara yang bangun dan merasakan tangan kekar memeluk pinggang rampingnya. Nara melepas pelukan secara pelan-pelan agar tidak membangunkan suaminya, Nara pun masuk kedalam kamar mandi selama 15 menit. Nara pun duduk di meja riasnya untuk mengeringkan rambutnya yang basah, Nara pun memakai skincare dan bodycare. Setelah selesai semuanya Nara beranjak ke tempat kasur.

“Sayang, bangun udah jam 08:12,” ucap Nara menguncang pelan tubuh Bram.

“Nanti, Sayang, 5 menit lagi,” ucap Bram dengan suara serak. Bram masih memejamkan matanya dan memeluk pinggang Nara.

“Yaudah, aku kebawah dulu mau masak,” ucap Nara turun dari kasur dan kebawah.

“Selamat pagi, Nona,” ucap para pembantu dan membungkuk badan mereka.

“Selamat pagi, juga.” balas Nara dan tersenyum. Nara kedapur dan membuat kulkas.

“Bibi, buah sudah habis?” tanya Nara kepada Bibi yang sedang beres-beres dapur. Pembantu yang lainnya sedang mencucikan piring dan alat masak yang kotor.

“Iya, Nona,” kata Bibi melihat Nara.

“Oh begitu, baiklah bersihkan seluruh rumah dan jangan lupa untuk memasak karena ibu dan ayah akan datang. Perlengkapan di dapur aku saja yang beli,” ucap Nara menutup kembali kulkasnya.

“Tapi, Tuan akan marah Nona, jika anda pergi keluar,” ucap Bibi.

“Tidak apa-apa, Bibi. Aku akan keluar bersamanya jadi tenang saja,” ucap Nara menatap Bibi tersenyum. Nara pun naik kelantai atas dan masuk kedalam kamar, ia melihat Bram masih tidur dan belum bangun.

“Sayang, ayo bangun, jika kamu tidak bangun aku akan pergi,” ancam Nara pada Bram. Bram pun langsung bangun, dan menarik Nara dalam pelukkannya.

“Jangan pergi,” kata Bram manja, tidak biasanya Bram manja pada Nara karena Naralah yang manja pada Bram.

“Baiklah, jika kamu tidak ingin aku pergi maka mandilah. Aku akan menyiapkan bajumu,” ucap Nara dan mencium sekilas bibir Bram. Bram pun tersenyum, biasanya dia yang meminta duluan. Bram masuk ke dalam kamar mandi. Nara menyiapkan baju Bian dan membereskan kasurnya. 15 menit Bram di dalam kamar mandi dan keluar dengan handuk sepinggang yang memperlihatkan perut sixpack Bram. Bram memakaikan pakaiannya.

“Sayang, temani aku berbelanja kebutuhan di dapur,” ucap Nara mendekat Bram dan mengeringkan rambutnya Bram.

“Kenapa kamu yang berbelanja? kenapa tidak menyuruh pembantu saja?” tanya Bram pada Nara.

“Sayang, mereka membersihkan rumah dan memasak, jika mereka berbelanja pekerjaan tidak akan selesai. Ayah dan ibu  akan datang,” ucap Nara memeluk Bram dan Bram mengecup bibirnya. Bram membalas pelukan istrinya tersebut dan mengusap pelan rambut Nara.

“Baiklah, kita akan pergi ke mall,” kata Bram mengendong Nara seperti koala. Nara hanya tersenyum dan memeluk leher Bram, Bram dan Nara pun masuk kedalam mobil yang sudah disediakan oleh sekretaris pribadinya Bram.

“Tuan, kita akan kemana?” tanya Andi sekretaris Bram.

“Kita akan pergi ke mall,” ucap Bram.

“Baik, Tuan.” kata Andi dan mobil mereka di ikuti oleh beberapa bodyguardnya Bram. Mereka pun keluar dari mobil, Bram memeluk pinggang Nara dan masuk ke mall. Para bodyguard berjalan di belakang mereka berdua, banyak mata menatap heran mereka berdua. Nara dan Bram sudah sampai di supermarket di mall dan masuk, Nara mengambil troli belanjaan dan mengelilingi supermarket.

Ceo Tampan SuamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang