Brak!
Nara menendang pintu, Bram tahu jika itu Nara. Bram hanya menggeleng kepalanya dan melihat Nara tersenyum. Nara meletakkan bekal yang ia di meja kerjanya Bram.
“Sayang, kamu masak apa?” tanya Bram pada Nara, sedang Nara sedang mengeluarkan bekal yang ia bawa.
“Aku masak steak dan nasi goreng,” Nara mengeluarkan bekal yang ia bawa.
“Ayo, duduk di sofa,” Nara dan Bram duduk di sofa. Nara membuka tutup Lunch boxnya. Nara menyuapi Bram nasi goreng tersebut, dan Bram makan dengan lahap. Nara mengambil gelas di meja Bram dan menuangkan air. Bram meminum air yang di berikan Nara sampai habis.
“Sayang, ingin steak?” tanya Nara karena Bram makan dengan banyak.
“Iya,” Bram mengangguk dengan cepat. Nara terkekeh melihatnya karena Bram seperti anak kecil. Nara pun menyuapi Bram steak buatannya, Nara juga ikut makan steak yang ia buat, Nara merasa steaknya sedikit hambar.
“Emm? Sepertinya, garamnya terlalu sedikit,” ucap Nara menatap Bram.
“Tidak apa-apa, Sayang. Ini sangat lezat dan lebih bagus jika garamnya tidak terlalu banyak,” ucap Bram membelai rambut Nara. Nara tersenyum, ia merasa lega jika Bram menyukai masakannya, kini makan pun selesai. Nara menyimpannya ke tas bekal.
Sedangkan Bram kembali bekerja dan mengerjakan dokumen yang tersisa sedikit.“Bram, aku kekamar dulu,” ucap Nara dan Bram mengangguk.
“Hah, panas, lebih baik aku mandi saja.” Nara pun masuk kedalam kamar mandi, selesai mandi Nara hanya menggunakan handuk sebatas paha.
Ceklek!
Bram masuk dan duduk di pinggir kasur. Sedangkan Nara masuk kembali kedalam kamar mandi untuk menggunakan pakaiannya. Nara keluar menggunakan baju bewarna merah dan celana pendek, Nara pun berbaring di kasur dan memeluk Bram.
“Kenapa, Sayang?” tanya Bram mengelus pipi gembul Nara.
“Aku mengantuk,” ucap Nara mempererat pelukannya.
“Tidur lah, aku akan menemani,” Nara pun terlelap dalam tidurnya dan memeluk Bram.
*****
Siang berganti sore, Nara terbangun lebih dulu. Pertama yang ia lihat wajah tampan suaminya.
Nara mengelus pipi suaminya, dan beranjak bangun. Tiba-tiba Bram menarik Nara dalam pelukannya hingga Nara terbaring kembali.“Bram, lepaskan. Aku ingin mandi,” ucap Nara kesal karena Bram menariknya dalam pelukan Bram.
“Nanti saja, Sayang,” Bram menyembunyikan wajahnya di dada Nara dan memeluk erat Nara.
“Kalo gini terus, kapan mandinya?” ucap Nara mengecup bibir Bram. Bram menarik tekuk Nara dan memperdalam ciuman. Nara memukul pelan dada Bram, Bram pun melepaskan ciumannya, Bram tersenyum melihat wajah kesal Nara.
“Ish, nanti bengkak gimana?” Kesal Nara dan mencubit pipi Bram.
“Hehehe, gak kok,” ucap bram dengan wajah tanpa dosa.
“Gak gimana? kemarin bengkak gara-gara kamu,” ucap Nara kesal dan beranjak dari tempat tidur.
Bram hanya diam dan tersenyum melihat kelakuan istri nya yang kesal olehnya. Bram mengambil handphonenya di atas nakas dan melihat tanggal di handphonenya.
“Pantesan marah-marah, orang nya lagi datang bulan.” ucap Bram. Sedangkan Nara sudah selesai mandi, dan Nara mengeringkan rambutnya yang basah menggunakan hairdryer.
“Sayang, handuk aku mana?” tanya Bram.
“Handuk ambil di dalam lemari,” ujar Nara menunjuk lemari kecil, Bram pun mengambilnya dan masuk kekamar mandi.
Kini Nara sedang membaca novel di balkon dan melihat pemandangan sore dari balkon kantor.
Nara tersenyum saat dimana pasangan tersebut sedang bermesraan.
Bram pun keluar dari kamar mandi, dan mengambil baju di kasur dan memakainya. Bram yang melihat Nara duduk di balkon lansung menghampirinya.“Sayang, pulang yuk. Udah hampir malam,” ucap Bram dan mengusap kepala Nara.
“Iya, nanti kerumahnya mamah ya,” kata Nara menatap Bram. Bram hanya mengangguk dan mereka berdua kelift untuk turun kelantai bawah. Mereka berdua sudah lantai bawah dan menuju parkiran, Bram membukakan pintu mobil.
Bram mendudukkan Nara dipangkuannya sambil menyetir mobil. Nara menghidupkan lagu. Saat diperjalanan Nara melihat penjual permen kapas dan menyuruh Bram memberhentikan mobilnya.“Stoppp!” ucap Nara membuat Bram kaget.
“Kenapa, Sayang?” tanya Bram pada Nara yang turun dari pangkuan nya.
“Mau beli permen kapas.” ucap Nara keluar dari mobil dan menghampiri penjualnya.
“Hah, kirain apa?” ucap Bram ikut keluar dan menghampiri Nara.
Nara duduk dikursi sambil menunggu permen kapasnya jadi dan memainkan ponselnya. Bram duduk dekat Nara dan memakaikan mantel pada Nara agar tidak kedinginan.
“Masih belum?” tanya Bram pada Nara.
“Emm, belum keknya?” ucap Nara melihat permen kapasnya.
5 menit kemudian, permen kapas Nara pun selesai. Bentukannya kelinci, karena gemas Nara mengigit telinga kelincinya.
“Sayang, makannya jangan belepotan,” ucap Bram dan membersihkan sisa permen kapasnya di bibir Nara.
“Hehehe, iya,” ucap Nara, mereka berdua masuk dalam mobil dan berangkat menuju rumah.
Didalam mobil Nara memakan permen kapasnya hingga tersisa badan kelincinya saja.“Mau,” tawar Nara pada Bram.
“Enggak kamu aja yang makan,” ucap Bram dan saat Nara memakan nya Bram mengambilnya dari mulut Nara.
“Manis,” ucap Bram dan mencium bibir Nara.
“Ish, tadi katanya gak mau?” ucap Nara dengan wajah cemberut dan melahap permen kapas.
“Kalo kamu yang dulu makan aku mau,” ucap Bram tertawa kecil.
“Nanti berhenti di mall, mau beli cake, croissant, dan cupcake,” ucap Nara dan mengambil tisu basah untuk membersihkan sisa permen kapas.
“Iya, Sayang.” ucap Bram dan menggenggam tangan Nara.
*****
Nara sedang memilih cakenya, Nara tampak bingung ingin yang mana
Nara membeli tiga cake. Pelayan mengambil cake yang dipilih Nara dan membungkusnya dengan kotak cake. Bram membayar dan mereka berdua keluar dari toko cake.“Kita ke Restoran, ya. Kamu belum makan,” ucap Bram menggandeng Nara.
Mereka berdua berjalan menuju ke Restoran yang terdekat dan masuk ke Restoran tersebut. Pelayan Restoran memberikan buku menunya, Nara memilih menu makanannya
“Aku ingin ayam panggang dan Ramen,” ucap Nara. Pelayan tersebut mencatat menunya.
Nara meminum, minuman milik Bram. Bram memakan satu cupcake yang tadi mereka beli, mereka menunggu 20 menit. Pelayan datang membawakan makanannya dan meletakkannya di meja. Nara berdoa sebelum memakannya dan selesai berdoa, Nara memakan Ramennya.
*****
Bram dan Nara sudah sampai didepan mansion milik ayah dan ibunya, Bram membuka pintu untuk Nara dan keluar.
Mereka berdua masuk dan disambut hangat oleh pembantu.“Selamat malam, Nona dan Tuan. Selamat datang,” ucap kepala pembantu.
“Selamat malam,” ucap Nara disertai senyuman.
Mereka berdua menghampiri orang tuanya dan menyalim tangannya.“Mamah,” ucap Nara dan langsung memeluk ibu mertuanya.
“Loh? Nara. Kenapa gak bilang-bilang kalo kesini?” ujar Nadia menatap Nara.
“Hehe, lupa,” ucap Nara tersenyum.
“Iya, kamu udah makan?” tanya Nadia mengusap rambutnya Nara.
“Udah, Mah. Di restoran tadi, cuma Bram aja yang belum makan,” ucap Nara dan Bram duduk di sofa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ceo Tampan Suamiku
RomanceJangan jadi pembaca gelap, follow dulu baru baca. No plagiat, hasil karya sendiri.