Matahari masuk ke kamar dan cuaca yang cerah, Nara tertidur nyenyak di pelukan Bram dan mengeratkan pelukannya. Mereka berdua bermain sampai jam 05.19, sekarang jam 01.28. Bram bangun dan melihat tubuh Nara yang penuh cupang, dari leher hingga dada. Bram duduk dan kekamar mandi, Nara juga terbangun dan kepalanya pusing. Nara melihat dirinya tak memakai pakaian dan pakaiannya berhamburan di lantai, Nara tak asing dengan baju tersebut.
“Bram?” Nara memakai selimut dan berlari kearah cermin.
“AAA! Kenapa banyak cupang? Bram sialan!” Nara menggerutu dan masuk kamar mandi yang satunya.
Air shower membasahi dirinya, Nara menuangkan shampo dan mengusap rambutnya. Nara memakaikan sabun dan air shower yang menyirami tubuhnya, selesai mandi Nara memakai Rok mini dan kemeja putih.
“Gimana dong? Ini hilangnya lama. Bram emang gila.” Nara kesal melihat cupang di lehernya. Bram keluar dari kamar mandi dan melihat wajah Nara yang cemberut.
“Kenapa, Sayang?” tanya Bram dan memeluk Nara.
“Kenapa kamu banyak bikin cupang di leher aku? Nanti di lihat orang gimana?” Sebal Nara dan menghentakkan kakinya.
“Jangan kemana-mana, dirumah aja,” Bram mengusap rambut Nara dan mencium kepalanya.
“Hari ini aku turun ke kampus,” Bram yang mendengarnya heran.
“Hari ini tanggal merah, Sayang,” Nara diam dan melepaskan pelukan Bram. Nara kekamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Selesai mandi, Nara memakai T'Shirt dan celana pendek, Nara kebawah untuk turun makan dan Bram menjemput Austin di Mansion mereka.
Makanan tersaji rapi di meja, Nara menunggu Bram dan memakan salad buah. Bibi, sedang beberes ruang tamu.
Tak menunggu lama, Bram dan Austin datang.“Mommy!” Austin memeluk Nara dan Nara merapikan rambut Austin yang berantakan.
“Kenapa tinggalin Austin di Mansion, sendirian?” tanya Austin dan Nara tersenyum.
“Maaf, ya. Mommy, lupa jemput Austin. Austin takut sendirian?” tanya Nara dan mendudukkan Austin di kursi dan mengambil piring yang sudah di beri nasi dan lauk pauk oleh Bibi.
“Enggak, Mommy. Karena Austin berdoa sebelum bobo dan kunci kamar,” Austin makan dan Nara juga. Bram tersenyum melihat Nara dan Austin, Bram memberikan Austin ayam panggangnya.
*****
Hari sudah malam, mereka bertiga berada di kapal pesiar mewah. Bram duduk sofa dan Nara di pangkuannya, mereka berdua menikmati angin malam. Austin bersama Kakek dan Neneknya di dalam kapal, Nara bersandar di dada Bram.“Sejuk, ya,” ucap Nara melihat cahaya kota Los Angeles.
“Iya, kamu gak kedinginan?” tanya Bram.
“Enggak, lihat deh. Bintangnya banyak dan kelap-kelip,” ucap Nara mendongak melihat Langit yang di penuhi oleh Bintang.
“Iya, Sayang,” Tiba-tiba Nara di beri kejutan oleh Bram. Kembang api menerangi langit Los Angeles dan bertuliskan Happy Birthday Nara, Nara tercengang melihatnya dan terharu. Lalu Bram memberikan bucket bunga tulip yang besar dan bucket uang, Orangtua mereka berdua masih-masing membawa kue dan Austin membawa kue kecil.
Nara tak bisa menahan air matanya, Nara berdiri dan berjalan menuju orangtuanya. Nara berdoa sebelum meniup lilinnya, Nara pun meniupnya dan mereka semua tepuk tangan. Kuenya di letakkan di meja dan mengecup kening Nara.
“Happy Birthday, My Love,” Bram mencium bibir Nara dan mereka semua tersenyum.
“Happy Birthday, anak Mamah yang tersayang dan tercantik,” ucap Nadia dan mencium pipi Nara kiri kanan.
“Happy Birthday anak Bunda, semoga panjang umur, sehat selalu, dan cepat-cepat punya Baby,” ucap Sandra memeluk Nara dan Nara membalas pelukan Bundanya.
Mereka semua mengucap selamat ulangtahun, mereka masuk kedalam dan merayakannya. Para pelayan kapal menyiapkan hidangan di meja. Bram memberikan hadiah untuk Nara, Nara sangat penasaran dengan hadiah dari Bram. Nara membukanya, ternyata perhiasan, sertifikat bangunan Villa, dan banyak lagi.
“This is real? Not lie?” tanya Nara.
“Yes dear. Did you like the gift?” tanya Bram
“Yes, I really like it and thank you for the gift.” Nara tersenyum dan memeluk Bram.
Mereka berdua duduk di luar dan melihat kembang api, Nara mengambil kameranya dan memfoto Bram. Kini Bram yang memfoto Nara, Nara duduk di sofa dan di depan kue ulang tahunnya. Bram banyak mengambil foto untuk Nara dan mengambil foto sekeluarga, mereka semua berfoto. Nara mengendong Austin dan Austin yang memegang kue ulangtahunnya.
Selesai berfoto, orangtua mereka berdua masuk kedalam dan duduk, mereka berbincang dan bercanda. Nara memakan kue ulangtahunnya dan menyuapi Bram, Nara duduk di pangkuan Bram dan Nara memeluk Bram.
“Mansion itu beneran buat aku? Biayanya gak murah lo. Kamu rela keluarin triliunan buat dapatinnya dan Villa mewah,” ucap Nara menatap Bram.
“Apapun yang buat kamu bahagia dan kamu pengen, aku rela keluarin triliunan. Gimana hari besok kita rayain di sana?” tanya Bram.
“Boleh, kita rayain di sana dan undang banyak orang,” ucpa Nara mengecup bibir Bram.
Bram mencium bibir Nara dan melumatnya, Nara membalas ciuman Bram dan malam ini, malam yang sangat-sangat bahagia untuk Nara dan hari spesialnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ceo Tampan Suamiku
RomanceJangan jadi pembaca gelap, follow dulu baru baca. No plagiat, hasil karya sendiri.