"Ini sudah larut. Kita bisa melanjutkannya besok. Selamat malam, minari..." kai mengusap lembut kepala mina sebelum keluar dari kamar adiknya itu.
Tapi sebelum Kai sempat menutup pintu, dia meninggalkan beberapa pertanyaan untuk adiknya itu.
"Oh iya, sebelum kau tidur aku ingin kau memikirkan jawaban dari pertanyaanku ini. Apakah kau masih mencintai Tzuyu? Bagaimana dengan Jeongyeon? Siapa dia bagimu?" dengan itu Kai menutup pintu kamar Mina, meninggalkan adiknya yang kebingungan saat memikirkan pertanyaan itu secara mendalam.
"Aku masih mencintai Tzuyu kan? Aku masih terluka setiap kali aku memikirkan apa yang dia lakukan. Aku juga membenci Jeongyeon dengan apa yang dia lakukan. Aku benci mereka berdua karena memperlakukanku seperti piala. Tapi akhir-akhir ini..." Mina tidak melanjutkan tapi kembali memikirkan pertanyaan terakhir Kai.
Bagaimana dengan Jeongyeon? Siapa dia bagimu?
"Dia adalah pria menyebalkan yang memikirkan dirinya sendiri....tapi dia tidak pernah menunjukkan itu padaku setiap kali dia menggangguku. Dia sebenarnya pria yang manis...seperti Tzuyu. Dia juga bijaksana seperti Tzuyu. Tunggu...kenapa aku membandingkan dia dengan Tzuyu?" Mina memukul pelan kepalanya dan merutuki dirinya.
"AHHHHHH!!!"
Sekarang dia kembali memikirkan Jeongyeon. Setiap kali Jeongyeon muncul, pria itu selalu berjalan bersamanya.
Saat dia masih bersama Tzuyu, pria itu selalu mengantar Mina ke sekolah dan pulang ke rumah menggunakan mobilnya.
"Tunggu dulu, Jeongyeon juga pernah menggunakan mobilnya untuk membawaku ke tempat wahana permainan dan mengantarku pulang..." Mina mengacak-acak rambutnya dan membenamkan wajahnya kepermukaan bantal.
Dia bahkan tidak menyadari bahwa dia tertidur sambil memikirkan apa yang ditanyakan saudara laki-lakinya.
Apa yang terjadi padanya?
Keesokan paginya, dia bangun pagi-pagi sekali dan merupakan pemandangan yang tidak biasa dari keluarganya.
Kai memutuskan untuk mengantar Mina ke sekolah, membuat Mina datang satu jam lebih awal. Ini pertama kalinya dia tiba di sekolah sepagi itu.
"Siapa yang akan berada di tempat ini saat ini?" dan yang mengejutkan Mina, dia melihat Sana berjalan keluar dari kelas.
"Sana!" panggilnya.
Begitu Sana berbalik untuk melihat siapa yang memanggilnya, Mina segera berlari ke arah temannya itu.
"Wow...kau datang pagi-pagi sekali..." Sana berkata dengan tidak percaya saat melihat Mina.
"Ya, aku bangun lebih awal. Yah! Kau mau kemana?" tanya Mina karena Sana terus berjalan di depannya.
"Atap..."
"Aku ikut. Tunggu aku di sini, aku meletakkan tasku dulu..." kata Mina sebelum berlari ke dalam kelas lalu meletakkan tasnya di kursi dan bergegas kembali keluar.
"Ayo..."
.
.
.
.
."Hei Mina, apa kau ingin pergi ke karaoke bersama kami?" Momo bertanya pada Mina ketika bel pulang sekolah berbunyi.
"Hah?" Mina bergumam dengan alis terangkat.
"Iya, pergi karaoke. Sudah lama sekali sejak terakhir kali kita pergi keluar untuk bernyanyi bersama..." ulang Momo.
"Eh, tapi..."
"Aishh Mina. Ayolah ikut saja bersama kami..." ucap Dahyun.
"Hei teman-teman, Jennie setuju pergi dengan kita dan dia bilang dia akan membawa Jeongyeon bersamanya..." sela Sana terlihat begitu bersemangat saat menyebut nama Jeongyeon.