Chapter 16

240 51 19
                                    

Sebulan sudah sejak Jeongyeon pergi meninggalkan negaranya. Hari demi hari berlalu begitu cepat dan terus berjalan dengan semestinya.

Namun sayangnya itu tidak berlaku bagi sekumpulan orang yang memiliki hubungan dekat dengan Jeongyeon.

Sebaliknya hari-hari mereka terasa begitu suram dan tak seceria biasanya karena sumber cahaya yang biasa menyinari hari-hari mereka telah pergi sembari membawa sinarnya.

Dan hal itu tidak berlaku bagi mereka saja, tapi juga untuk seorang Myoui Sharon Mina.

Seorang wanita yang selalu mengaku membenci Yoo Jeongyeon dan tidak memiliki perasaan apapun untuknya.

Seorang wanita yang tak pernah segan untuk mengusir dan menyuruhnya agar menjauh darinya.

Bahkan kata makian, perlakuan kasar, sikap yang dingin tak pernah absen dia lontarkan padanya ketika pemuda itu mencoba mendekatinya, namun sekarang keadaannya jelas berbeda.

Sudah sebulan dia tak lagi dapat melakukan hal itu. Seperti memakinya, memukulnya, mengabaikannya, memarahinya dan bahkan.....melihat sosoknya.

Yoo Jeongyeon, pemuda yang tak pernah bosan mengikuti dan mengganggunya benar-benar telah menghilang dari hidupnya.

Dia tak meninggalkan apapun untuknya selain menyisakan jejak samar di dalam hatinya. Tak ada kabar, tak ada surat dan bahkan kata perpisahan pun juga nihil.

Sekarang tak ada yang bisa Mina lakukan selain menatap layar ponselnya dan membaca semua pesan yang dia miliki bersama Jeongyeon.

Membaca setiap percakapan mereka dari awal hingga akhir. Dari Jeongyeon yang aktif mengganggunya hingga berubah menjadi pasif mengiriminya pesan.

Tak ada satu pesan pun yang dilewati oleh Mina. Dia membaca setiap kata dengan perlahan dan seksama sampai akhirnya tiba di penghujung pesan.

Itu adalah pesan terakhir yang dia kirimkan pada Jeongyeon. Yang mana, awalnya pesan itu hanya berupa keluhan tentang Jeongyeon yang pergi tanpa memberitahunya kemudian berubah menanyakan keberadaannya dan kabarnya di sana.

Namun sayangnya sampai saat ini, dia belum mendapatkan satu balasan pun dari Jeongyeon. Meski sebelumnya dia sudah memborbardirnya dengan berbagai pertanyaan.

Mina menggigit bibirnya saat membaca pesan terakhir yang di kirimkan Jeongyeon padanya. Itu terjadi saat dia diam-diam mengantarnya pulang ke rumah malam itu.

From: Jeongyeon

Itu bagus. Istirahat dan makanlah dengan baik. Jangan pulang terlalu larut  lagi.

Seandainya dia tahu bahwa hari itu akan menjadi terakhir kali Jeongyeon mengirimkan pesan padanya, maka dia tidak akan berani membalas pesan itu dengan kata-kata konyol.

Seandainya dia tahu bahwa malam itu adalah malam terakhir Jeongyeon mengantarnya pulang, maka dia tidak akan berpura-pura untuk tidak tahu tentang sosok yang mengikuti dari jarak aman di belakangnya.

Tes

Tes

Tes

Mina tak sadar kalau dirinya sedang menangis di dalam kamarnya. Air mata itu jatuh begitu saja, tanpa seizin dan sepengetahuannya.

Jika dia tidak merasakan setiap tetesan air yang jatuh di pergelangan tangannya, dia tidak akan sadar dengan apa yang terjadi pada dirinya sekarang.

"K-kenapa?" Mina mengusap air matanya dengan gerakan kesal.

Bulir-bulir air mata itu tak kunjung berhenti, meski dia terus-terusan mengusap dengan punggung tangannya.

Merasa begitu frustasi, Mina membungkuk lalu membenamkan kepalanya di bantal tidurnya.

I'm in love with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang