Hari pernikahan Seokjin telah tiba, bohong jika Anna bilang bahwa dia baik-baik saja saat melangkahkan kaki di gedung pernikahan yang megah ini. Dengan indahnya terangkai nama Seokjin dan perempuan lain, Soo Hayul. Walaupun ia bertekad akan menunjukkan bahwa ia pun bisa melakukan apa yang Seokjin lakukan, Anna dengan percaya diri yang memakai dress model shoulder-off yang memperlihatkan lekukan tulang clavicula miliknya dan dengan sengaja tidak menutupi warna kemerahan yang diberikan Taehyung semalam. Sesaat Anna terpaku pada pijakannya saat benar-benar melihat Seokjin berdiri di atas altar bersama perempuan lain yang sedang mengucapkan janji suci sehidup semati. Namun Taehyung menggapai tangan Anna dan menariknya lembut untuk kembali berjalan hingga sampai di barisan depan.
Saat kedua mempelai sudah memasuki sesi terakhir yaitu mencium pengantin, entah mengapa dada Anna merasakan sesak tak karuan sehingga tak sengaja air matanya jatuh begitu saja. Tepuk tangan riuh dari para tamu undangan mengisi momen romantis tersebut. Sesaat setelah selesai melakukannya, Seokjin dan Soo Hayul menghadap para tamu undangan untuk memberikan senyuman terbaik mereka. Namun tak disangka netra Seokjin menangkap sosok Anna yang sedang tersenyum kepadanya. Seokjin berdiam diri sejenak menatap sosok tersebut, senyum yang tadinya terpatri indah luntur begitu saja saat melihat sosok gadisnya. Sosok yang selama ini menemaninya, sosok yang ia khianati hatinya, dan sosok yang ia tinggalkan demi wanita yang saat ini berada di sampingnya.
Anna mengetahui bahwa Seokjin sedang menatapnya terkejut. Tentu saja, sebab Seokjin sudah menutupi pernikahannya ini dari Anna namun Anna masih mengetahuinya dan datang di pesta pernikahannya. Sebab sadar bahwa dirinya ditatap balik oleh Seokjin, Anna melangkah mundur ke dalam kerumunan tamu sehingga sosoknya tenggelam tak terlihat. Seokjin yang sadar bahwa Anna menghilang mencoba mencari sosok itu dengan raut gelisah, yang tak ayal Hayul tersadar dan segera bertanya. "Ada apa sayang? apa kau mencari seseorang?" Seokjin hanya menghembuskan napasnya kasar sembari menggeleng lemah.
Saat pesta pernikahan berlangsung kedua mempelai mulai berjalan menemui para tamu yang hadir, mereka sudah berganti pakaian dengan gaun dan jas yang lebih nyaman dipakai. Tibalah saatnya Seokjin kembali terdiam di hadapan Song Anna yang dengan senyuman lebar tengah menikmati sepotong kue tiramisu di mejanya, tak lupa tangan seorang pria yang melingkar posesif di pinggang sang gadis. Taehyung lebih dulu menyapa Seokjin, "Halo bung, apa kabar? Lama tak jumpa ya. Selamat atas pernikahanmu." ucapnya sembari mengulurkan tangan kepada Seokjin. Seokjin tersadar dan segera mempertemukan tangannya dengan milik pemuda dihadapannya ini.
"Wah, istrimu cantik sekali ya. Tapi sayang, gadisku lebih cantik." Ucap Taehyung dengan percaya diri. Hayul yang mendengar itu agak sedikit kesal "Benar perkataanmu. Gadismu sangat cantik sehingga ia memamerkan tanda kemerahan itu pada semua orang. Sungguh tidak sopan."
"Oh, sama sekali tidak Nyonya. Gadisku menghargai maha karyaku sehingga ia harus menunjukkannya pada semua orang."
Ditengah riuhnya tamu di pesta pernikahan, serta perdebatan antara Taehyung dan Hayul; mengenai pasangan masing-masing. Bagi kedua insan lainnya dunia terasa berhenti berputar. Semuanya terlalu cepat dan tiba-tiba terlebih bagi sang wanita yang terkejut bukan main atas pesta pernikahan lelaki yang dulu ia puja.
Omong kosong jika Song Anna mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja. Nyatanya ia tidak baik-baik saja saat melihat kekasihnya bersama wanita lain. Rentetan kenangan yang mereka lalui terputar dengan cepat, membuat Anna pusing dengan segala peristiwa yang terjadi padanya. Netra Anna masih setia menatap lamat wajah pria yang dahulu sangat ia jadikan prioritas utama, tempatnya bergantung, kini sudah bersama dengan wanita lain.
Anna mengulurkan tangannya, berusaha menahan getaran di tangan dan pilu di pelupuk mata. "Selamat atas pernikahanmu, aku turut berbahagia untukmu." Dan saat tangan tersebut menerima uluran tangan Anna seraya meremat lembut, air mata Anna jatuh.
Air mata sialan, dia ingin terlihat kuat di depan Seokjin. Jadi tolong jangan keluar lagi.
Taehyung yang sadar akan kondisi wanitanya segera bertindak, melepaskan genggaman tangan keduanya dan pamit undur diri dari hadapan pengantin tersebut. Anna menangis tepat ketika membalikan tubuhnya dari hadapan Seokjin. Beruntung Taehyung dengan sigap memeluk pinggangnya agar Anna tidak terjatuh saat itu juga. Tak jauh berbeda dengan Anna, Seokjin pun merasakan hal yang sama. Hatinya bagai diremat kuat oleh rasa sesak, membuatnya merasa menjadi lelaki paling jahat saat ini.
Ia menghancurkan masa depan yang sudah mereka rencanakan, ia meluluh lantahkan semua harapan mereka berdua.
•••
"Apa sudah lebih baik?"
Dengan mata sembab dan hidung yang memerah. Anna hanya mengangguk lemah. Ia melihat ke arah Taehyung yang dengan senantiasa menatap lembut ke arahnya. Di ambillah tangan Taehyung yang berada di paha lelaki itu.
"Maafkan aku."
"Untuk apa?" Tanya Taehyung dengan sedikit mengerenyitkan dahinya, "aku menangis hanya karena pria bajingan itu."
Terkekeh sebentar lalu ia menepuk pelan pucuk kepala Anna. "Tak apa, aku mengerti posisimu. Pelan-pelan saja Anna."
Anna menarik ingusnya yang kembali keluar seraya berkata, "Terima kasih banyak atas pengertianmu."
"Memang tidak semudah itu menghapus seseorang dari hatimu, terlebih dia sudah menemanimu selama ini. Tentu saja sebagai manusia kau pasti merasakan sakit yang mendalam."
Taehyung menarik Anna ke dalam pelukannya sembari mengusap lembut punggung Anna. "Apa kau ingin pulang?"
Anna mengangguk lalu berucap, "Tapi bisakah kita mampir sebentar ke minimarket? Aku lapar."
"Tentu saja sayangku. Ayo bangun, akan kubelikan apapun yang kau mau."
•••
To be Continue.
Hiii! Long time no see..
KAMU SEDANG MEMBACA
Descendants Of The God Apollo
FanfictionBuku misterius itu terus membuatku tertarik. Tanpa kuketahui bahwa ada hal aneh didalamnya dan betapa terkejutnya aku saat mendapati seorang pria asing yang mengaku mengenaliku. -Song Anna- Takdir adalah jembatan bagiku untuk menemuimu. Benang merah...