Hi, gengs!!!
Kangen sama Tuan Avous yang tampan tidak?
ㅎㅎㅎAkhirnya aku bisa lanjut story ini lagi. Maaf ya, sempet hiat karena tugas juga fokus ujian ^^". Dan terima kasih yang udah nunggu!! Luv yu.
.
.
.Keesokan harinya Anna maupun Seokjin sudah siap dengan koper mereka masing-masing. Berjalan menuju mobil Seokjin untuk segera ke bandara.
Tepat kemarin sore, Seokjin langsung memesan tiket penerbangan ke Jeju, yang untungnya masih menyisakan tempat untuk mereka berdua. Menghabiskan sisa waktu berlibur keduanya di Jeju merupakan pilihan yang tepat menurut Seokjin, karena sang kekasih; Song Anna sangat menyukai pasir pantai dan bau lautan.
Pada awalnya Anna sama sekali tidak menyukai pantai maupun lautan. Ia lebih menyukai hutan dan pegunungan- yang menurutnya lebih sejuk dan menentramkan. Akan tetapi, setelah satu tahun lalu Anna di wajibkan untuk mengikuti lokakarya kampusnya, ia menjadi menyukai pantai karena memiliki bau juga suara deburan ombak yang menenangkan. Tak kalah menyenangkan dengan air terjun di pegunungan.
Dan saat ini, keduanya telah memasuki pesawat. Bersiap untuk terbang menuju Jeju. Di dalam pesawat Seokjin menggengam jemari Anna dengan kepala sang gadis yang berada di bahunya. Lalu tiba-tiba saja ada seorang pria paruh baya, yang tepat duduk di samping Seokjin menepuk pundak lelaki tampan itu.
"Apakah kalian akan berbulan madu?" Tanya tiba-tiba pak tua itu. Anna yang sedang menyenderkan kepalanya di bahu Seokjin, sontak bangun dan bersiap akan menjawab pertanyaan tadi. Tapi, tiba-tiba saja mulut Anna di bungkam oleh Seokjin dan pria itu mengangguk.
"Benar, paman. Kami akan berbulan madu." Jawan Seokjin sembari menampilkan senyum manisnya.
"Wah, semoga lancar ya anak muda. Paman ikut bahagia atas pernikahan kalian!"
"Terima kasih, Paman."
Setelah itu, sang pria paruh baya tadi kembali memfokuskan dirinya untuk membaca berita di koran yang di sediakan oleh maskapai.
Anna yang cukup terkejut bahwa Seokjin berbohong, mendekatkan dirinya ke Seokjin dan berbisik lirih. "Kenapa kau berbohong? Kita 'kan tidak berbulan madu."
"Lalu ... kau kira paman itu akan berpikir apa jika aku menjawab ah, tidak paman. kami hanya ingin berlibur."
"Memangnya ada yang salah dengan itu? Toh, ia tidak tahu kita sudah menikah atau belum."
Seokjin sejenak menatap atap pesawat lalu mengangguk setelahnya. "Kau benar juga sih." Jawab Seokjin, "tapi ... mungkin saja kita akan berbulan madu sungguhan. Tidak ada yang tahu 'kan?" Ujar Seokjin dengan mengedipkan sebelah matanya.
"Oppa!" Anna mencubit pinggang Seokjin gemas.
"Aw, sakit sayang." Sontak kegaduhan yang dibuat pasangan itu kembali membuat sang pria tua di sampingnya menoleh, memperhatikan mereka.
"Maafkan kami, paman." Ujar Anna seraya menundukkan kepalanya. Akan tetapi, pria tua itu hanya terkekeh lalu menggelengkan kepalanya. Setelahnya Anna kembali mencari posisi ternyamannya dan ketika mendapatkannya, tanpa sadar Anna secara perlahan mengatupkan matanya dan masuk ke alam mimpi.
Anna merasa tidurnya terusik, pasalnya ia menggeliat tidak nyaman karena ada seseorang yang terus mengecup di area pipi juga bibirnya, dan sesekali menggigit pucuk hidungnya.
"Ayo, bangun sayang."
Perlahan Anna membuka matanya dan menemukan Seokjin tepat di hadapannya dengan tersenyum. Lalu kembali mendapatkan kecupan di bibirnya yang mengerucut sebab baru terbangun dari tidurnya yang cukup singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Descendants Of The God Apollo
FanficBuku misterius itu terus membuatku tertarik. Tanpa kuketahui bahwa ada hal aneh didalamnya dan betapa terkejutnya aku saat mendapati seorang pria asing yang mengaku mengenaliku. -Song Anna- Takdir adalah jembatan bagiku untuk menemuimu. Benang merah...