|9| Dinner

53 14 3
                                    

Halo, teman-teman^^.
Sebelum lanjoot baca. Aku mau cuap-cuap doloo, wkwk🤣🤣🤣😅

Setelah kuperhatikan ... cukup banyak yang add DOTGA ini ke reading list. Terima kasih banyak ya yang sudah mau menyimpan cerita ini di perpustakaan ajaib kalian. Aku terharuㅠㅠ

Terus ... sebenernya aku sadar kalau ada ghost readers di sini, tapi aku ngga apa-apa kok selama kalian menikmati jalan ceritanya.^^👌🏻

Maaf juga lama updatenya yaa yeorobun deul...

Sayang kalian semua♡

Dahlah.. lanjutt!!👇🏻
.
.
.
.

Cukup menghabiskan waktu di pantai, keduanya kembali mengelilingi Jeju. Anna maupun Seokjin memanfaatkan waktu mereka dengan baik, membagi tawa, cerita, dan ditutup dengan memandangi matahari yang tenggelam bersama di bangku taman hotel. Bagi Anna ini akan menjadi salah satu kenangan indah dalam benaknya dan akan selalu ia simpan di memori tentangnya juga Seokjin.

"Bukankah mataharinya indah?" Anna menoleh ke samping, tepat dimana Seokjin tengah menatap lurus ke depan dengan senyum yang mengembang.

"Um, kau benar. Sangat indah, bahkan aku mungkin bisa saja terhipnotis dibuatnya." jawab Anna juga dengan wajahnya yang cerah. Tangan keduanya saling terkait erat, layaknya sebuah takdir tangan keduanya terlihat pas melengkapi kekosongan satu sama lain. "aku berharap bisa kembali lagi ke Jeju denganmu." ujar Anna tiba-tiba, hal itu membuat Seokjin mengalihkan pandangan sejenak pada Anna.

Dengan nada lirih Seokjin menjawab, "aku juga berharap aku bisa kembali membawamu kemari." diakhiri dengan senyum yang tidak bisa Anna artikan. Anna mengerutkan keningnya setelah mendengar ada nada sedih didalam ungkapan kekasihnya, gadis Song itu menjadi penasaran dengan senyuman yang diberikan Seokjin untuknya.

"Kau ... kenapa terlihat murung? Ada yang mengganggumu?"

Seokjin menggeleng dengan senyuman manis yang terukir di wajah tampannya, tangannya yang bebas terangkat untuk mengusap pucuk kepala sang terkasih. "tidak ada. Sama sekali tidak ada sayang."

"Tidak apa jika kau tidak mau menceritakannya sekarang. Aku akan mengerti." Jawab Anna dengan senyum manis yang menawan. Disaat seperti ini Seokjin semakin merasakan takut yang mendalam, membayangkan ia tidak bisa lagi melihat bagaimana indahnya senyuman Anna, suara tawa Anna yang selalu membuatnya bahagia. Seokjin takut Anna akan menghilang dari sisinya, meski ia tahu kalau ia tidak berhak menahan Anna untuk pergi dari sisinya.

"Matahari sudah terbenam. Ingin masuk?" Anna mengangguk, menyetujui ajakan Seokjin. Keduanya bangkit dan berjalan bersama menuju lobi hotel. Sesampainya di depan kamar Anna keduanya saling berhadapan.

"Malam ini pakailah gaun yang kubelikan kemarin."

"Ada apa memangnya?"

"Aku sudah menyiapkan sesuatu untukmu."

"Sungguh? Apa itu?" tanya Anna antusias. Seokjin tersenyum, lalu mengusak pelan kepala Anna.

"Masuk dan bersiaplah. Berdandan yang cantik ya Song Anna."

"Hm, aku akan berdandan sangat cantik!"

"Tapi jangan terlalu cantik. Aku tak mau kau dilirik oleh pria lain." Ujar Seokjin dengan bibir yang mengerucut lucu. Membuat Anna terkekeh renyah karena sikap menggemaskan kekasihnya. "Nah, cepat masuk. Aku akan menunggumu pukul 7 tepat di lobi hotel."

Setelahnya Anna masuk ke dalam kamar, mempersiapkan dirinya sebaik mungkin sesuai dengan permintaan Seokjin. Anna jadi tertawa sendiri karena permintaan Seokjin yang lucu, ia ingin Anna cantik tapi tidak terlalu cantik. Beruntung Anna memiliki Seokjin begitupun sebaliknya, mereka adalah pasangan yang serasi sepanjang masa.

Descendants Of The God ApolloTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang