EMPAT BELAS

23 1 0
                                    

  Malam pun tiba, Reina dan Rosy tengah mengerjakan tugas mereka. "Rei tugas besok apa aja si? perasaan numpuk banget?" tanya Rosy.
"Besok yang dikumpulin Bahasa Indonesia sama PKN."
"Hah Bahasa Indonesia tugas yang mana? kok gue gatau?"
"Buat puisi, temanya tentang kasih sayang."
"Lo udah?"
"Udah lah, gue gitu loh."
"Bantuin gue ya? please." rengek Rosy.
"Ngarang apa kek, misal judulnya game tersayang."
"Kalo lo judulnya apa?"
"Semesta."
"Wih anak indie."
"Berisik, cepet kerjain."

Reina pergi meninggalkan Rosy yang sedang menunggu ilham untuk menulis puisi. "Tema nya kasih sayang, judulnya apa ya?" ucap Rosy pada diri sendiri.
"Game tersayang? ah ga seru!"
"Ayah? ibu? nenek? ih masa judulnya datar banget, udah pasaran."
Lalu Reina datang dengan segelas jus jeruk di tangannya.
"Udah?" ucap Reina. Rosy menoleh dan menggelengkan kepalanya. "Bantuin lah Rei, lo kan tau gue gak bakat bikin ginian?" rengek Rosy. "Yaudah, tapi bisa gak si lo sehari aja gak ngerepotin gue?" ucap Reina sambil berjalan menuju meja belajar.
"Judulnya apa?" tanya Reina. "Belum nemu hehe."
"Ya ampun lo dari tadi ngapain aja? mending nangis aja deh gue."
"Ya dari tadi gue mikir, cuma belum ketemu yang pas gitu."
"Sekarang gue tanya, lo maunya buat puisi tentang apa? misal yang ada di sekitar lo, biar gampang."
"Ga tau Rei, apa aja deh terserah lo."
"Gak mau, gue cuma bantu lo, bukan ngerjain tugas lo."
"Kalo gitu tentang kalah aja, soalnya gue suka kalah main game."
"Kasih sayang sama kalah hubungannya apa?" tanya Reina.
"Kan kasih sayang ga selalu menang, bisa aja kalah kan? nah gitu."
"Nah itu lo bisa, ya udah kerjain sendiri."
"Bantu bikin kalimatnya dong Rei, lo gimana sih jadi sodara pelit amat."
"Ih, ya udah buruan."

"Gini nih Rei, tentang perasaan yang harus mengalah atau mungkin kalah karena  keadaan. Nah lo bikin kalimatnya, gue mau bikin makanan dulu kebawah, bye." ucap Rosy sambil melangkah keluar.
"Hah terus ini tugas lo gimana?"
"Lo aja yang kerjain, gue bikin makanan dulu, nanti lo gue kasih itung-itung imbalan hahaha." jawab Rosy berteriak di bawah sana.
"Kalah? kasih sayang emangnya bisa kalah ya?" ucap Reina.
"Terserah deh, ini kan bukan tugas gue."
30 menit kemudian Rosy datang dengan 2 burger dan 2 jus jeruk.
"Surprise! nih buat lo, gue yang masak."
"Asik tumben lo masak."
"Iya dong, eh mana tugas gue?"
"Tuh di meja."
"Wah terimakasih Reina ku yang sangat cantik." ucap Rosy dan bergegas mengambil bukunya.

Dunia, tempat terjadinya banyak hal
Salah satunya menang dan kalah
Dari berbagai kemungkinan yang ada
Itulah yang membuat kita berusaha
Kasih pun demikian, tidak semua hal bisa menang
Ada kalanya kita membutuhkan kalah untuk merasakan menang di kemudian
Kalah adalah hal yang wajar
Kasih yang kalah pun wajar adanya
Kalah akan mengajarkan bahwa kasih tak selalu senang
Kasih adalah bahagia dan duka yang datang bergantian.

"Waw keren sekali bung, tepuk tangan yang gemuruhh." ucap Rosy setelah membacakan puisi yang ditulis Reina sambil tepuk tangan.
"Lebay lo."
"Dipuji malah ngatain, tapi ini keren banget Rei, gue pasti dapet nilai 100!"
"Hmm, btw kok ini ada tulisan yang robek? Lo beli kan bukan bikin? ngaku aja."
"Hehe ketauan."
"Tolong Ambilin gue air putih dong, gue seret." pinta Reina.
"Lah ini kan ada jus jeruk?"
"Lo gak liat tadi gue udah minum itu? masa gue minum ini 2 gelas?"
"Ya terus emangnya kenapa kalo 2 gelas?"
"Batuk, cepet ambilin napa? atau mau gue bilangin ke guru kalogue yang ngerjain tugas ini?"
"Dih maen ngancem, iya nih gue mau ngambil."

Selagi Rosy mengambil air untuknya, tiba-tiba ponselnya berdering. "Siapa ya yang telpon malem-malem gini?" ucap Reina mendekati ponselnya.
"Awan?" Reina terkejut. "Duh ngapain dia telpon? angkat gak ya?"
"Nih!" Rosy masuk dengan membawa segelas air. Sontak hal itu membuat Reina kaget lagi.
"Kenapa lo kok kayak abis liat setan gitu?" tanya Rosy.
"Hah? eh enggak," jawab Reina sambil mengabaikan telpon dari Awan.
"Makasih." ucapnya lalu meneguk air yang dibawakan Rosy.
"Udah ah gue mau main game dulu, awas jangan ganggu!" Rosy membaringkan diri lalu memakai earphone miliknya.

***

Keesokan harinya saat Reina akan memasuki kelas tiba-tiba Awan menghampirinya. Kebetulan Rosy hari ini tidak berangkat bersama karena tadi pagi ia harus membawa sesuatu yang ketinggalan di rumahnya. "Reina!" Seru Awan dari jauh. Reina menoleh dan mendapati Awan yang sedang berjalan kearahnya.
"Awan, ada apa?"
"Semalem panggilan aku gak di jawab, kenapa?"
Jantung Reina berdegup lebih kencang. "Ngapain dia nanya itu?" batinnya
"Oh soal itu, maaf ya semalem aku ketiduran kayaknya hehe, emang ada perlu apa?"
"Aku mau minta tolong, temenin aku ke toko buku sore ini bisa?"
"Toko buku kan sebrang rumah kamu? kenapa minta temenin?"
"Enggak, bukan toko buku yang itu. Kemarin aku kesana ternyata buku yang aku mau lagi kosong. Terus aku gak tau toko buku ada dimana lagi, karena gue gak terlalu sering beli buku."
"Oh gitu, ya udah nanti aku kabarin lagi aja ya."
"Oke, Aku harap bisa." ucap Awan tersenyum lalu pergi meninggalkan Reina.

Reina memasuki ruang kelasnya, dan ada beberapa orang yang mendekatinya. "Rei, Lo kenal dia?" tanya Mely, teman sekelasnya. "Hah? siapa?" jawab Reina.
"Itu kak Awan yang guanteng banget itu?"
"Ohh iya kenal." jawab Reina.
"Kok bisa? dari kapan? kok gue gatau?" tanya Mely lagi.
"Kepo lu!"
Kemudian Rosy datang dengan ponsel dan earphone yang dipakainya. "Selamat pagi manteman!!" Beberapa dari mereka ada yang menjawab, beberapa lagi hanya menoleh. Rosy duduk di sebelah Reina, karena memang mereka satu bangku. Ia melihat Reina tengah membaca novel di pagi buta ini.
"Woy pagi-pagi baca novel, gak pegel mata lo?"
"Berisik!"
"Lo lagi baca novel apa sih?" tanya Rosy sambil melihat cover buku yang tengah di baca Reina.
"Kepo, gue jadi ga mood baca nih gara-gara lo!"

***

Saat pulang sekolah, Reina bingung bagaimana jika mereka berdua tau jika Awan memintanya mengantar ke toko buku. "Kalian, nanti sore ada acara gak?" tanya Reina.
"Gue kayaknya enggak." jawab Agatha. "Gue juga." jawab Rosy.
"Kita beli eskrim di tempat biasa yu? gue udah lama gak beli kesana." ajak Reina
"Yuk!" ucap mereka berdua.
"Bersemangat banget kayaknya, jam 3 ya?"
"Naik apa Rei? kan lumayan jauh." tanya Agatha
"Naik ojol aja nanti gue yang pesen. Kalian kerumah gue aja ya."
"Oke kalo gitu."
"Ros, lo mau langsung ke rumah gue atau pulang ke rumah nenek?" tanya Reina
"Kayaknya gue mau ke rumah nenek, soalnya nenek mau masak rendang katanya."
"Otak lo isinya makanan mulu." Ucap Agatha.

Mereka sampai di rumah mereka masing-masing. Reina mengirim pesan alamat toko buku pada Awan. Tidak lama setelah itu satu panggilan masuk dengan nama kontak Awan tertera pada layar.
"Halo? ada apa?" ucap Reina.
"Itu alamat toko bukunya?"
"iya."
"Kenapa dikirim lewat chat? kan nanti berangkat bareng?"
"Kayaknya ketemu di sana aja ya, soalnya aku mau berangkat sama Rosy dan Agatha."
"Oh gitu ya, ya udah deh makasih Reina.'
"Sama-sama."

Reina menutup telponnya dan pergi menuju dapur, karena dia merasa lapar. Beberapa jam kemudian, tepatnya pukul 14.30 Rosy dan Agatha sudah datang ke rumahnya. Mama Reina yang membukakan pintu dan menyuruh mereka masuk. Mereka pergi menuju kamar Reina, dan melihat Reina belum bersiap-siap.
"Jam berapa nih? gak lupa?" tanya Rosy.
"Gak." jawab Reina
"Cepetan siap-siap, lo yang ngajak." Agatha menghampiri Reina yang tengah membaca novel tersebut.
"Yeay selesai." ucap Reina. "Gue mandi dulu ya, bentar," sambungnya. Reina selesai dan keluar mengenakan Hoodie berwarna cream dan celana putih dengan rambut terkuncir.
”Let’s go!”

***

Sesampainya di tempat tujuan, mereka langsung memesan ice cream kesukaan mereka masing-masing. Rosy memesan rasa cokelat cookies, Agatha rasa blueberry lalu Reina rasa strawberry vanilla. Toko ice cream itu dominan berwarna pink dan putih dan memiliki hiasan seperti di dunia dongeng. Tak lama kemudian seorang ibu paruh baya menghampiri mereka.
"Kalian kemana aja kok jarang main kesini?" tanya ibu itu.
"Sibuk sekolah bu, ibu apa kabar?" tanya Rosy lalu mereka menyalami ibu itu.
"Baik, tambah cantik aja kalian."
"Ah ibu bisa aja." ucap Rosy.
"Kalian udah pesan?"
"Udah bu." jawab Reina. Ibu itu adalah pemilik toko ice cream yang mereka datangi sekarang. Mereka sudah akrab dengannya karena ada Rosy, si kepo yang banyak tanya. Setelah selesai makan ice cream dan membeli untuk makan di rumah, mereka pergi dan tak lupa pamit kepada ibu tadi.
"Temenin gue ke toko buku dulu." pinta Reina.
"Ngapain?" tanya Rosy.
"Beli batu, ya beli buku lah." jawab Agatha.
"Oh iya lupa."
"Lagian Rei lo mau beli buku apa?" tanya Agatha.
"Gatau, mau liat-liat dulu kayaknya."
"Wah ada pasar malam, gue mau kesana ih pengen naik bianglala. Yuk, Agatha?"
"Rei, lo gapapa kan sendirian? nanti lo nyusul aja kesana ya, gue juga pengen naik komedi
putar. Maaf ya Rei."
"Iya santai aja, nanti gue nyusul kesana."
"Dadah Reina." ucap Rosy sambil berjalan setengah lari memegang tangan Agatha.
"Rei hati-hati." ucap Agatha.
"Kalian yang hati-hati."

***

AWANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang