𖣴⵿⃜⃟𝗖𝗵𝗮𝗽𝘁𝗲𝗿 𝘁𝘄𝗲𝗻𝘁𝘆 𝗳𝗼𝘂𝗿

73 17 2
                                    

SOLIVAGANT
24: Teman lama titip salam

𑁍 𑁍 𑁍

Aku tidak tahu harus menulis apa lagi, sama halnya dengan berpikir. Harusnya aku ngapain? Sudah lama aku tidak memikirkan orang lain selain diriku, terakhir kali aku melakukan itu aku malah kehilangan orangnya. Aku tidak anggap orang itu penting, tapi tetap saja rasanya sakit jika kehilangan orang yang ada disekitarku.

Sebelum Jack datang ke apartemenku, aku bersikeras untuk melupakan semuanya dan hidup tanpa memikirkan kejadian itu lagi. Namun, entah mengapa.. satu-persatu dari kejadian itu kembali mendatangiku.

Dimulai dari kehadiran Jack yang tidak diundang, kemudian Robin... yang ternyata, dia tinggal sekota denganku.

Aku tahu ini bukan urusanku, lagi pula.. apa yang menjadi urusanku disini? Memang benar dia adalah Robin, hanya saja bukan Robin yang kutemui dihutan Libitina omorfos.

Kurasa, aku perlu memberitahukan ini kepada Jack. Itupun kalau dia kembali—

Krek..

Suara ngilu antara lantai dengan pintu apartemen menyiksa telingaku, sehingga aku lebih memilih untuk membukanya perlahan.

Perasaan yang jarang terlintas pada diriku kembali mendatangiku, membuat suasana sunyi menjadi ramai akibat detak jantungku yang tidak karuan. Memandangnya dari kejauhan, terus mengedipkan mata seolah tidak percaya dengan apa yang aku lihat.

Jack berdiri membelakangiku, dia menoleh ke belakang setelah pintu terbuka lebar. Kemudian, tersenyum dengan caranya sendiri lalu melangkah ke tempatku berdiri.

"Kenapa lama sekali?" Tanya Jack seakan dia memang menungguku sedari tadi.

Mulutku merapat, aku tidak jawab pertanyaan Jack sebelum aku menutup pintu lalu menguncinya.

"Kau dari mana?" Tanyanya sekali lagi.

"Kerja."

"Aku tahu, tapi kenapa baru pulang sekarang?" Jack mengikutiku dari belakang, terus bertanya seolah dia perlu mengetahuinya.

Aku duduk disofa, lalu disusul Jack. Dia masih menuntun jawaban dariku, apa aku kasih tahu saja, ya? Lagi pula.. memang niatnya mau dikasih tahu kok.

"Tadi ada pelanggan ngajak ngobrol, kau pasti mengenalinya kalau aku kasih tahu siapa orangnya."

"Perempuan?"

Aku menggeleng, "bukan.. dia seorang pria."

Raut wajah Jack langsung berubah, keningnya berkerut tanda dia tidak menyukai pembicaraan ini.

"Aku ketemu Robin, maksudku Robin yang asli."

Jack semakin tidak senang mendengar itu, dia melipat kedua lengannya lalu bersandar disofa. Sementara itu, aku berusaha untuk mengajaknya makan bersama.

"Tidak, aku masih kenyang..," kata Jack.

Aku berpikir sejenak, "kau makan apa tadi?" Tanyaku sambil meliriknya dari samping.

Tidak ada jawaban, tapi Jack menelan ludahnya sendiri tanpa dia sadar. Ada dua kemungkinan Jack bertingkah seperti itu, antara dia memang sedang lapar atau dia sedang berbohong.

"Jangan pikirkan aku, kau makan saja dulu. Aku mau pinjam kamar mandi, bolehkan?" Jack menghindar kontak mata denganku, dia bergegas berdiri sambil menenteng tas ranselnya.

"I-iya.. boleh, jika kau perlu sesuatu katakan saja. Nanti aku siapkan—"

"It's okay! Aku bisa sendiri."

◦ ۪۪̥፧𝗦𝗼𝗹𝗶𝘃𝗮𝗴𝗮𝗻𝘁₍ꦼ🦕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang