𖣴⵿⃜⃟𝗖𝗵𝗮𝗽𝘁𝗲𝗿 𝘁𝗵𝗶𝗿𝘁𝘆 𝗼𝗻𝗲

62 8 0
                                    

SOLIVAGANT
31: Kegelisahan yang membangkitkan kepercayaan lama

𑁍 𑁍 𑁍

Author POV
   Rumah ala perdesaan, dibangun seluas lapangan bola, dan punya halaman belakang yang cukup besar. Taman mini yang terawat menghiasi depan rumah, ada pot bunga yang tergantung menghalangi jendela dan tidak lupa kursi goyang yang ada diteras.

Didalam rumah, lantai kayu berderit saat diinjak. Mengundang suasana riuh yang tadinya damai.

"Hah! Sudah kuduga! Kamu pasti ada disini, Jack!" Datte menunjuknya, seolah ia menemukan harta karun.

"Datte? Apakah itu kau? Cih, buat apa kau kemari lagi?" Seorang paruh baya duduk menatapnya kosong.

Sedangkan, Jack duduk dilantai sambil menyenderkan kepala dimeja. Kulit kacang berserakan, Jack ngemil kacang bareng kakek tua yang duduk diatas sofa.

"Terakhir kali, aku minta kau lenyapkan aku secepat mungkin. Muak tahu! Gak bisa lihat apa-apa!" Kakek itu menggerutu, lalu tersedak kacang yang dia makan.

"Uhuq! Akh—"

"Minum dulu, kek."

Jack mengulurkan tangannya, mengangkat sebuah gelas berisi air, dan membiarkan kakek itu ambil sendiri gelas yang ada ditangannya.

"Mana kau? Dimana?!" Tanya kakek, dia menjulurkan tangannya ke segala arah.

"Ah!" Jack membalikkan badannya sambil menyuap beberapa kacang ke mulut.

"Ini! Tengoklah!!" Kata Jack setelah gelasnya disenggol kakek itu.

"Bodoh! Apa yang mau ditengok?! Gelap, tolol!" Ucap kakek itu setelah minum.

"Makanya, tausah makan kacang! Sudah tua, gigi pada rontok, masih mau juga makan makanan keras!" Jack gigit kacang yang mau dikupas nya.

Datsena atau sering dipanggil Datte, melongok tidak menduga hal ini. Dia berdiri ditengah ruangan, menyaksikan orang tua yang dulu kerja bersamanya duduk ditemani oleh makhluk asing.

"Kalian mulai akrab, ya?"

"Tidak, bodoh! Kau gak bisa lihat sekarang? Datang-datang, orang ini jadi beban dirumah aku!" Kakek itu merenggangkan punggungnya, kemudian bersenderan disofa.

"Bukannya makan aku, orang bodoh ini malah menghabiskan makanan yang aku punya! Mau makan apa aku sekarang, huh?!" Sambungnya.

"Dilihat dari manapun, kacang ini lebih menggiurkan daripada keriput yang kau punya!" Balas Jack.

Kakek tua itu bernama Miltao atau sering dipanggil Kakek Tao. Masa mudanya dipenuhi bisnis gelap, hingga semasa tuanya Kakek Tao diasingkan.

Demi kebaikan perusahaan dan juga keselamatan mantan karyawannya, begitulah cara mereka melindungi sesama rekan kerja. Walaupun sudah berumur, Kakek Tao tidak pernah mau dikasihani atau diurus layaknya bayi besar. Jadi, dia lebih memilih diasingkan daripada dirawat dipanti jompo.

"Jangan salahkan aku dong, Kakek Tao! Kan sudah aku bilang, bunuh diri aja!" Kata Datte.

"Biadab! Mana mau aku! Matinya gak keren!" Ucapnya ngegas. 

"Lah? Kalau aku makan kau, kau jadi taik juga, mana keren nya??" Jack mengejek Kakek Tao.

"Sudah-sudah!" Datte duduk menyilang diantara mereka berdua, "aku dapat kabar buruk untukmu, Jack."

Jack mengerutkan keningnya, melirik ke Datte dari samping sebelum menghadap kearahnya.

"(Y/N) dibawa kelompok Carmen, apa kamu masih ingat? Dengan perusahaan yang mau aku hancurkan waktu itu? Sebelumnya, aku sudah memintamu untuk bekerja sama denganku atau orang terdekatmu bakal celaka...," Datte tersenyum setelah raut wajah Jack berubah.

◦ ۪۪̥፧𝗦𝗼𝗹𝗶𝘃𝗮𝗴𝗮𝗻𝘁₍ꦼ🦕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang