SOLIVAGANT
03: Keanehan yang diluar nalar𑁍 𑁍 𑁍
Narong menarik Niran untuk berdiri, semuanya bangun dari tempat duduk masing-masing sambil menatap tajam kearah Robin.
Adams mengumpat, dia mengeluarkan semua amarahnya ke Robin. Sedangkan, Blury memeluk Adams dari belakang sehingga amarahnya merendah.
"You should be grateful, because of me, you can still live until now!" Robin meninggikan suaranya.
<-Indo: "Kamu harus bersyukur, karena aku, kamu masih bisa hidup sampai sekarang!""Oh yeah? Fuck that shit!" Ucap Adams sebelum meninju Robin.
BRUK!
Mereka berdua saling memukul satu sama lain lalu bergulat diatas tanah dan berhenti setelah kami mencoba untuk memisahkan mereka berdua.
Narong dan aku memegang lengan Robin, sedangkan Blury menahan pacarnya agar tidak mendekat.
Malam yang sunyi, tapi menyesakkan. Begitu banyak makian yang keluar dari mulut Adams, aku takut jika ini akan berdampak buruk nantinya.
"Shut up! Just keep your mouth shut!!" Robin tidak berusaha untuk melawan lagi, dia lebih kelihatan seperti ingin melarikan diri.
<-Indo: "Diam! Tutup saja mulutmu!!""Don't shut me! You shut up!!" Balas Adams tidak kalah kuatnya.
"Damn, you can get us all killed!!" Robin memegang erat lenganku dengan posisi waspada.
<-Indo: "Sialan, kau bisa membuat kita semua terbunuh!!""Adams!!" Bahkan, Blury jadi ikutan marah padanya.
"Calm down you two!" Narong berdiri diantara Adams dan Robin, merentangkan kedua tangannya untuk bisa memberi jarak antara mereka.
Semuanya berteriak, aku juga menguatkan suaraku agar bisa didengar sama yang lainnya. Tapi, kelihatannya suara Niran lebih kuat dari kami semua.
"PAPA!!" Pekiknya sambil menunjuk kearah semak-semak.
Kami langsung teralihkan, Narong segera menggendong Niran dan berjalan mundur sambil menghadap ke semak-semak yang tadi ditunjuk oleh anaknya.
Niran menangis, sedangkan kami bergetar setengah mati ketika apa yang sudah kami bangunkan dihutan ini mulai menunjukkan dirinya. Bahkan, kami tidak perlu lagi membungkuk seperti sebelumnya..
Semua orang disini bisa melihat makhluk itu, sama halnya dengan Niran.
Api unggun adalah satu-satunya penerang kami saat ini. Kami mundur kebelakang setelah makhluk itu mendekat sembari menjuntaikan ekor panjangnya.
Apapun itu, dia hanya menatap kami dengan manik mata hijau gelapnya.
Robin tidak melepaskan cengkramannya dari lenganku, bersiap-siap untuk hal terburuk yang mungkin saja bisa terjadi.
Kami sudah jauh dari api unggun, begitu juga dengan tenda-tenda kami. Makhluk itu menjuntaikan ekornya keatas lalu kebawah, seperti bermain-main sebelum ingin menyerang kami.
Ketika makhluk itu berdiri didepan api unggun, disaat itulah kami bisa melihat seperti apa rupanya, karena sebelumnya kami hanya bisa melihat bayangan berserta warna manik mata dan ekor.
Seorang pria, ialah makhluk berekor tadi. Tubuhnya semampai, rambut hitam seleher dan memakai jubah berwarna coklat gelap.
Ekornya yang sedari tadi menjuntai tiba-tiba menjadi lebih kaku, punggungnya mulai membungkuk dan mengeluarkan sederetan duri-duri. Dibagian sebelah mata dekat telinga muncul urat biru yang menonjol, matanya berubah menjadi hijau cerah, kukunya menajam dan dari ujung jari sampai setengah lengannya berwarna lebih pucat hijau kebiruan.
KAMU SEDANG MEMBACA
◦ ۪۪̥፧𝗦𝗼𝗹𝗶𝘃𝗮𝗴𝗮𝗻𝘁₍ꦼ🦕
Fanfictie[Eyeless Jack x readers] Berliburan terdengar menyenangkan bila dilakukan dengan benar. Aku memiliki cara untuk mendapatkan kesenangan saat berpergian jauh yaitu, Solivagant. Dimana kau tidak perlu memikirkan biaya tambahan untuk orang lain, hanya a...