𖣴⵿⃜⃟𝗖𝗵𝗮𝗽𝘁𝗲𝗿 𝗳𝗼𝘂𝗿𝘁𝗲𝗲𝗻

97 22 13
                                    

SOLIVAGANT
14: Kasih sayang yang diasingkan

𑁍 𑁍 𑁍

Badanku lesu tanpa jiwa didalamnya, aku tidak bergerak sama sekali dari tempatku berdiri. Padahal, Jack sudah lama tidak terlihat lagi didepanku. Aku masih berdiri sambil menggendong Niran, dia terus mengigau memanggil ayahnya. Apa yang harus aku lakukan?

"Umm.. hai, mau sampai kapan kau berdiri disitu? Dia akan kembali jika penting..," gadis itu memanggilku, dia menepuk bahuku lalu berdiri disebelahku.

"Aku Naga, kalau kau?" Aku mengerut dahiku bingung, ternyata naga yang dikatakan Jack adalah seorang gadis bukan seekor naga.

"Ah, aku (Y/N) dan ini Niran..," kataku sambil tersenyum paksa.

"Jangan terlalu dipikirkan, tidak ada gunanya..," Naga bicara seolah tahu apa yang aku pikirkan, justru itu yang membuatku terlihat menyedihkan.

"Daripada berdiri disini, kenapa kalian tidak duduk didekat api unggun. Hangatkan badan kalian, terutama anak itu."

Didalam goa ada api unggun, entah sejak kapan api itu menerangi isi goa. Yang awalnya kelihatan menakutkan, sekarang terlihat mengagumkan bila ada cahaya didalamnya. Beberapa batu lancip dilangit goa bersinar ketika terkena pantulan cahaya dari api unggun, mengingatkanku dengan bintang.

Aku baringkan Niran didekat api unggun. Kedua tanganku membeku, aku tidak dapat merasakan telapak tanganku untuk beberapa saat.

"Suara air itu datang dari mana?" Tanyaku, karena sedari tadi aku dengar suara air yang menetes.

Naga menunjuk ke belakang tanpa menoleh, dia bilang disana ada genangan air.

Aku berjalan kearah yang dia tunjuk, benar yang dikatakannya. Ada genangan air dan tetesan air berasal dari langit goa, dari mana air ini berasal?

Panas Niran tidak akan turun jika aku diam saja, aku merobek lagi sebelah lengan bajuku. Kemudian, membasuh kain itu digenangan air sebelum aku memperasnya hingga lembab.

"Cepat sembuh, yah?" Aku kompres kening Niran dengan menggunakan kain dilengan bajuku, sekarang kedua lengan bajuku hanya sebatas siku.

Naga menatapku dalam hening, dia tidak memalingkan wajahnya walaupun aku sudah menyadarinya.

"Aku masih belum percaya, orang seperti Jack bisa berubah karena seorang wanita. Apa kau tahu itu, (Y/N)?"

"Maaf, aku tidak mengerti dengan apa yang kau katakan.."

Naga menghela napas lalu berkata, "dia berubah, Jack terlihat berbeda dengan terakhir kali aku melihatnya."

"Dia lebih manusiawi, bahkan dia kemari setelah bersumpah akan membunuhku jika kami bertemu lagi. Aku mencium baunya dari kejauhan, tapi aku juga mencium aroma lain yang belum pernah aku jumpai dan ternyata, itu adalah kalian."

Aku mengelus rambut Niran, membiarkan dia tidur dengan tenang. Ketika aku mendengar perkataan Naga, aku terdiam lalu menatap matanya untuk sekedar memastikan bahwa dia tidak berbohong.

"Pada awalnya, aku mengira kalian sedang dalam bahaya. Dugaan aku salah setelah Jack berkata seperti itu, dia peduli sama kalian..," Naga menopang dagunya sembari mengukir tanah dengan ranting.

Aku bungkam, tidak tahu apa yang harus aku katakan untuk membalas ucapan Naga. Melihat aku hanya diam, Naga menghembuskan napas dalam sampai api unggun didepannya hampir padam.

"Kau juga peduli sama Jack, kan? Aku bisa lihat dari caramu menatap matanya," Naga mengejapkan mata lalu tersenyum.

Aku peduli pada Jack? Apa aku terlihat seperti itu dihadapan orang lain? Padahal, aku hanya memikirkan diriku sendiri selama ini. Bagaimana aku bisa peduli dengan seseorang yang aku anggap sebagai—

◦ ۪۪̥፧𝗦𝗼𝗹𝗶𝘃𝗮𝗴𝗮𝗻𝘁₍ꦼ🦕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang