Pov."pagi semua,,," sapa seorang wanita dengan senyum sumringah
"nih tante cindy bawain makanan buat kalian, ini juga ada makanan kesukaan kamu mas" maudy yang melihat kejadian itu hanya senyum smrik,
"selera anda jadi murahan banget ya" tatap maudy pada ryan juga cindy
"cindy, kok kamu mau sama suami saya?"
"padahal masih banyak cowok yang lebih keren, tapi malah milih jadi pelakor" maudy dan cindy saling bertatapan seakan akan ingin saling memangsa."dulu menentang pernikahan saya karna tau kalau saya hanya di manfaatkan, lalu sekarang kamu sendiri yang akan dimanfaatkan sama dia, atau mungkin..." maudy menggantungkan ucapannya kemudian mendekat ke arah cindy kemudian "kamu yang memanfaatkan dia? Upss"
Alaska yang mendengarkan percakapan itu sedari tadi, tiba-tiba datang menghampiri maudy dan yang lain di ambang pintu.
"loh ada tamu kok nggak di ajak masuk," ucap alaska dengan senyum devil nya
Saat cindy hendak memasuki rumah dengan perasaan happy, tiba-tiba langkah nya terhenti karna alaska mengambil makanan yang di bawa cindy.
"wah.. bawa apaan nih?" tanya alaska mengambil makanan dari tangan cindy, setelah melihat makanan itu kemudian alaska melemparnya tepat di sebelah wajah cindy.
"saya kira kamu masih punya malu.."
"ternyata urat malu nya udah putus ya" kata alaska sembari senyum devil.
"shit. Halaman rumah saya jadi kotor nih, bersihin gih sekalian angkat kaki dari rumah saya" savage acha, kemudian semua masuk kedalam rumah meninggalkan cindy di ambang pintu dengan ryan yang masih menatap cindy.
Acha menghampiri ryan kemudian berkata "kalo mau bantuhin selingkuhan lo ya silahkan, kalo engga tolong tutup pintunya ya" tinggal acha memasuki rumah.
****
Pagi kini berganti malam dan acha memutuskan untuk pergi ke kamar alaska, sesampainya di kamar alaska ternyata alaska sedang telpon dengan juan.
Suara Telpon
"Gua mau cabut sama yang lain, lo join gak?" tanya juan di sebrang
"Kemana?" tanya balik alaska
"tempat biasa. kalo join langsung kesana aja, oke bye"
tutt tut tutt.... Belum sempat alaska menjawab juan tetapi ia langsung mengakhiri percakapannya dengan alaska
Acha yang mendengan percakapan itu sedari tadi kemudian bertanya kepada alaska, "abang mau pergi?"
"iya.. kamu mau ikut?" tanya alaska diangguki acha
"yaudah kalo ikut ganti gih, jangan pake pakaian pendek kayak kemarin daripada gak abang kasih ijin buat ikut." kata alaska kemudian acha kembali ke kamarnya untuk mengganti pakaiannya.
****
Sesampainya alaska dan acha disana ternyata mereka mendapati teman-temannya sedang mengobrol dan devano memperhatikan kedatangan acha juga alaska kemudian melambaikkan tangan seakan memberitahu bahwa mereka ada disini.
Saat acha dan alaska tengah bergabung dengan mereka tiba-tiba saja bryan menotice sesuatu terhadap acha, seperti melihat ada sesuatu yang terjadi pada acha.
"cha lo kenapa? Something worng?" tanya bryan memperhatikan acha
"hah? Engga, gua gapapa" jawab acha penuh tanya seakan bagaimana bryan tau bahwa dirinya sedang ada masalah.
"gak usah bohong cha! Gua tau lo ada sesuatu, sini cerita sama gua" kata bryan menatap manik mata acha kemudian menatap alaska sekan penuh tanya ada apa dengan mereka.
Alaska kemudian menjawab pertanyaan bryan "beberapa hari kemarin nyokap sama bokap tengkar terus, ditambah masalah selingkuhan yang tadi pagi dateng kerumah. Blaa.. bla blaa" alaska menjelaskan apa yang terjadi pada mereka.
Semua teman acha dan alaska yang mendengarkan hal tersebut hanya diam mematung, mencerna setiap kata alaska karena terkejut dengan hal yang terjadi. Kemudian seusai mereka membahas hal tersebut, mereka melanjutkan perbincangan yang lain juga tidak lupa bermain sesuatu agar tidak bosan. Tak terasa waktu berjalan begitu cepat yang membuat mereka mengharuskan untuk pulang karena mereka mulai lelah.
****
Sesampainya dirumah acha memasuki kamar untuk berganti pakaian juga bersiap untuk tidur, tak lama suara keributan terdengar lagi dari kamar sebelah membuat acha lelah mendengarkannya. Acha yang tak tahan dengan keributan itu membanting barang-barang yang ada di kamarnya dan menimbulkan suara yang cukup keras, Alaska yang mendengar suara tersebut langsung menghampiri acha begitu juga kedua orangtuanya.
"AAAAA......" suara teriakan bercampur isakan acha memenusi seisi ruangan dengan tangan berlumuran darah karena pecahan beling ynag dipegangnya
"GUA CAPEK DENGER KALIAN RIBUT TERUS!!! BISA NGGAK SIH SEHARI AJA NGGAK USAH RIBUT.. HAH?!! BANGSATT"
Acha mengeluarkan semua unek-uneknya dan berhasil membuat kedua orangtuanya mematung mendengarkan ucapan acha yang cukup menusuk, karena acha tidak pernah semarah ini sebleumnya. Alaska kemudian mendekap badan adiknya dan menenangkannya dengan mengelus rambutnya dan beberapa kali mencium puncak kepalanya, acha pun melepaskan pecahan beling ditangannya dan kemudian memeluk erat alaska, acha menikmati setiap sentuhan alaska dan membuat acha tertidur dalam dekapan alaska. Kemudian alaska menggendong acha pergi menuju kamarnya karena tidak mungkin ia membiarkan adik kesayangannya tidur dikamar yang berantakan.
"MINGGIR GUA MAU LEWAT" setak alaska menghentikan lamunan keuda orang tuanya, kemudian alaska menidurkan acha di ranjang miliknya. Melihat tangan yang masih berlumuran darah, alaska pun mengambil kotak p3k yang ada di laci kamarnya, setelah alaska mengobati luka di tangan acha, ia mendapati orang tuanya yang berada di depan kamar dengan wajah khawatir terutama maudy yang terlihat ingin mendatangi acha tetapi terhalang karena alaska yang mengajaknya untuk keluar dan menutup pintunya.
"alaska itu tangan adek kamu gimana? Dia gapapa kan?" tanya maudy penuh khawatir.
"gapapa bun udah abang obatin lukanya kok, sekarang mending buna istirahat aja yaa,, udah malem" pinta alaska kemudian meninggalkan maudy menuju kamar.
****
*FLASHBACK ON 5 MINUTE AGO
Suara keributan terdengar di kamar maudy, terlihat ryan dan maudy yang sedang bertengkar, memang akhir-akhir ini mereka sering bertengkar apalagi dengan kemunculan selingkuhan ryan yang tidak lain adalah sahabat baik maudy. Ya benar, cindy adalah sahabat baik maudy yang pertemanan mereka dibilang cukup lama bahkan cindy sempat tidak merestui pernikahan maudy karena takut sahabatnya akan di bodohi dan dimanfaatkan oleh laku-laki seperti ryan.
"YAUDAH SEKARANG MAU KAMU GIMANA?"
"KITA CERAI AJALAH. DARIPADA RIBET NGURUSIN HIDUP SAYA TERUS, KAMU JUGA BISA BEBAS MELAKUKAN APAPUN" ryan-
"nggak bisa gitu dong, kalau kita cerai nanti anak-anak gimana?"
"kamu nggak mikirin masa depan mereka?" maudy-
"Loh.. kan alaska sudah mempunyai sebagian dari aset saya, toh yang saya butuhkan cuma ahli waris saja maudy! Saya tidak benar-benar mencintaimu."
"dan satu lagi setelah kita cerai, alaska ikut saya." ryan-
"fine kalo kamu beneran mau cerai, surat perceraian saya yang urus dan utuk hak asuh anak biarkan mereka sama saya" maudy-
"TIDAK! ALASKA TETAP AKAN TINGGAL BERSAMA SAYA" ryan-
"kamu tidak bisa memaksa anak-anak ryan! Kita tanyakan saya sama anak-anak" maudy-
"SAYA PASTIKAN ALASKA AKAN BERSAMA SAYA BEGITU JUGA ACH-" belum sempat ryan melanjutkan pembicaraanya terdengar suara pecahan dari kamar acha yang membuat maudy begitupun ryan langsung menghampiri acha, sesampainya disana maudy tak percaya dengan apa yang di lihatnya.
*FLASHBACK OFF
YOU ARE READING
A . A
Teen FictionSuara keributan terdengar lagi dari kamar sebelah membuat acha lelah mendengarkannya. Acha yang tak tahan dengan keributan itu membanting barang-barang yang ada di kamarnya dan menimbulkan suara yang cukup keras, Alaska yang mendengar suara tersebut...