#7. Cerai?

15 0 0
                                    

Pov.

Sang fajar telah datang, pagi hari itu terbilang sangat cerah dengan udara sejuk mengisi setiap ruangan. Pagi itu dara sudah bersiap membuat sarapan dan membuka setiap gorden dan jendela agar mendapatkan ventilasi udara yang mengisi setiap ruangan, benar saja dara dan yang lain kemarin menginap di apart alaska untuk menemani alaska dan acha agar tidak tinggal sendiri karena mereka tau keadaan alaska sedang tidak baik-baik saja.

Sarapan yang di buat dara telah jadi dan kini saatnya membangunkan yang lain, kalian bisa melihat suasana apart sekarang yang sudah menjadi kapal pecah karena semalam mereka tidak sengaja meminum alkohol yang di bawa Hendra untuk dirinya minum, tetapi teman-temannya malah ikut meminumnya hingga teler disofa dengan televisi yang menyala semalaman.

*time skip selesai makan
Mereka semua kini berpindah ke ruang televisi untuk sekedar berbincang atau bercanda gua menonton film bersama.

"Hendra anjing lo" umpat rafly tiba-tiba membuat semua orang kini melihatnya.

"Apaan anjing" balas Hendra

"Lo gak ngomong blok kalo yang kemarin itu jack daniel's bangsat" tentu saja rafly marah karena pasalnya ia meminum tanpa tau itu minuman apa, dan yang ia tau hanyalah minuman itu candu dan cukup enak menurutnya.

"Iya anjing nih, untung dara udah tidur jadi dia ngga minum" sahut Juan

"Ya maap dong mana gua tahu kalo kalian bakal minum" Hendra cengengesan sambil menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal

"Sorry ya al, gara-gara gua juga acha jadi minum" lanjutnya menatap Alaska, yang di tatapan hanya mengangguk "gapapa lagian acha juga lagi pengen minum" tambah Alaska kemudian menatap acha

"Gua sih gapapa minum lagian itu minuman favorit gua, tapi nih ya kenapa si vano ikut minum sihh!! Dia kan gabisa minum begituan" acha menatap devano sembari mengusap rambut devano

"Gua udah ingetin dia. Tapi dianya aja yang ngeyel katanya pengen nemenin lo" Bryan menjawab pertanyaan acha kemudian mengelus-elus rambut panjang yang tengah di gerai.

"Lo juga ngapain minum banyak sih cha" tambah Bryan sambil menatap acha, dan yang di tatap pun hanya cengengesan.

"Yaudah besok-besok tuh kalo mau minum ngomong dulu lah biar gak kayak gini, btw thanks ya pikiran gua sedikit teralihkan." Alaska mengakhiri perdebatan tentang minuman itu dengan teman-temannya

"Iya ntar gua ngomong dulu dah, santai aja kali gua malah seneng karena beban pikiran lo gak berat banget lah ahahahha" Hendra menutup dengan tawa diikuti semua yang tiba-tiba tertawa entah karena apa.

Saat ini setelah mereka semua berbincang dengan gelak tawa kini mereka semua bersiap diri karena alaska dan acha akan menghadiri persidangan kedua orang tuanya untuk melakukan sidang perceraian.

"dah siap semua?" dara menghampiri teman-temannya yang tengah berbincang dan menunggu kehadiran dara tentunya

"udah siap lah, kita lagi nungguin lo ya" hendra menatap kehadiran dara

"lo udah siap cha?" tanya bryan memperhatikan acha yang sedaritadi diam memikirkan bagaimana nasibnya dengan abang kesayangannya, acha memikirkan banyak hal dan bergelut dengan pikirannya, hak asuh mereka akan jatuh kepada siapa? Apakah mereka akan dipisahkan? Apakah acha akan disuruh memilih? Apakah acha hanya akan tinggal bersama abangnya. Itulah yang sedaritadi dipikirkan oleh acha, kini lamunanya buyar karna pertanyaan bryan. "eh iya udah kok" jawabnya

"lo udah siapkan nerima fakta kalo nyokap sama bokap lo cerai?" tanya juan memukul pundak alaska

"udah, gimanapun lebih baik mereka cerai. Urusan hak asuh gua sama acha kita liat nanti, gua bakal ikut siapa. yang pasti gua gak bakal ninggalin acha" jawab alaska menatap adik kesayangannya.

A . AWhere stories live. Discover now